Madinatul Munawwarah Nama Lain Kota Madinah, Apa Artinya?

Madinatul Munawwarah Nama Lain Kota Madinah, Apa Artinya?

Jihan Najla Qatrunnada - detikHikmah
Senin, 23 Okt 2023 09:30 WIB
Jemaah tiba di Madinah usai menunaikan haji 2023.
Masjid Nabawi di Madinah. Foto: Saudi Press Agency
Jakarta -

Madinatul Munawarah adalah sebuah nama kota yang sering umat Islam dengar. Di kota ini, dakwah Nabi Muhammad SAW diterima dengan baik sehingga Islam bisa berkembang dengan pesat.

Sebelum menuju pembahasan peran kepemimpinan Nabi Muhammad SAW di Madinatul Munawwarah, tentu kita perlu mengenal kehidupan di kota Rasulullah SAW bersama para sahabat hijrah terlebih dahulu.

Awalnya, kota yang didatangi oleh Rasulullah SAW dan para sahabat saat keluar dari Makkah pada tahun 622 Masehi itu bernama Yatsrib, jelas buku Blak-blakan Bahas Mapel Pendidikan Agama Islam SMP oleh Jondra Pianda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, Nabi Muhammad mengganti nama Kota Yatsrib menjadi "Madinatul Munawwarah" yang artinya "kota yang bercahaya." Sebagian orang juga menyebut kota ini sebagai "Madinah An-Nabawi" yang artinya "kotanya nabi."

Kata Yastrib sendiri tercantum dalam Al-Qur'an yakni surat Al-Ahzab ayat 13:

ADVERTISEMENT

وَΨ₯ِذْ Ω‚ΩŽΨ§Ω„ΩŽΨͺ Ψ·Ω‘ΩŽΨ§Ω“Ψ¦ΩΩΩŽΨ©ΩŒ مِّنْهُمْ ΩŠΩŽΩ°Ω“Ψ£ΩŽΩ‡Ω’Ω„ΩŽ ΩŠΩŽΨ«Ω’Ψ±ΩΨ¨ΩŽ Ω„ΩŽΨ§ Ω…ΩΩ‚ΩŽΨ§Ω…ΩŽ Ω„ΩŽΩƒΩΩ…Ω’ ΩΩŽΩ±Ψ±Ω’Ψ¬ΩΨΉΩΩˆΨ§ΫŸ ۚ ΩˆΩŽΩŠΩŽΨ³Ω’ΨͺΩŽΩ€Ω”Ω’Ψ°ΩΩ†Ω ΩΩŽΨ±ΩΩŠΩ‚ΩŒ مِّنْهُمُ Ω±Ω„Ω†Ω‘ΩŽΨ¨ΩΩ‰Ω‘ΩŽ ΩŠΩŽΩ‚ΩΩˆΩ„ΩΩˆΩ†ΩŽ Ψ₯ΩΩ†Ω‘ΩŽ بُيُوΨͺΩŽΩ†ΩŽΨ§ ΨΉΩŽΩˆΩ’Ψ±ΩŽΨ©ΩŒ ΩˆΩŽΩ…ΩŽΨ§ Ω‡ΩΩ‰ΩŽ Ψ¨ΩΨΉΩŽΩˆΩ’Ψ±ΩŽΨ©Ω Ϋ– Ψ₯ِن ΩŠΩΨ±ΩΩŠΨ―ΩΩˆΩ†ΩŽ Ψ₯ΩΩ„Ω‘ΩŽΨ§ ΩΩΨ±ΩŽΨ§Ψ±Ω‹Ψ§

Arab-Latin: Wa iΕΌ qālat ṭā`ifatum min-hum yā ahla yaαΉ‘riba lā muqāma lakum farji'α»₯, wa yasta`ΕΌinu farΔ«qum min-humun-nabiyya yaqα»₯lα»₯na inna buyα»₯tanā 'aurah, wa mā hiya bi'aurah, iy yurΔ«dα»₯na illā firārā

Artinya: Dan (ingatlah) ketika segolongan di antara mereka berkata: "Hai penduduk Yatsrib (Madinah), tidak ada tempat bagimu, maka kembalilah kamu". Dan sebahagian dari mereka minta izin kepada Nabi (untuk kembali pulang) dengan berkata: "Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada penjaga)". Dan rumah-rumah itu sekali-kali tidak terbuka, mereka tidak lain hanya hendak lari.

Kota ini diberi nama Madinatul Munawwarah tidak lain karena sejak Nabi Muhammad SAW datang ke kota ini, pengaruh kenabian beliau tampak bagaikan cahaya yang menyinari ruang gelap. Beliau mampu membangun kota ini dengan sangat pesat.

Madinah juga merupakan kota yang lokasinya ada di pantai barat Laut Merah, sekitar 600 km sebelah utara kota Mekkah. Jarak antara kota Mekkah ke Madinah adalah 450 km. Kota Madinah menjadi kota penghasil kurma, delima, persik dan anggur.

Kondisi masyarakatnya saat itu sebelum kedatangan Islam sangat beragam. Mereka memeluk agama yang berbeda-beda, mulai dari Nasrani, Yahudi, maupun Paganisme (menyembah berhala). Hal ini disebabkan oleh perpecahan ke dalam beberapa kabilah dengan kepemimpinan berada di kabilah yang terkuat.

Sejak kedatangan Nabi Muhammad SAW pula, Madinah yang awalnya adalah sebuah dusun subur berubah menjadi madinatur rasul atau kota rasul (Nabi Muhammad SAW). Rasulullah SAW juga berperan menjadi pemimpin yang bisa diteladani umat muslim.

Terdapat beberapa peran kepemimpinan Nabi Muhammad SAW yang bisa diteladani, antara lain:

1. Merangkul Semua Masyarakat Madinatul Munawwarah

Ketika sedang melakukan perjalanan hijrah menuju Madinatul Munawwarah, Nabi Muhammad SAW selalu mendapat tawaran untuk singgah di rumah mereka. Tetapi beliau selalu menolaknya dengan halus.

Apabila Rasulullah SAW diundang untuk menginap di rumah masyarakat sana, beliau menjawab, "Saya akan menginap di mana untaku akan berhenti." Beliau juga akan tetap ramah dan baik kepada mereka.

2. Membangun Masjid di Madinatul Munawwarah

Peran kepemimpinan Rasulullah SAW yang kedua di Madinatul Munawwarah adalah mendirikan masjid. Ini adalah pembangunan pertama yang dilakukan oleh beliau ketika sampai di kota tersebut. Beliau bahkan belum sempat membuat rumahnya sendiri, melainkan langsung membuat masjid.

Masjid yang dibangun di Madinatul Munawwarah ini dikenal dengan nama Masjid Nabawi. Masjid ini berdiri pada sebidang tanah milik anak yatim Sahal dan Suhail yang sudah dibeli oleh Rasulullah SAW.

3. Menyatukan Kaum Muhajirin dan Anshar

Kaum Anshar adalah penduduk asli Madinatul Munawwarah yang sudah memiliki tempat tinggal di sana, sedangkan Muhajirin adalah umat Islam yang hijrah dari Makkah bersama Nabi Muhammad SAW.

Rasulullah SAW berhasil menyatukan keduanya sehingga mereka saling tolong menolong, untuk urusan sosial maupun urusan Agama. Kaum Anshar dengan ikhlas karena Allah SWT mau membantu saudara seimannya untuk bisa tinggal di Madinah.

4. Memberi Kebebasan Beragama

Peran kepemimpinan Nabi Muhammad SAW yang keempat adalah memberikan kebebasan memilih agama bagi orang-orang Madinatul Munawwarah. Beliau membiarkan orang-orang Yahudi dan Nasrani untuk menganut kepercayaan mereka masing-masing dan bahkan untuk menyebarkan ajarannya.

Sebab, hanya dengan kebebasanlah yang menjamin dunia ini mencapai kemajuan. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW selalu cinta damai. Beliau tidak akan memilih jalan perang kalau tidak terpaksa karena membela kebebasan, agama, dan kepercayaan.

Mengenai persatuan dari berbagai agama ini, Rasulullah SAW membuat sebuah perjanjian antara kaum Muhajirin dan Anshar dengan kaum Yahudi yang terkenal dengan sebutan "Piagam Madinah."

Piagam Madinah ini berisi tentang pengakuan kedua belah pihak mengenai agama, menjaga harta benda, dan menjaga Madinatul Munawwarah dari serangan musuh.




(lus/lus)

Hide Ads