Apa Hukum Mencukur Bulu Kemaluan dalam Islam? Simak Ketentuannya

Apa Hukum Mencukur Bulu Kemaluan dalam Islam? Simak Ketentuannya

Naja Sarjana - detikHikmah
Senin, 07 Agu 2023 16:27 WIB
Ilustrasi alat cukur
Foto: Getty Images/FotoDuets
Jakarta -

Menjaga kebersihan diri adalah bagian dari ajaran Islam. Mencukur bulu kemaluan merupakan salah satu bentuk untuk menjaga kebersihan serta kenyamanan diri.

Dalam Islam, mencukur bulu kemaluan dianjurkan untuk dilakukan maksimal 40 kali sehari. Hukum mencukur bulu kemaluan menurut Islam adalah sunnah. Namun, mencukur bulu kemaluan tidak boleh dilakukan secara asal-asalan dan ada tata caranya.

Simak hukum mencukur bulu kemaluan dan tata caranya menurut Islam berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hukum Mencukur Bulu Kemaluan

Secara medis, mencukur bulu kemaluan boleh dilakukan. Mencukur bulu kemaluan merupakan upaya seseorang untuk menjaga kebersihan diri dan membuat diri merasa nyaman.

Menurut ajaran Islam, hukum mencukur bulu kemaluan adalah sunnah atau dianjurkan untuk dilakukan. Mencukur bulu kemaluan merupakan salah satu sunnah dari Rasulullah SAW dan menjadi bagian dari fitrah manusia sesuai dengan hadits Rasulullah SAW dari Abu Hurairah ra.

ADVERTISEMENT

"Fitrah ada 5: khitan, mencukur bulu kemaluan, memendekkan kumis, potong kuku, dan mencabut bulu kemaluan." (HR. Bukhari 5891 dan Muslim 257).

Lebih lanjut dikatakan bahwa para ulama menganjurkan mencukur bulu kemaluan setiap 40 hari sekali. Hal tersebut dijelaskan Imam Nawawi melalui Kitab Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab.

"Dari Anas Bin Malik RA ia berkata, 'Kami diberi batas waktu (oleh Rasulullah SAW) dalam mencukur kumis, memotong kuku, mencukur bulu kemaluan, dan mencabut bulu agar kami tidak membiarkannya lebih dari empat puluh malam.'" (HR Muslim).

Mencukur bulu kemaluan secara teratur sebagai bagian dari ajaran Islam memiliki alasan dan manfaat yang berhubungan dengan kesehatan dan kebersihan diri.

Cara Mencukur Bulu Kemaluan

Mencukur bulu kemaluan dalam ajaran Islam terdapat aturan dan tata caranya. Mencukur bulu kemaluan dianjurkan untuk dilakukan oleh laki-laki. Sedangkan bagi perempuan, dianjurkan untuk mencabut bulu kemaluan.

Menurut para ulama, mencabut bulu kemaluan bisa menahan syahwat perempuan. Sedangkan laki-laki, bisa menguatkannya dengan mencukur bulu kemaluan.

Selain dapat menahan syahwat, Madzhab Maliki mengungkapkan bahwa keutamaan lain dari mencabut bulu kemaluan bagi perempuan adalah melembutkan bagian kemaluannya.

"Yang paling afdhal bagi laki-laki adalah mencukur bulu kemaluan, sedangkan bagi perempuan adalah mencabutnya. Para ulama berkata tentang hikmahnya, 'Bahwa mencabut bulu kemaluan itu bisa mengendalikan syahwat, sedang mencukurnya itu bisa menguatkan syahwat. Berbeda dengan ulama dari kalangan Madzhab Maliki, mereka menyatakan; 'Karena mencabut bulu kemaluan (bagi perempuan) itu bisa melembutkan kemaluannya." (Sulaiman Al-Bujairimi dalam kitab Tuhfatul Habib 'ala Syarhil Khatib).

Kesimpulannya, mencukur bulu kemaluan dianjurkan untuk dilakukan oleh laki-laki. Sedangkan perempuan, dianjurkan untuk mencabut bulu kemaluan karena keutamaan yang dimiliki. Namun, jika perempuan tidak mampu menahan rasa sakit mencabut bulu kemaluan, boleh untuk mencukur bulu kemaluan.

Demikianlah hukum mencukur bulu kemaluan menurut ajaran Islam. Semoga bermanfaat ya detikers!




(inf/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads