Sejarah Berdirinya Dinasti Fatimiyah hingga Keruntuhannya

Sejarah Berdirinya Dinasti Fatimiyah hingga Keruntuhannya

Jihan Najla Qatrunnada - detikHikmah
Minggu, 22 Okt 2023 16:01 WIB
Egypt - Cairo - Al-Azhar Mosque, known in Egypt simply as al-Azhar, is a mosque in Cairo, Egypt in the historic Islamic core of the city.
Masjid Al-Azhar di Kairo, Mesir, salah satu peninggalan Dinasti Fatimiyah. Foto: Getty Images/Shady Elsakka
Jakarta -

Dinasti Fatimiyah adalah dinasti Islam beraliran syi'ah yang berdiri di Tunisia. Dinasti ini akhirnya runtuh setelah berkuasa selama dua setengah abad.

Berikut adalah sejarah singkat mengenai Dinasti Fatimiyah sebagaimana dirangkum dari buku Pesona Baghdad & Andalusia: Meneropong Masa Kejayaan Islam di Baghdad dan Andalusia karya Rizem Aizid.

Berdirinya Dinasti Fatimiyah

Dinasti Fatimiyah diambil dari nama putri Rasulullah SAW dan istri dari Ali bin Abi Thalib RA. Dinasti ini muncul di barat Baghdad dan menjadi salah satu dinasti paling terkenal di sana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang tokoh Islam Syi'ah Isma'iliyah bernama Sa'id bin Al-Husain merupakan pendiri dari Dinasti Fatimiyah ini. Ia membangun dinasti ini di Tunisia pada 909 M dan menjuluki dirinya sebagai Ubaidillah Al-Mahdi.

Dinasti Fatimiyah menganut aliran Syi'ah. Oleh sebab itu mereka tidak bisa bersatu dengan Dinasti Abbasiyah yang beraliran Sunni dan memisahkan diri untuk membentuk dinasti sendiri.

ADVERTISEMENT

Pengaruh Dinasti Fatimiyah yang semakin besar membuat mereka akhirnya melakukan perluasan ke beberapa daerah. Dinasti Fatimiyah pun berhasil menguasai Alexandria, Syiria, Malta, Sardinia, Korsika, dan pulau-pulau lainnya.

Pemimpin Dinasti Fatimiyah

Dinasti Fatimiyah pertama kali dipimpin oleh Al-Mahdi yang bernama asli Sa'id bin Al-Husain. Dirinya berhasil membangun kota baru di pantai Tunisia dan diberi nama Kota Al-Mahdi pada tahun 920 M.

Pada tahun 934 M, Al-Mahdi meninggal dunia. Selanjutnya Dinasti Fatimiyah dipimpin setidaknya oleh 14 orang penguasa sampai masa keruntuhannya.

Para Pemimpin Dinasti Fatimiyah yaitu:

1. Ubaidillah al-Mahdi (909 M-934 M)

2. Abu al-Qasim Muhammad al-Qa'im Biamrullah bin Ubaidilah al-Mahdi (934 M-946 M)

3. Abu Zahir Ismail al-Mansur Billah (946 M-953 M)

4. Abu Tamim Ma'ad al-Mu'iz Lidinillah (953 M-975 M)

5. Abu Mansur Nizar al-'Aziz Billah (975 M-996 M)

6. Abu 'Ali al-Mansur al-Hakim Biamrullah (996 M-1021 M)

7. Abu al-Hasan 'Ali al-Zahir Lidinillah (1021 M-1036M)

8. Abu Tamim Ma'ad al-Mustansir Billah (1036 M-1094 M)

9. Al-Musta'li Billah (1094 M-1101 M)

10. Al-Amir Biahkamullah (1101 M-1130 M)

11. 'Abd al-Majid al-Hafiz (1130 M-1149 M)

12. Al-Zafir (1149 M-1154 M)

13. Al-Fa'iz (1154 M-1160 M)

14. Al-'Adid (1160 M-1171 M)

Puncak Kejayaan Dinasti Fatimiyah

Setelah wafatnya Al-Mahdi, kepemimpinan Dinasti Fatimiyah diganti oleh Al-Qasim. Dirinya berhasil menaklukkan Genoa dan wilayah sepanjang Calabria. Dirinya juga berhasil menumpas pemberontakan Abu Yazid Makad.

Pada kekuasaan Abu Tamim Ma'ad Al-Mu'iz, daerah Mesir berhasil ditaklukkan oleh Dinasti Fatimiyah. Kota baru bernama Al-Qahirah (Kairo) pun juga berhasil didirikan untuk kekuatan militer.

Kekuatan militer itu dipimpin oleh jenderal yang bernama Jenderal Jauhar. Dirinya berjasa dalam pembangunan Universitas Islam Al-Azhar yang berdiri hingga sekarang.

Puncak kejayaan Dinasti Fatimiyah berada di tangan Abu Mansur Nizar Al-'Aziz Billah atau sering disebut dengan Al-Aziz.

Al-Aziz berhasil membuat Dinasti Fatimiyah menjadi dinasti Islam terbesar di kawasan Mediterania Timur dan lebih terkenal dari Dinasti Abbasiyah.

Puncak kejayaan Dinasti Fatimiyah ini ditandai dengan pembangunan istana yang begitu megah bahkan membutuhkan 12.000 pelayan, 10.000 pengurus kuda, serta 8.000 pengurus lainnya.

Kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya juga berada di posisi tertinggi. Mereka bahkan tidak membutuhkan penjagaan atau mengunci toko-toko perhiasan serta bank-bank mereka.

Al-Aziz juga memiliki 20.000 rumah di ibu kota yang dibangun dengan ketinggian enam lantai. Bukan hal yang lazim pada masa itu.

Selain memiliki harta yang banyak, Al-Aziz tetap menyandang sebagai pemimpin yang bijaksana dan murah hati. Ia sering menyedekahkan harta pribadinya kepada rakyat yang membutuhkan dengan jumlah yang besar.

Keruntuhan Dinasti Fatimiyah

Awal mula keruntuhan Dinasti Fatimiyah adalah wafatnya Al-Aziz. Al-Hakim yang ditunjuk sebagai pemimpin selanjutnya tidak mampu mempertahankan kejayaan tersebut.

Walaupun Al-Hakim berhasil mendirikan Darul Hikmah--sebuah pusat pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan--Dinasti Fatimiyah terus mengalami kemunduran karena sifatnya yang keras dan kejam.

Al-Hakim gemar mendeskriminasi umat Kristen dan Yahudi. Beberapa gereja dan kuburan suci umat Kristen juga turut dihancurkan olehnya.

Tak hanya itu, Al-Hakim juga tidak segan untuk membunuh orang yang tidak disukainya. Dirinya pun pernah membakar sebuah desa tanpa alasan yang jelas.

Al-Hakim akhirnya tewas terbunuh pada saat melakukan perjalanan sendiri. Belum pasti siapa yang membunuhnya, namun ada yang menyebut ia dibunuh oleh adiknya sendiri, Siti Al-Muluk.

Akhirnya, Dinasti Fatimiyah benar-benar runtuh ketika kekuasaan berada di tangan Al-'Aidid pada tahun 1171 M. Salah satu penyebabnya adalah kedatangan pasukan Nuruddin Az-Zanki yang berniat merebut kekuasaan Dinasti Fatimiyah sebelum direbut oleh Tentara Salib dalam Perang Salib.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads