Sholat Dhuha adalah ibadah sunah yang bisa dikerjakan di waktu pagi hari ketika matahari telah menampakkan sinarnya hingga sebelum masuk waktu sholat Dzuhur. Melaksanakan sholat Dhuha hukumnya sunnah muakkad atau sangat dianjurkan.
Bahkan, Rasulullah SAW telah mewasiatkan kepada umat Islam untuk tidak meninggalkan ibadah sholat Dhuha. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam hadits yang dinukil dari buku Fikih Shalat Sunah karya Ali Musthafa Siregar, Nabi SAW bersabda,
ا عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : أَوْصَانِي خَلِيْلي بِثَلَاثٍ: صِيَامٍ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلَّ شَهْرٍ، وَرَكْعَتَيِ الضَّحَى، وَأَنْ أُوتِرَ قبلَ أَنْ أَنَامَ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, "Kekasihku telah mewasiatkan aku tiga hal agar aku jangan tinggalkan sampai mati, yaitu puasa tiga hari setiap bulan, sholat Dhuha dan sholat Witir sebelum tidur." (HR Al-Bukhari)
Lantas, berapa rakaat sholat Dhuha yang dianjurkan Rasulullah SAW? Berikut ini penjelasannya.
Jumlah Rakaat Sholat Dhuha yang Dianjurkan Rasulullah
Rasulullah SAW mencontohkan sholat Dhuha dapat dikerjakan paling sedikit dua rakaat dan paling banyak dua belas rakaat dengan setiap dua rakaat diakhiri satu kali salam. Jumlah ini mengandung keutamaan yang berbeda dan dapat disesuaikan dengan kemampuan setiap muslim.
Melansir dari buku Ensiklopedia Hadits Ibadah Shalat Sunnah karya Syamsul Rijal Hamid, jumlah rakaat sholat Dhuha yang dianjurkan Rasulullah SAW, yaitu sebanyak dua rakaat, empat rakaat, delapan rakaat, dan dua belas rakaat.
Sholat Dhuha dua rakaat bersandar pada sabda Rasulullah SAW yang artinya, "Barang siapa memelihara dua rakaat sholat Dhuha, maka segala dosanya diampuni walaupun dosanya seperti buih di lautan." (HR Tirmidzi)
Sedangkan sholat Dhuha sebanyak empat rakaat didasarkan pada sebuah riwayat dari Mu'adzah RA, ia bertanya kepada Aisyah RA, "Berapa rakaat Rasulullah SAW sholat Dhuha?" Aisyah RA menerangkan, "Empat rakaat. Sesudah itu, beliau tambah beberapa yang disanggupinya." (HR Muslim)
Rasulullah SAW juga diketahui pernah sholat Dhuha delapan rakaat. Abdullah bin Harits bin Naufal RA menceritakan bahwa ia mencari-cari orang yang dapat mengajarinya tentang sholat Dhuha Rasulullah SAW. Namun, tiada yang ditemukannya selain Ummu Hanni binti Abu Thalib.
Dikatakannya, "Rasulullah SAW datang ke rumahku setelah matahari agak tinggi pada hari penaklukan Makkah. Lalu, beliau meminta sehelai kain untuk menutup tempatnya mandi. Setelah mandi beliau shalat delapan rakaat yang aku tidak tahu manakah di antaranya yang lama: berdirinya kah, ruku'nya kah, atau sujudnya. Semuanya beliau kerjakan hampir sama lamanya. Aku belum pernah melihat beliau mengerjakan sholat seperti itu sebelum dan sesudahnya." (HR Muslim)
Adapun sholat Dhuha sebanyak dua belas rakaat bersandar pada hadits yang menerangkan keutamaan bagi orang yang melaksanakannya. Diriwayatkan dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ صَلَّى الضُّحَى ثِنْتَى عَشْرَةَ رَكْعَةٌ بَنَى اللَّهُ لَهُ قَصْرًا مِنْ ذَهَبٍ فِي الْجَنَّةِ.
Artinya: "Barang siapa sholat Dhuha dua belas rakaat maka Allah akan membangun untuknya istana dari emas di surga." (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Niat Sholat Dhuha
Pelaksanaan sholat Dhuha sama dengan sholat sunnah lainnya, hanya saja berbeda niatnya. Mengutip dari buku Panduan Sholat Wajib & Sunnah Sepanjang Masa karya Ust. Arif Rahman, berikut bacaan niat sholat Dhuha:
أَصَلِّي سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى . اللَّهُ أَكْبَرُ
Latin: Ushalli sunnatadh dhuha rak'ataini lillahi ta'ala. Allahu akbar.
Artinya: "Saya berniat mengerjakan sholat sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah Ta'ala. Allah Maha Besar."
Doa setelah Sholat Dhuha
Setelah selesai menunaikan sholat Dhuha, umat Islam dapat melanjutkannya dengan membaca doa berikut:
اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Latin: Allaahumma innadh dhuhaa-a dhuhaa-uka walbahaa-a bahaa-uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal qudrata qudratuka wal 'ishmatta 'ishmatuka. Allaahumma in kaana rizqii fissamaa-i fa anzilhu wa in kaana fil ardhi fa-akhrijhu wa in kaana mu'ssiran fa yassirhu wa in kaana haraaman fathahhirhu wa in kaana ba'iidan faqarribhu bihaqqi dhuhaa-ika wa bahaa-ika wa jamaalika wa quuwatika wa qudratika aatinii maa aataita 'ibaadakash shalihiin.
Artinya: "Ya Allah, waktu dhuha ini adalah waktu dhuha-Mu. Keelokan ini adalah keelokan-Mu. Keindahan ini adalah keindahan-Mu. Kekuatan ini adalah kekuatan-Mu. Kekuasaan ini adalah kekuasaan-Mu. Perlindungan ini adalah perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rezekiku masih di langit, maka turunkanlah. Jika rezekiku ada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika rezekiku sulit, maka mudahkanlah. Jika rezekiku haram, maka sucikanlah. Jika rezekiku masih jauh, maka dekatkanlah. Semuanya berkat dhuha-Mu, keagungan-Mu, keelokan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu. Limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh."
Itulah penjelasan dari jumlah rakaat sholat Dhuha yang dianjurkan Rasulullah SAW. Umat Islam dapat mengerjakannya mulai dari dua rakaat hingga dua belas rakaat.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah