Tentang Muroqi Jumat, dari Perannya dalam Salat dan Bacaannya

Tentang Muroqi Jumat, dari Perannya dalam Salat dan Bacaannya

Rahma Harbani - detikHikmah
Jumat, 20 Okt 2023 09:30 WIB
Massa Aksi GNPF 55 Sholat Jumat Berjamaah

Massa aksi GNPF 55 laksanakan ibadah Sholat jumat berjamaah di Masjid Istiqlal, Jumat (05/05/2017). Usai menjalani Shalat Jumat, Para massa GNPF rencananya akan menggeruduk Mahkamah Agung untuk mempertanyakan tuntutan sidang yang sangat ringan untuk terdakwa penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama. Grandyos Zafna/detikcom
Ilustrasi salat Jumat. (Foto: Grandyos Zafna/detikcom)
Jakarta -

Muroqi atau muraqqi juga dikenal sebagai bilal dalam salat Jumat. Pada dasarnya, muroqi bertugas untuk memberi aba-aba sebelum dimulainya khutbah Jumat maupun salat.

Dikutip dari buku Santri Salaf Menjawab Jilid 2; Buku Besar Keputusan Bahtsul Masail oleh Tim Kajian Fikih Pondok Pesantren Sidogiri, muroqi juga bertugas dalam memberikan instruksi bahwa khutbah Jumat akan segera dilaksanakan. Untuk itu, muroqi akan berseru kepada hadirin supaya tenang guna mendengarkan khutbah.

Peran muroqi tersebut pada pelaksanaan salat Jumat termasuk dalam perkara baru yang dianggap baik atau bid'ah hasanah. Sebab, praktik pengangkatan muroqi tersebut tidak ditemukan pada zaman nabi maupun generasi awal Islam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tetap dianggap bi'dah hasanah karena pengamalannya mencontoh Rasulullah SAW pada saat haji wada. Saat itu, dikutip dari Syaikh Muhammad Amin al Kurdi dalam Kitab Tanwir Qulub, Rasulullah SAW meminta seseorang agar jemaah dapat menyimak khutbah yang hendak disampaikannya.

Mayoritas ulama mazhab kecuali mazhab menyebutkan hal serupa. Salah satunya Mazhab Maliki dari Syaikh Ahmad an Nafrani al Maliki dalam al Fawakih ad Dawani berpendapat bahwa di dalam tugas muroqi mengandung unsur ajakan untuk menghindar dari perbuatan yang diharamkan saat khutbah.

ADVERTISEMENT

Di samping itu, ahli fiqih Syafi'iyah Ibnu Hajar al Haitami dalam Tuhfatul Muhtaj mengategorikan pengangkatan muroqi Jumat sebagai bid'ah hasanah karena ada dorongan untuk bersholawat kepada Rasulullah SAW dan meminta jemaah diam dengan membaca hadits shahih yang dibaca nabi dalam khutbahnya.

"Ibnu Hajar mengambil dasar hukum tentang bilal ini yaitu ketika Rasulullah SAW khutbah di Arafah, beliau menyuruh sahabat agar menyuruh orang-orang diam," tulis Hasyiyah Qulyubi yang diterjemahkan Ma'ruf Khozin dalam buku 100 Hujjah Aswaja Yang Dituduh Bid'ah, Sesat, Syirik, dan Kafir.

Sementara itu, dikutip dari Ibnu Abidin dalam Hasyiyah Radd al Mukhtar, pandangan ulama Hanafiyah juga memberikan status hukum yang sama dengan Syafi'iyah dan menutup fatwa dari Ibnu Hajar.

Contoh Bacaan Muroqi dalam Salat Jumat

Adapun bacaan bilal sholat Jumat di setiap daerah dimungkinkan ada perbedaan. Hal ini disebabkan dari ketiadaan acuan baku mengenai hal itu. Meski demikian, berikut bacaan muroqi salat Jumat secara umum.

1. Muroqi menghadap posisi dekat mimbar membawa tongkat menghadap jemaah. Setelah khatib naik mimbar, muroqi membaca lafaz Ma'asyiral berikut.

مَعَاشِرَالْمُسْلِمِينَ، وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِينَ رَحِمَكُمُ اللهِ، رُوِيَ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَنْصِتْ، وَاْلإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ (أَنْصِتُوا وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا رَحِمَكُمُ اللهِ ٢×) أَنْصِتُوا وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Bacaan latin: Ma'asyiral muslimin wazumrotal mu'miniina rohimakumulloh, ruwiya 'an Abi Huroirota rodliyallohu 'anhu annahu qool, qoola rosulullohi shollallohu 'alaihi wa sallam, idza qulta lishohibika yaumal jum'ati anshit, wal imaamu yakhtubu faqod laghout, (anshitu wasma'uu wa athi'uu rohimakumulloh 2x). Anshitu wasma'uu wa athi'uu la'allakum turhamuun.

2. Setelah khatib mengucapkan salam kepada jemaah dan duduk, muroqi mengumandangkan azan. Selesai azan, bilal terus duduk, sedangkan khatib terus berdiri dan memulai khutbah.

3. Selesai khutbah pertama, muroqi membaca sholawat yang dibaca di antara dua khutbah yaitu sebagai berikut.

اللَّـٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اللَّـٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اللَّـٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللّٰهُمَّ قَوِّ الاِسْلَامَ مِنَ المُسْلِمِينَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالمُؤْمِنَاتِ وَأَيِّدْهُمْ عَلَى مُعَانِ الدِّيْنَ وَاخْتِمْ لَنَا مِنكَ بِالخَيرِ وَيَا خَيْرَ النَّاصِرِينَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

Bacaan latin: Allahumma sholli 'alaa sayyidina muhammad. allahumma sholli 'alaa sayyidina muhammad. allahumma sholli 'alaa sayyidina muhammadiw wa'alaa aali sayyidina muhammad. allahumma qowwil islam. minal muslimiin wal muslimaat. walmukminiina wal mukminaat. waayyidhum 'alaa mu'aniddin. wakhtim lana minka bilkhoir. waya khoiron naasiriina birohmatika yaa arhamarroohimiin.

4. Selesai bacaan sholawat tersebut, khatib kembali berdiri dan memulai lagi khutbah keduanya.

5. Setelah khutbah kedua selesai, bilal langsung mengumandangkan iqomah.

Salat Jumat adalah ibadah yang dikerjakan di hari Jumat pada waktu Zuhur. Tata cara salat Jumat tidak jauh berbeda dengan salat wajib lainnya, hanya saja salat ini terdiri dari dua rakaat dan diawali dua khutbah.




(rah/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads