Nabi Muhammad SAW berada dalam asuhan kakeknya sepeninggalan kedua orang tuanya. Namun, tak lama diasuh, sang kakek wafat. Rasulullah SAW kemudian diasuh oleh pamannya dan ketika umur 9 tahun Nabi Muhammad SAW berdagang bersama sang paman.
Rasulullah SAW harus melewati berbagai ujian sejak kecil. Beliau terlahir sebagai seorang yatim dan di usianya yang baru menginjak 6 tahun beliau menjadi yatim piatu karena wafatnya sang ibunda.
Kehidupan Awal Nabi Muhammad
Dikutip dari buku Kisah Nabi Muhammad SAW karya Ajen Dianawati, kedua orang tua Nabi Muhammad SAW telah wafat sejak beliau kecil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ayahnya yang bernama Abdullah telah wafat ketika Nabi Muhammad SAW masih di dalam kandungan, sedangkan ibunya yang bernama Aminah wafat ketika Nabi Muhammad SAW berusia enam tahun. Setelah wafatnya sang ibu, beliau diasuh oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib selama dua tahun.
Kakek Nabi Muhammad SAW wafat setelah dua tahun mengasuhnya. Kemudian, beliau diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib. Bersama pamannya inilah Nabi Muhammad SAW mulai belajar untuk mencari nafkah dan bekerja keras.
Keinginan Nabi Muhammad untuk Berdagang
Masih mengutip dari sumber buku yang sama, paman Nabi Muhammad SAW ini mempunyai anak yang banyak, namun harta yang dimilikinya tidak banyak.
Keadaan pamannya tersebut membuat Nabi Muhammad SAW berniat untuk membantu pamannya berdagang ke Negeri Syam. Namun karena usia Nabi Muhammad masih sangat muda, Abu Thalib tidak mengizinkannya untuk ikut berdagang bersamanya.
Dikutip dari buku Etika Bisnis Nabi Muhammad SAW: Sejarah, Ajaran dan Praktik karya Ubbadul Adzkiya', Nabi Muhammad SAW pun memutuskan untuk menggembala kambing penduduk Arab di padang pasir guna meringankan beban pamannya dan memenuhi kebutuhannya.
Perjalanan Dagang Pertama Nabi Muhammad
Menurut buku Mengenal Tuhan karya Bey Arifin, Nabi Muhammad SAW pertama kali ikut pamannya berdagang ketika umur 9 tahun. Beliau dibawa pamannya berdagang ke negeri Syam menyertai satu kafilah. Sementara itu, pendapat lain menyebut Nabi Muhammad SAW mulai ikut berdagang ketika berusia 12 tahun.
Dikatakan bahwa ketika Nabi Muhammad SAW berusia 12 tahun, beliau melakukan perjalanan dagang bersama pamannya, Abu Thalib dari Makkah ke Syam (sekarang negara-negara bagian barat Saudi seperti Syria, Palestina, Yordania, dan Lebanon).
Dalam perjalanan dagang tersebut, Nabi Muhammad SAW belajar tentang ilmu perdagangan dengan mendetail. Bersama pamannya, Nabi Muhammad SAW melanjutkan perjalanan berdagang hingga bisnis dagang mereka pun berkembang dengan pesat.
Kafilah dagang yang di dalamnya ada Rasulullah SAW selalu mendapatkan naungan awan selama perjalanan, sebagaimana dijelaskan dalam buku Cara Mudah Memahami Sejarah Islam karya Ahmad Choirul Rofiq.
Ke Daerah Mana Nabi Muhammad Berdagang?
Masih mengutip dari sumber buku yang sama, rentang umur 17-20 tahun, Nabi Muhammad SAW telah melakukan perjalanan berdagang ke berbagai negara tetangga, terutama di dekat perbatasan Arab, kota-kota dagang di Yaman, Bahwain, bahkan mungkin ke Abyssinia (wilayah kekaisaran Ethiopia).
Dikutip dari buku Sejarah Pemikiran Ekonom Islam (1): Kebijakan dan Praktek Ekonomi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam karya Robi, Nabi Muhammad SAW mengunjungi setidaknya 13 pasar dalam usaha perdagangannya, yaitu di Pasar Dumatul Jandal, Pasar Mushaqar, Pasar Suhar, Pasar Daba, Pasar Shihir atau Maharah, Pasar Aden, Pasar San'a, Pasar Rabiyah, Pasar Ukaz, Pasar Dzul Majaz, Pasar Mina, Pasar Nazat, dan Pasar Hijr.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Eks Menag Yaqut Tegaskan 2 Rumah Rp 6,5 M yang Disita KPK Bukan Miliknya
Perjalanan Umrah Ruben Onsu, Doa yang Cepat Diijabah dan Bisa Cium Hajar Aswad
Profil Dahnil Anzar Simanjuntak yang Jadi Wakil Menteri Haji dan Umrah