Adzan adalah panggilan untuk muslim agar segera menunaikan salat di waktunya. Sejatinya, bacaan adzan tiap waktu salat sama, hanya saja ada tambahan khusus untuk bacaan adzan Subuh.
Dikutip dari buku Sulitkah Shalat Subuh Tepat Waktu? tulisan Samir Al-Qarny bin Muhammad Riziq, kalimat tambahan tersebut dikenal istilah tatswib. Pelaksanaan "tatswib" atau pengulangan kalimat pada saat adzan tidak diizinkan kecuali saat adzan Fajar. Jika seseorang dengan sengaja melafalkan tatswib pada saat adzan Zuhur atau Asar, itu dianggap sebagai tindakan bid'ah.
Adzan dikumandangkan lima kali dalam sehari. Bacaan adzan tersebut dikumandangkan oleh seorang muazin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Allah SWT berfirman mengenai adzan yang menjadi seruan dari-Nya dan Rasulullah SAW. Hal itu tertuang dalam potongan surah At-Taubah ayat 3 berikut,
... وَأَذَانٌ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى النَّاسِ
Artinya: "Dan ini (adzan) adalah seruan dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia ..."
Bacaan Adzan Subuh
Adzan untuk setiap salat fardu semuanya sama. Namun, terkhusus untuk salat Subuh, ada penambahan bacaan tatswib atau "Asholatu khoirum minan naum."
Ibnu Umar RA, ia berkata, "Pada adzan subuh yang pertama terdapat bacaan Ash-Shalaatu Khairun min An-Naum (salat lebih baik daripada tidur) dua kali." (HRBaihaqi)
Abu Mahdzurah bertutur, "Saya pernah beradzan untuk Rasulullah. Saat adzan Fajar yang pertama saya membaca: hayya alal falah, ash-salatu khairun minan naum, ash-salatu khairun minan naum, Allahu akbar Allahu akbar, la ilaha illallah."
Di dalam Al-Adzkar Imam An-Nawawi menulis, "Tatswib hukumnya sunnah menurut kami. Yaitu bacaan (muadzin), ash-salatu khairun minan naûm, ash-salatu khairun minan naûm, setelah membaca, hayya alal falah pada waktu mengumandangkan adzan salat Subuh. Hadits-hadits menyangkut tatswib ini masyhur. Dan barangsiapa meninggalkannya adzannya tetap sah. Hanya saja dia meninggalkan yang utama."
(٢x) اَللهُ اَكْبَرُ،اَللهُ اَكْبَرُ
(٢x) أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلٰهَ إِلَّااللهُ
(٢x) اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
(٢x) حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ
(٢x) حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ
(٢x) اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ
(١x) اَللهُ اَكْبَرُ ،اَللهُ اَكْبَرُ
(١x) لَا إِلَهَ إِلَّااللهُ
Latin:
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar (2x)
Asyhadu allaa illaaha illallaah (2x)
Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah. (2x)
Hayya 'alashshalaah (2x)
Hayya 'alalfalaah (2x)
Ash-shalaatu khairum minan-nauum (2x)
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar (1x)
Laa ilaaha illallaah (1x)
Artinya:
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
Aku menyaksikan bahwa tiada Tuhan selain Allah
Aku menyaksikan bahwa nabi Muhammad itu adalah utusan Allah
Marilah salat
Marilah menuju kepada kejayaan
Salat itu lebih baik dari pada tidur
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
Tiada Tuhan selain Allah
Asal Usul Kalimat Tambahan Adzan Subuh
Dikutip dari buku Fikih Ibadah karya Hasan Ayyub, ssal usul kalimat tambahan adzan subuh adalah bersumber dari sebuah hadits yang bersumber dari jalur Muhammad ibnu Ishaq, dari Ibrahim at-Taimi, dari Muhammad ibnu Abdillah ibnu Zaid, dari ayahnya.
"Ketika Nabi Muhammad SAW telah sepakat untuk menggunakan alat berbunyi saat panggilan salat, meskipun beliau sebenarnya tidak menyukainya karena mengingatkan pada praktik kaum Nasrani, saya bermimpi melihat seseorang berjalan mengelilingi saya dalam mimpi. Di atas orang tersebut, terdapat dua lonceng berwarna hijau, dan di tangannya ia memegang satu lonceng. Saya bertanya kepadanya,
'Wahai hamba Allah, apakah Anda menjual lonceng?'
Dia menjawab, 'Apa yang akan Anda lakukan dengan lonceng ini?'
Saya menjawab, 'Untuk memanggil orang-orang untuk salat.'
Dia berkata, 'Apakah Anda tidak ingin melakukan sesuatu yang lebih baik daripada itu?'
Saya menjawab, 'Tentu saja.' Dia berkata, 'Ucapkanlah: "Allahu Akbar, Allahu Akbar. Ashhadu alla ilaha illallah. Ashhadu anna Muhammadur Rasulullah. Hayya 'ala-s-Salah. Hayya 'ala-l-Falah. Qad qamatis Salah. Qad qamatis Salah. Allahu Akbar, Allahu Akbar. La ilaha illallah."
Kemudian orang tersebut mundur sedikit, kemudian berkata, 'Ucapkanlah ketika iqamah: "Allahu Akbar, Allahu Akbar. Ashhadu alla ilaha illallah. Ashhadu anna Muhammadur Rasulullah. Hayya 'ala-s-Salah. Qad qamatis Salah. Qad qamatis Salah. Allahu Akbar, Allahu Akbar. La ilaha illallah."'
Keesokan harinya, saya datang menemui Nabi Muhammad SAW dan menceritakan mimpiku. Rasulullah SAW bersabda, 'Ini adalah mimpi yang benar, insya Allah.' Beliau kemudian memerintahkan untuk mengadopsi panggilan ini. Bilal, bekas budak Abu Bakar, adalah orang yang melakukan panggilan adzan ini. Ia memanggil Rasulullah SAW untuk salat.
Pada suatu pagi, saat adzan fajar, ia memanggil beliau, namun diberitahu bahwa beliau sedang tidur. Oleh karena itu, Bilal berseru dengan suara tinggi, 'Shalat itu lebih baik daripada tidur.' Sa'id ibnu Musayyab mengatakan, 'Kemudian kalimat ini dimasukkan ke dalam adzan fajar.' (HR Ahmad dan Abu Daud)
Jawaban Adzan Subuh
Pada dasarnya, menurut hadits, menjawab adzan dilakukan dengan mengucapkan bacaan yang dilafalkan oleh muadzin atau orang yang mengumandangkan azan. Kecuali, untuk dua kali kalimat hayya 'ala hendaklah dijawab dengan laa hawla wa laa quwwata illa billah (tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah).
Ditambah lagi untuk adzan Subuh, Menurut Abu Muhammad Badruz-Zaman al-Faraby dalam buku Pedoman Praktis dan Lengkap Shalat Khusus Wanita, jika seseorang mendengarkan "Ash-shalaatu khairum minan nauum" maka orang tersebut hendaknya menjawab sebagai berikut,
صَدَقْتَ وَبَرَرْتَ وَأَنَا عَلَى ذَالِكَ مِنَ الشَّاهِدِينَ
Arab Latin: "Shadaqta wa bararta wa ana 'ala dzaalika minasy-syaahidiin"
Artinya: "Engkau benar dan Engkau baik dan aku terhadap yang demikian itu adalah termasuk orang-orang yang menjadi saksi."
(rah/rah)
Komentar Terbanyak
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi