Sudah menjadi kebiasaan kita sebagai umat muslim untuk mendengarkan dan mengucapkan lafal takbir di Hari Raya Idul Fitri maupun Idul Adha. Akan tetapi, apakah terdapat perbedaan takbir Idul Adha dan Idul Fitri?
Sebelumnya, adapun lafal takbir adalah sebagai berikut:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arab Latin: "Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamdu."
Artinya: "Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tiada Tuhan selain Allah. Allah maha besar. Segala puji bagi-Nya."
Dalam kedua hari raya ini, di antara amalan yang disunnahkan bagi umat Islam adalah menghidupkan malam hari raya dengan ibadah. Dalam sebuah hadits disebutkan sebagai berikut:
من أحْيَا لَيلَةَ الْعِيد، أَحْيَا اللهُ قَلْبَهُ يَوْمَ تَمُوْت القُلُوبُ
Artinya: "Barangsiapa yang menghidupkan malam hari raya, Allah akan menghidupkan hatinya di saat hati-hati orang sedang mengalami kematian."
Dalam rangka menghidupkan malam hari raya, seseorang bisa menjalankan salat Isya berjamaah serta niat kuat ingin menjalankan salat Subuh berjamaah. Lebih baik lagi menjalankan ibadah-ibadah lain seperti membaca Al-Qur'an, dzikir, dan amalan lain sebagainya.
Perbedaan Takbir Idul Adha dan Idul Fitri
Dikutip dari buku 'Pintar Hadits Edisi Revisi' karya Syamsul Rijal Hamid, ada perbedaan dalam pelafalan takbir antara Idul Fitri dan Idul Adha, seperti yang dinyatakan dalam hadits-hadits yang berkaitan dengan takbiran.
Takbir Idul Fitri, menurut pandangan Ibnu Umra, Imam Malik, Imam Ahmad, dan Ishaq, dilafalkan mulai saat keluar menuju salat Id hingga dimulainya khutbah. Namun, menurut Imam Syafi'i, takbir dimulai sejak matahari terbenam pada hari terakhir Ramadan hingga dimulainya khutbah.
Sementara itu, takbir Idul Adha dilafalkan mulai dari waktu Subuh pada hari Arafah hingga hari terakhir tasyrik. Dalam konteks ini, takbiran pada hari kedua Idul Adha dianggap sebagai sunnah dan dapat diucapkan tanpa batasan waktu tertentu, melainkan berlaku sepanjang waktu.
Perbedaan dalam pelafalan takbir ini mencerminkan variasi pendapat di antara para ulama dalam menentukan waktu dan durasi takbir pada perayaan Idul Fitri dan Idul Adha. Meskipun terdapat perbedaan ini, tujuan utama dari takbiran pada kedua perayaan tersebut tetap sama, yaitu mengungkapkan kegembiraan dan syukur kepada Allah SWT atas nikmat-Nya yang diberikan kepada muslim.
Sekian adalah sekilas pembahasan mengenai perbedaan takbir Idul Adha dan Idul Fitri. Semoga tulisan kali ini dapat membantu pembaca semua.
(rah/rah)
Komentar Terbanyak
Eks Menag Yaqut Tegaskan 2 Rumah Rp 6,5 M yang Disita KPK Bukan Miliknya
KPK Sebut Pejabat Kemenag Tiap Tingkat Dapat Jatah di Kasus Korupsi Kuota Haji
Modus Korupsi Kuota Haji, Calhaj Cepat Berangkat asal Bayar Rp 300 - Rp 400 Juta