Ra tarqiq adalah salah satu hukum ilmu tajwid pada huruf hijaiyah ra ( ﺭ ). Membaca Al-Qur'an bukan hanya sekadar membaca, melainkan harus memahami kaidah ilmu tajwid di dalamnya.
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa setiap huruf yang dibaca dalam Al-Qur'an dinilai 10 kebaikan oleh Allah SWT,
"Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran, maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya, dan aku tidak mengatakan satu huruf 'Alif Laam Miim' akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf." (HR Tirmidzi)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip buku Dasar-dasar Ilmu Tajwid susunan Dr Marzuki M Ag dan Sun Choirol Ummah S Ag M S I, hukum ilmu tajwid dalam huruf ra terdiri atas ra tarqiq, ra tafkhim dan jawazul wajhain. Simak bahasan lengkapnya berikut ini.
Apa Itu Ra Tarqiq?
Kata tarqiq diambil dari kata al tanhif yang berarti menguruskan atau menipiskan. Tarqiq disebut sebagai ungkapan tentang kekurusan yang masuk pada suara huruf ketika diucapkan sehingga mulut tidak bisa penuh dengan gemanya.
Setidaknya ada tiga alasan yang menjadikan huruf ra dibaca tarqiq, antara lain ialah:
- Apabila huruf ra ( ﺭ ) berharakat kasrah ( ِ- ) atau kasratain ( ٍٍ- ). Contohnya: رِجَالًا كَثِيرًا
- Apabila huruf ra ( ﺭ ) sukun karena dibaca waqaf didahului ya sukun ( يْ ). Contohnya: فِي كَثِيرٍ
- Apabila huruf ra ( ﺭ ) berharakat sukun, huruf sebelumnya berharakat kasrah yang asli, dan tidak terdapat huruf isti'la sesudah huruf ra ( ﺭ ). Adapun yang dimaksud huruf isti'la adalah kha (خ), ṣad (ص), ḍad (ض), ghain (غ), ṭha (ط), qaf (ق), dan zha (ظ). Contohnya: وَفِرْعَوْنَ ذِي
Contoh Bacaan Ra Tarqiq dalam Al-Qur'an
1. Surah Al-Fajr ayat 1
وَٱلْفَجْرِ
Keterangan: huruf ra kasrah di akhir kata
2. Surah An-Nisa ayat 1
رِجَالًا كَثِيرً
Keterangan: huruf ra kasrah di awal kata
3. Surah Al-Baqarah ayat 6
أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ
Keterangan: huruf ra sukun dan huruf sebelumnya berharakat kasrah
Hukum Tajwid Lainnya dalam Huruf Ra
Selain ra tarqiq, ada juga ra tafkhim dan jawazul wajhain. Masih dari sumber yang sama, ra tafkhim kebalikan dari ra tarqiq yang berarti menebalkan.
Ra tafkhim didefinisikan sebagai ungkapan tentang ketebalan yang masuk pada suara huruf ketika diucapkan sehingga memenuhi mulut dengan gemanya. Adapun, faktor yang mendasari berlakunya hukum ra tafkhim ialah:
- Apabila huruf ra ( ﺭ ) berharakat dammah ( ُ- ), fathah ( ﹷ ), fathatain ( ً- ), atau dammatain ( ٌ- ). Contohnya: سَيَصْلَىٰ نَارًا
- Apabila huruf ra ( ﺭ ) berharakat sukun dan huruf sebelumnya fathah atau dammah. Contohnya: وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ
- Apabila huruf ra ( ﺭ ) berharakat sukun dan huruf sebelumnya berharakat kasrah tetapi kasrahnya tidak asli dari kalimat itu. Contohnya: رَبِّ ارْحَمْهُمَا
- Apabila huruf ra ( ﺭ ) berharakat sukun, huruf sebelumnya berharakat kasrah asli, dan terdapat salah satu huruf isti'la sesudah huruf ra ( ﺭ ). Contohnya: كُلِّ فِرْقَةٍ
Kemudian, ada juga yang disebut dengan jawazul wajhain. Hukum tajwid ini artinya huruf ra dapat dibaca tafkhim dan tarqiq.
Jawazul wajhain hanya berlaku jika ada huruf ra sukun huruf sebelumnya berharakat kasrah dan sesudanya berupa huruf isti'la. Contohnya sebagai berikut,
مِنْ عِرْضِهِ - بِحِرْصٍ
Demikian pembahasan mengenai hukum ra tarqiq dan informasi terkaitnya. Semoga bermanfaat.
(aeb/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi