Al-Qur'an memberikan keterangan bahwa burung dan benda mati sekalipun bertasbih kepada Allah SWT. Hal ini didapat dari penjelasan surah An Nur ayat 41. Allah SWT berfirman,
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُسَبِّحُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالطَّيْرُ صٰۤفّٰتٍۗ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهٗ وَتَسْبِيْحَهٗۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌۢ بِمَا يَفْعَلُوْنَ
Bacaan latin: Alam tara annallāha yusabbiḥu lahū man fis-samāwāti wal-arḍi waṭ-ṭairu ṣāffāt(in), kullun qad 'alima ṣalātahū wa tasbīḥah(ū), wallāhu 'alīmum bimā yaf'alūn(a).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: Tidakkah engkau (Nabi Muhammad) tahu bahwa sesungguhnya kepada Allahlah apa yang di langit dan di bumi dan burung-burung yang merentangkan sayapnya senantiasa bertasbih. Masing-masing sungguh telah mengetahui doa dan tasbihnya. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka lakukan.
Ibnu Katsir menafsirkan dalam buku Tafsir Ibnu Katsir Volume 6 yang diterjemahkan Dr Abdullah, ayat di atas sebagai bukti bahwa Allah SWT menunjukkan semua makhluk yang ada di langit maupun di bumi bertasbih kepada-Nya. Mulai dari malaikat, manusia, jin, hewan hingga benda mati yang juga dijelaskan dalam surah Al Hajj ayat 8.
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُّجَادِلُ فِى اللّٰهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَّلَا هُدًى وَّلَا كِتٰبٍ مُّنِيْرٍ ۙ
Bacaan latin: Wa minan-nāsi may yujādilu fillāhi bigairi 'ilmiw wa lā hudaw wa lā kitābim munīr(in).
Artinya: Di antara manusia ada yang berdebat tentang Allah tanpa ilmu, tanpa petunjuk, dan tanpa kitab (wahyu) yang memberi penerangan.
Allah SWT juga berfirman dalam surah Shad ayat 18,
اِنَّا سَخَّرْنَا الْجِبَالَ مَعَهٗ يُسَبِّحْنَ بِالْعَشِيِّ وَالْاِشْرَاقِۙ
Bacaan latin: Innā sakhkharnal-jibāla ma'ahū yusabbiḥna bil-'asyiyyi wal-isyrāq(i).
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) pada waktu petang dan pagi.
Bagaimana Cara Bertasbihnya?
Ibnu Katsir menjelaskan, semua makhluk ciptaan Allah SWT telah diajari cara dan metode beribadah masing-masing pada Allah SWT. Ada cara-cara tertentu dari makhluk tersebut yang tidak dapat dipahami oleh manusia.
Allah SWT berfirman dalam surah Al Isra ayat 44,
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمٰوٰتُ السَّبْعُ وَالْاَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّۗ وَاِنْ مِّنْ شَيْءٍ اِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهٖ وَلٰكِنْ لَّا تَفْقَهُوْنَ تَسْبِيْحَهُمْۗ اِنَّهٗ كَانَ حَلِيْمًا غَفُوْرًا
Bacaan latin: Tusabbiḥu lahus-samāwātus-sab'u wal-arḍu wa man fīhinn(a), wa im min syai'in illā yusabbiḥu biḥamdihī wa lākil lā tafqahūna tasbīḥahum, innahū kāna ḥalīman gafūrā(n).
Artinya: Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya senantiasa bertasbih kepada Allah. Tidak ada sesuatu pun, kecuali senantiasa bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
Salah satunya, atas izin Allah SWT, burung bertasbih pada saat terbang di angkasa dengan ucapan tasbih yang diilhamkan dan diajarkan kepadanya.
"Masing-masing dari makhluk itu telah mendapat bimbingan dari Allah tentang cara menempuh jalan dan sepak terjangnya untuk beribadah kepada Allah SWT. Kemudian Allah memberitahukan bahwa sesungguhnya Dia Mengetahui semuanya itu, tiada yang tersembunyi bagi-Nya sesuatu pun dari hal tersebut," demikian penjelasan Ibnu Katsir.
Namun, lain halnya bagi manusia pilihan seperti Rasulullah SAW. Atas karunia mukjizat kepadanya, Rasulullah SAW dapat mendengar batu kerikil yang bertasbih di tangannya. Hal ini juga dapat menjadi bukti atas keterangan firman-Nya.
Melansir Hadza al Habib Muhammad Rasulullah Ya Muhibb karangan Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, hal itu diabadikan dalam salah satu hadits yang bersumber dari Suwaid ibn Yazid as Sulaimi. Ia pernah mendengar perkataan Abu Dzarr al Ghifari, lelaki yang kerap kali mengikuti Rasulullah SAW berkhalwat.
Saat itu, Abu Dzarr melihat Rasulullah SAW tengah duduk sendirian. Ia pun menghampirinya untuk duduk berada di dekat Rasulullah SAW. Tidak lama, Abu Bakar Ash Shiddiq menghampiri dan mengucapkan salam pada Rasulullah SAW lalu turut duduk di sebelah kanannya.
"Lalu, Umar bin Khattab datang dan duduk di sebelah kanan Abu Bakar. Baru kemudian Utsman datang dan mengucapkan salam, ia duduk di sebelah kanan Umar," demikian penjelasan dari Abu Dzarr yang diterjemahkan Iman Firdaus dalam buku Muhammad: My Beloved Prophet.
Saat duduk-duduk bersama para sahabat, Rasulullah SAW melihat ada tujuh batu kerikil di hadapannya. Beliau pun mengambil batu-batu kerikil tersebut dengan tangannya.
Tak disangka, batu kerikil tersebut bertasbih di telapak tangan Rasulullah SAW dan para sahabat turut mendengarnya. Rasulullah SAW meletakkan kembali kerikilnya, namun batu tersebut hanya diam saja.
Setelahnya, Rasulullah SAW mengambil lagi batu kerikil tersebut dan meletakannya di tangan Abu Bakar. Kerikil itu kembali bertasbih hingga Rasulullah SAW meletakannya pada tempat semula.
Hal yang sama terus berlanjut saat Rasulullah SAW meletakkan batu kerikil di tangan Umar dan Utsman. Rasulullah SAW lantas berkata, "Mereka ini (Abu Bakar, Umar, dan Utsman) adalah para khalifah setelah nabi." (HR Al Baihaqi)
Wallahu'alam.
(rah/rah)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Merapat! Lowongan di BP Haji Bisa untuk Nonmuslim