Kitab Kuning: Keunikan dan Contohnya yang Dipelajari di Pesantren

Kitab Kuning: Keunikan dan Contohnya yang Dipelajari di Pesantren

Bayu Ardi Isnanto - detikHikmah
Selasa, 22 Agu 2023 12:15 WIB
Ada banyak kegiatan positif yang dapat dilakukan untuk mengisi Ramadan ini. Salah satunya dengan belajar kitab kuning di Pesantren Ilmu Alquran Al- Misbah di Jalan Bahari, Jakarta Utara, Selasa (22/5/2018).
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Kitab kuning menjadi sumber keilmuan dalam tradisi pesantren di Indonesia. Kitab ini harus dipelajari oleh santri sebagai dasar dalam belajar ilmu Islam.

Simak artikel ini untuk mengetahui pengertian, keunikan, dan contoh kitab kuning yang sering dipelajari di pesantren.

Pengertian Kitab Kuning

Dilansir dari laman STAI Al-Ittihad, kitab kuning adalah kitab tradisional yang berisi pelajaran agama Islam yang dipelajari di pesantren.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dinamakan kitab kuning karena warna kertas pada kitab berwarna kuning, bisa karena dicetak pada kertas kuning atau karena sudah kuno sehingga kertasnya menguning.

Kitab kuning juga disebut kitab gundul karena menggunakan tulisan Arab tanpa harakat. Al-Quran pun pada awalnya tidak berharakat, tetapi untuk menyeragamkan dan memudahkan orang di luar Arab memahami Al-Quran, maka diberikan harakat.

ADVERTISEMENT

Keunikan Kitab Kuning

Dikutip dari laman Kementerian Agama, ada tiga keunikan kitab kuning, yaitu:

1. Keilmuan Berjenjang

Kitab kuning menjamin pembelajaran yang berurutan atau berjenjang. Biasanya, santri harus khatam satu kitab baru kemudian bisa berlanjut mempelajari kitab selanjutnya.

Misalnya ilmu nahwu, pertama yang dipelajari adalah kitab Jurumiyah, baru kemudian 'Imriti.

2. Jaminan Sanad

Kitab kuning membuat keilmuan Islam memiliki sanad atau rantai yang terus menyambung hingga sumbernya dari Rasulullah SAW. Misalnya santri mempelajari kitab Safinah, maka termasuk kitab Syafi'iyyah.

3. Mengakomodasi Pola Belajar

Kitab kuning mengakomodasi berbagai macam pola pembelajaran yang terlembagakan. Kitab kuning memiliki beragam nama metode mengaji, misalnya bandongan, sorogan, musyawarah atau bahtsul masail, dan musyawarah kubra. Pola ini menunjukkan variasi pembelajaran yang saling mendukung.

Contoh Kitab Kuning yang Dipelajari di Pesantren

Dikutip dari laman NU Online, berikut ini 7 contoh kitab kuning yang sering dipelajari di pesantren:

1. Kitab Al-Ajurumiyah

Kitab Al-Ajurumiyah merupakan kitab dasar yang berisi ilmu nahwu. Setiap santri yang mempelajari ilmu nahwu harus mempelajari kitab ini terlebih dahulu agar bisa membaca dan memahami kitab kuning.

Tingkatan selanjutnya setelah Jurumiyah adalah Imrithi, Mutamimah, hingga Alfiyah.

2. Kitab Amtsilah At-Tashrifiyah

Kitab Amtsilah At-Tashrifiyah adalah kitab dasar untuk ilmu shorof. Kitab ini juga wajib dipelajari. Jika nahwu adalah bapaknya, maka shorof adalah ibunya, maka keduanya penting dipelajari.

Kitab yang merupakan karangan KH Ma'shum 'Aly ini cenderung mudah dihafalkan karena sudah disusun rapi dan bisa dilagukan dengan indah.

3. Kitab Mushtholah Al-Hadits

Kitab Mushtholah Al-Hadits berisi seluk beluk ilmu hadits, mulai dari kriteria hadits sampai syarat orang yang meriwayatkan hadits hingga bisa dikatakan valid.

4. Kitab Arba'in Nawawi

Kitab Arba'in Nawawi adalah kitab dasar untuk menspesifikkan kedudukan hadits. Kitab ini ditulis oleh Abu Zakariya Yahya bin Syaraf bin Murri Al Nizami An-Nawawi.

5. Kitab At-Taqrib

Kitab ini dikarang oleh Al-Qodhi Abu Syuja' Ahmad bin Husain bin Ahmad Al-Ashfahaniy, merupakan rujukan ilmu fiqih. Setelah Kitab Taqrib ada Kitab Fathul Qorib, Tausyaikh, dan Fathul Mu'in.

6. Kitab Aqidatul Awam

Dalam hal syariat atau akidah, santri harus mempelajari Aqidatul Awam karangan Syaikh Ahmad Marzuqi Al-Maliki. Kitab ini dikarang atas perintah Rasulullah melalui mimpinya.

7. Kitab Ta'limul Muta'alim

Satu hal yang paling penting di samping ilmu adalah akhlak. Kitab Ta'limul Muta'alim ini mempelajari akhlak.

Kitab karangan Syaikh Burhanuddin Az-Zarnuji ini seperti kitab Adabul 'Alim wal Muta'alim karangan Hadratus Syekh KH Hasyim Asy'ari, pendiri NU.

Demikian tadi penjelasan mengenai kitab kuning, mulai dari pengertian, keunikan, hingga contoh kitab kuning yang sering dipelajari di pesantren. Semoga bermanfaat.




(bai/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads