Makkah merupakan tempat yang suci bagi umat Islam seluruh dunia. Sumber sejarah menyebut, Makkah sudah dihuni jauh sebelum kedatangan Islam. Siapa yang pertama kali tinggal di Makkah? Bagaimana sejarahnya?
Orang yang pertama kali tinggal di Makkah adalah Nabi Ibrahim AS, sebagaimana dinukil dari buku Keajaiban Masjid Nabawi yang ditulis oleh M. Irawan.
Awal mulanya, Nabi Ibrahim AS keluar dari kampung halamannya di Syam menuju tanah Hijaz pada abad ke-9 sebelum Masehi. Tempat itu berbentuk lembah yang sangat gersang, tidak memiliki tanaman, dan dikelilingi oleh bukit-bukit berbatu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di lembah gersang inilah, lahir keturunan-keturunan dari Nabi Ibrahim AS yang sebagian mengemban tugas sebagai nabi maupun rasul dan menyebarkan ajaran tauhid. Kemudian, tempat yang sudah menjadi negeri itu akhirnya disebut sebagai Makkah.
Masih dalam sumber yang sama, dikatakan bahwa terdapat perbedaan pendapat di antara para sejarawan mengenai siapa yang pertama kali menghuni atau memimpin Makkah.
Sejarawan yang mengatakan bahwa Nabi Ibrahim AS adalah orang yang pertama kali tinggal di Makkah dilandaskan pada doa Nabi Ibrahim surah Ibrahim ayat 37 yang berbunyi,
Ψ±ΩΨ¨ΩΩΩΩΨ§Ω Ψ§ΩΩΩΩΩΩΩ Ψ§ΩΨ³ΩΩΩΩΩΨͺΩ Ω ΩΩΩ Ψ°ΩΨ±ΩΩΩΩΩΨͺΩΩΩ Ψ¨ΩΩΩΨ§Ψ―Ω ΨΊΩΩΩΨ±Ω Ψ°ΩΩΩ Ψ²ΩΨ±ΩΨΉΩ ΨΉΩΩΩΨ―Ω Ψ¨ΩΩΩΨͺΩΩΩ Ψ§ΩΩΩ ΩΨΩΨ±ΩΩΩ ΩΫ Ψ±ΩΨ¨ΩΩΩΩΨ§ ΩΩΩΩΩΩΩΩΩ ΩΩΨ§ Ψ§ΩΨ΅ΩΩΩΩ°ΩΨ©Ω ΩΩΨ§Ψ¬ΩΨΉΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΩΩΨ―ΩΨ©Ω Ω ΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΨ§Ψ³Ω ΨͺΩΩΩΩΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΨ§Ψ±ΩΨ²ΩΩΩΩΩΩ Ω Ω ΩΩΩΩ Ψ§ΩΨ«ΩΩΩ ΩΨ±Ω°ΨͺΩ ΩΩΨΉΩΩΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΨ΄ΩΩΩΨ±ΩΩΩΩΩ Ω£Ω§
Artinya: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak ada tanamannya (dan berada) di sisi rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (demikian itu kami lakukan) agar mereka melaksanakan salat. Maka, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan anugerahilah mereka rezeki dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur."
Dalam ayat tersebut, Nabi Ibrahim AS tidak menyebutkan balad (negeri), melainkan menyebutnya dengan wadi (lembah), artinya kawasan itu sepi dan tidak ada yang menghuni.
Selain itu, tidak ditemukan ayat-ayat atau hadits shahih yang menjelaskan atau mengisyaratkan adanya Makkah sebelum kedatangan Nabi Ibrahim AS.
Para sejarawan yang berkeyakinan seperti ini mengatakan bahwa tidak ada syariat menyucikan Makkah sebagai Tanah Haram serta menyeru manusia untuk mendatanginya kecuali setelah Nabi Ibrahim AS menghuni tempat tersebut.
Pendapat para sejarawan yang kedua adalah mereka yang percaya Nabi Ibrahim AS bukan orang yang pertama kali tinggal di Makkah. Bahkan mereka berkeyakinan bahwa Makkah telah ada sejak zaman Nabi Adam AS.
Mereka percaya Makkah sudah dimakmurkan sebelum Nabi Ibrahim AS datang. Kota ini pernah hijau dan ditumbuhi tanaman, dan pernah menjadi gersang. Oleh karena itu, Makkah memiliki julukan ummul qura atau ibunya negeri-negeri.
Pemegang Kekuasaan Makkah dan Runtuhnya Kekuasaan Suku Jurhum
Makkah awalnya adalah tempat untuk singgah para kafilah yang lewat. Hanya Nabi Ibrahim AS yang menjadikannya tempat untuk bermukim dan tinggal bersama Hajar dan Ismail, jelas buku Membaca Sirah Nabi Muhammad: Dalam Sorotan Al-Qur'an dan Hadis-Hadis Shahih (Edisi Baru) oleh M Quraish Shihab.
Kakek Nabi Muhammad SAW yang keempat, Qushay, adalah orang yang berjasa mengajak sukunya untuk bermukim di sana dan menjadikan tempat itu menjadi pemukiman. Sehingga tempat itu menjadi pemukiman suku Quraisy dan keluarga non-Arab lainnya.
Dalam sumber sebelumnya dijelaskan bahwa sebelum dihuni oleh Qushay, Makkah telah lebih dahulu dihuni oleh Nabi Ismail AS dan keturunannya yang berasal dari suku Jurhum (dari garis keturunan istrinya yang merupakan wanita Jurhum).
Setelah Nabi Ismail AS wafat, penjagaan atas Baitullah Al-Haram diserahkan kepada putranya, Nabit. Ada yang menyebutkan Nabit sendiri yang mengelola Baitullah, namun ada juga yang berpendapat kekuasaan itu diserahkan pada pamannya dari suku Jurhum.
Ibnu Hisyam turut menjelaskan dalam Sirah-nya bahwa Makkah awalnya diperintah oleh dua kabilah besar, Jurhum di sebelah utara dan Qathura di sebelah selatan.
Keduanya lantas mengalami konflik yang berujung pada peperangan. Setelah melalui perundingan, disepakati bahwa suku Jurhum-lah yang menjadi kabilah yang memimpin Makkah.
Kemudian muncullah kesombongan dan penyelewengan kekuasaan oleh suku Jurhum terhadap para peziarah Ka'bah. Perbuatan-perbuatan keji di Ka'bah pun juga mereka lakukan. Hal ini lantas membuat Abdu Manaf dan oposisi lain geram.
Akhirnya, Abdu Manaf dan para kabilah Khuza'ah bergabung untuk menumpaskan kekejian suku Jurhum ini. Setelahnya suku Jurhum terusir dan kekuasaan berpindah ke tangan kabilah Khuza'ah.
Selanjutnya, kekuasaan Makkah jatuh pada kabilah Khuza'ah yang berkuasa sekitar 500-800 tahun. Sumber lain menyebut mereka berkuasa selama 300 tahun, sebagaimana tertulis dalam Sirah Nabawiyyah oleh Syekh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri.
Di masa kepemimpinan Khuza'ah, perang antara Khuza'ah dengan bani Quraisy untuk memperebutkan kekuasaan atas Makkah tak dapat dibendung. Perang ini berakhir dengan berkuasanya Qushay atas urusan kota Makkah dan Ka'bah.
Kekuasaan Qushay atas kota Makkah dan Ka'bah berlangsung antara abad 5 M, yaitu pada 440 M. Lalu kepemimpinan dilanjutkan oleh anaknya, Abdu Manaf yang juga memiliki kharisma pemimpin di masa hidupnya.
Saat Qushay meninggal dunia, anak-anaknya dengan taat menjalankan wasiatnya. Sehingga tidak terjadi perseteruan apa pun di antara mereka. Namun ketika Abdu Manaf meninggal, anak-anaknya bersaing keras dengan anak-anak paman mereka, Abdud Dar, untuk memperebutkan wewenang atas kekuasaan kepengurusan Ka'bah dan haji.
Akhirnya suku Quraisy sepakat untuk membagi kekuasaan antara mereka. Hasyim bin Abdu Manaf akhirnya terpilih sebagai pengelola siqayah (mengelola air minum jamaah haji) dan ridafah (menyediakan makanan jamaah haji). Tugas ini diteruskan sampai datangnya Islam, yang saat itu dipegang oleh Al-Abbas bin Abdul Muthalib.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina