Burung dalam Peradaban Islam Diperlakukan Baik oleh Para Khalifah

Burung dalam Peradaban Islam Diperlakukan Baik oleh Para Khalifah

Kristina - detikHikmah
Minggu, 20 Agu 2023 19:00 WIB
Ilustrasi Burung Elang
Ilustrasi burung dalam peradaban Islam. Foto: (iStock)
Jakarta -

Burung termasuk hewan yang tercatat dalam peradaban Islam. Kaligrafi Arab yang menggunakan objek burung hingga manuskrip ilmiah menjadi bukti kedekatan budaya muslim dengan hewan aves ini.

Para khalifah menerima burung dengan tangan terbuka dan memperlakukannya dengan baik di saat peradaban kuno memperlakukan burung secara ekstrem, mulai dari mempersonifikasikannya sebagai dewa hingga menganiayanya karena dianggap menyebarkan penyakit.

Dalam catatan Muslim Heritage, Khalifah Umar bin Abdul Aziz atau yang dikenal dengan Khalifah Umar II yang memerintah 85 tahun setelah Nabi Muhammad SAW, memerintahkan untuk menyebarkan gandum di puncak-puncak gunung sampai tidak ada seekor burung pun yang kelaparan di negeri kaum muslimin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekadar pengingat untuk menghormati semua. Bahkan perbuatan terkecil pun bisa menjadi anugerah kita," kata Khalifah Umar II.

Pengabdian dan penghormatan semacam ini datang langsung dari ajaran Islam. Disebutkan dalam sebuah hadits yang dinilai shahih, dari Abu Hurairah RA, ia menceritakan, para sahabat bertanya,

ADVERTISEMENT

"Ya Rasulullah! Apakah ada pahala bagi kami dalam melayani hewan?" Beliau menjawab, "Ya, ada pahala untuk melayani setiap makhluk hidup."

Burung dalam Kehidupan Sehari-hari Kaum Muslim

Burung telah digunakan sebagai layanan 'pengiriman makanan' sejak 11 abad lalu. Seorang penulis sejarah muslim, Al-Nuwayri, menceritakan kisah Khalifah Fatimiyah abad ke-10 yang melepaskan 600 merpati, masing-masing membawa satu ceri dalam kantong sutra yang diikatkan ke setiap kakinya.

Khalifah kemudian menyajikan mangkuk besar berisi 1.200 buah ceri segar dari Lebanon yang tiba melalui pengiriman udara khusus, menggunakan merpati pos.

Masih banyak lagi kisah-kisah semacam ini dalam sejarah peradaban muslim. Di banyak tempat di Timur Tengah dan Eurasia, kawanan burung banyak bertengger di atas bangunan. Sejarawan Mamluk Ibn 'Abd al-Zahir (1223-1292) dalam buku tentang Merpati Pos, menulis bahwa biasanya akan ada sekitar 1.900 merpati di loteng benteng Kairo, pusat komunikasi saat itu.

Burung dalam Karya Seni Islam

Layaknya kucing, burung juga memberikan banyak inspirasi dalam lahirnya karya seni Islam. Banyak puisi, cerita, dan mitos yang menggunakan objek burung sebagai metafora untuk menyampaikan tema spiritual, aspirasi, dan motivasi.

Salah satu contoh karya sastra yang menampilkan burung adalah tulisan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah.

Hati itu seperti burung:
cinta sebagai kepalanya
dan kedua sayapnya
harapan dan ketakutan.

Tak hanya itu, sejumlah karya seni seperti kaligrafi Arab artistik juga menampilkan objek burung. Desain jam karya insinyur cerdik, Al-Jaziri juga menggunakan objek burung di dalamnya. Ini telah menjadi warisan muslim sepanjang sejarah.

Burung dalam Karya Seni IslamKaligrafi Zoomorphic Arab Modern yang menampilkan objek burung. (Foto: Via Muslim Heritage)

Burung dalam Karya Seni IslamKarya Al-Jaziri yang menampilkan objek burung dalam Book of Knowledge of Ingenious Mechanical Devices: a Peacock Basin. (Foto: Via Muslim Heritage)

Al-Jahiz, polymath atau ahli dalam banyak bidang abad ke-9 yang juga disebut sebagai Bapak Zoologi, menggambarkan kekagumannya pada burung dalam karya ilmiahnya. Ia mendokumentasikan proses seleksi alam yang berkaitan dengan hewan dalam karyanya, Kitab al-Hayawan (Buku Hewan).




(rah/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads