Umat Islam bisa mengerjakan sholat jenazah secara berjamaah. Dalam pelaksanaannya, terdapat aturan saf dalam sholat jenazah.
Sholat jenazah merupakan sholat yang didirikan setelah seorang muslim meninggal dan dilakukan oleh orang lain yang masih hidup. Hukum sholat jenazah adalah fardhu kifayah dan haram dikuburkan sebelum jenazah itu disholatkan, seperti dijelaskan dalam buku Panduan Lengkap Perawatan Jenazah oleh Muhammad Sholikhin.
Sholat jenazah tidak bisa dilakukan sembarangan dan ada aturannya tersendiri. Termasuk juga cara mengatur barisan saf ketika hendak mendirikan sholat jenazah yang tidak bisa sembarangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aturan Saf dalam Sholat Jenazah
Masih mengacu pada sumber sebelumnya, sholat jenazah diusahakan dilakukan dengan berjamaah. Aturan saf dalam sholat jenazah adalah berjumlah saf atau barisan ganjil, paling tidak tiga saf. Serta diusahakan agar imam berdiri tepat di arah kepala jika jenazahnya adalah seorang laki-laki, dan berdiri di persisi perut apabila jenazahnya seorang wanita.
Selain itu, sholat jenazah juga hendaknya dilakukan di tempat yang agak luas dan diberi wewangian.
Sebelum memulai menyolatkan jenazah, imam bisa memberi tanda dimulainya sholat dengan menyerukan kalimat "Ash-sholaatu 'ala Mayyitil haadliri, ash-sholaatu rahimakumullah." Kemudian makmum menjawab dengan "ash-sholaatu laa ilaaha illallah."
Hadits yang mendasari saf sholat jenazah lebih baik dilakukan dengan membagi jemaahnya menjadi tiga saf adalah riwayat Abu Umamah RA.
عَنْ أَبِي أَمَامَةَ، قَالَ: صَلَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى جِنَازَةٍ، وَمَعَهُ سَبْعَةُ نَفَرٍ، فَجَعَلَ ثَلَاثَةً صَفًّا، وَاثْنَيْنِ صَفًّا، وَاثْنَيْنِ صَفًّا
Artinya: "Abu Umamah berkata, "Nabi pernah sholat jenazah bersama tujuh orang, maka beliau menjadikan tiga orang berada dalam satu saf (saf pertama), dua orang yang lain dalam satu saf (saf kedua) dan dua orang sisanya dalam satu saf (saf ketiga)." (HR Ath-Thabrani)"
Melansir laman Kemenag, menjadikan saf sholat jenazah dalam tiga baris bukan merupakan kewajiban, melainkan anjuran dalam sholat jenazah. Namun, hal ini hanya berlaku apabila orang yang mengikuti sholat tersebut mencapai enam orang atau lebih. Apabila jamaah sholat jenazah kurang dari enam orang, maka aturan saf dalam sholat jenazah tersebut tidak perlu dibuat sampai tiga baris.
Hal ini mengacu pada apa yang dilakukan Rasulullah SAW dalam mengatur saf sholat jenazah berjamaah. Beliau mengatur barisan jemaah menjadi saf yang ganjil, sebagaimana kata Abu Umamah RA,
صلى رسول الله صلى الله عليه وسلم على جنازة ومعه سبعة نفر فجعل ثلاثة صفا، واثنين صفا واثنين صفا
Artinya: "Rasulullah SAW menyolati jenazah bersama tujuh orang. Kemudian beliau menyusun saf; tiga orang di saf pertama, dua orang di saf kedua, dan dua orang lagi di saf kedua." (HR At-Thabrani)
Meski demikian, tidak diwajibkan bagi orang yang hendak melaksanakan sholat jenazah untuk menjadikan barisan saf berjumlah ganjil. Kemudian disunnahkan juga untuk memperbanyak jumlah jemaah sholat jenazah karena itu dapat meningkatkan keutamaan amalan tersebut.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Daftar 50 SMA Terbaik di Indonesia, 9 di Antaranya Madrasah Aliyah Negeri
Laki-laki yang Tidak Sholat Jumat, Bagaimana Hukumnya?