Ibnu Jarir Ath Thabari, Ilmuwan Muslim Bidang Tafsir bil Ma'tsur

Ibnu Jarir Ath Thabari, Ilmuwan Muslim Bidang Tafsir bil Ma'tsur

Nilam Isneni - detikHikmah
Jumat, 23 Jun 2023 13:30 WIB
An old and historic Islamic scientist is working in his studio writing, reading and exploring.
Ilustrasi ilmuwan muslim bidang tafsir bil ma'tsur, Foto: Getty Images/iStockphoto/HStocks.
Jakarta -

Tafsir bil ma'tsur adalah tafsir yang mengacu pada riwayat Rasulullah SAW dan penafsiran dari para sahabat atau murid mereka dari kalangan tabi'in. Salah satu tokoh ilmuwan muslim bidang tafsir bil ma'tsur adalah Ibnu Jarir ath-Thabari.

Hal tersebut dijelaskan oleh Yusuf Qaradawi dalam Kaifa Nata' amalu Ma'a Al-Qur'ani al-Azhim. Kitab tafsir Ibnu Jarir ath-Thabari yang terkenal adalah Jami' al-Bayan fit-Ta'wil Al-Qur'an.

Tentang Tafsir bil Ma'tsur

Tafsir ini juga terdapat dalam musnad-musnad sesuai riwayat masing-masing sahabat. Dari kalangan ulama mutakhirin (terakhir) ada yang mengumpulkan semua riwayat itu dalam satu kitab, yaitu al-Hafizh as-Suyuthi, yang mengumpulkan riwayat-riwayat dalam tafsir yang sanad-sanadnya dibuang, dinisbatkan kepada pen-takhrij-nya, yatu dalam kitabnya yang masyhur yaitu ad-Durarul-Mantsur fit Tafsir bil Ma'tsur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terdapat beberapa tafsir yang ditulis dengan model seperti ini, seperti tafsir Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Mardawaih dari kalangan ulama masa lampau.

Kelemahan tafsir bil-ma'tsur ada beberapa hal, di antaranya:

ADVERTISEMENT

1. Adanya riwayat dhaif, mungkar, dan maudhu dari riwayat yang didapat dari Rasulullah SAW, para sahabat, dan para tabi'in.

2. Pertentangan riwayat satu sama lain. Misalnya kita mendapatkan riwayat dari Ibnu Abbas tentang tafsir firman Allah SWT

3. Di antara riwayat adalah pendapat seseorang yang tidak terjaga dari kesalahan. Oleh karena itu, kita mendapati para sahabat dan tabi'in kadang-kadang berbeda satu sama lain. Dalam banyak kesempatan perselisihan keberagaman. Namun, pada sebagian kesempatan perselisihan keberagaman, namun pada sebagian kesempatan perselisihan itu adalah perselisihan benturan. Ini menunjukkan bahwa mereka menafsirkan dengan rasio mereka.

4. Tafsir bil-ma'tsur-seperti diriwayatkan kepada kita-bukan tafsir metode logis yang mengkaji Al-Qur'an surat per surat, dan dalam satu surat mengkaji ayat per ayat, dan dalam satu ayat dikaji kalimat per kalimat. Metode seperti itu adalah ciri tafsir analisis yang dikenal dengan tafsir bir-ra'yi, bahkan ia seperti komentar terhadap ayat-ayat Al-Qur'an.

Sosok Ibnu Jarir Ath Thabari

Fajar Hamdani Akbar dalam buku Al-Qur'an dalam Tafsiran Dekonstruksi dan Rekonstruksi menceritakan kisah Ibnu Jarir at-Thabari.

Ibnu Jarir at-Thabari merupakan seorang ahli tafsir terkenal dan sejarawan terkemuka. Nama lengkapnya at-Thabari adalah Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Kasir bin Ghalib Abu Ja'far at-Thabari.

Ia terkadang dipanggil Abu Ja'far karena beliau tidak menikah, akan tetapi beliau memakai kunyah karena luasnya pemahaman beliau terhadap ilmu syar'i dan terhadap sunnah Nabi Muhammad SAW.

Ia dilahirkan di kota Amul ibukota Tabaristan, yang merupakan salah satu provinsi di Persia dan terletak di sebelah utara gunung Alborz, selatan laut Qazwin. Tepatnya pada tahun 224/225 H atau sekitar tahun 839-840.

At-Thabari tumbuh di kota kelahirannya Amul, dibimbing oleh ayahnya dengan sebenar-benarnya bimbingan. Ayahnya mengamatinya bahwa ia sangat memperhatikan ilmu, sehingga ayahnya mengarahkan beliau agar menghafalkan Al-Qur'an di usia yang masih muda.

At-Thabari tumbuh di rumahnya dengan ilmu dan lingkungan agamis, dia sangat semangat dalam menghafal Al-Qur'an hingga ia hafal seluruh Al-Qur'an ketika dia berusia 7 tahun.

Ia juga pernah menjadi imam salat dan menulis hadits ketika umurnya belum sampai sembilan tahun. At-Thabari juga menguasai qiraat, memahami makna, seorang faqih di dalam menjelaskan hukum-hukum Al-Qur'an, dan mengetahui sunnah.

Ibnu Jarir at-Thabari terkenal sebagai imam di bidang ilmu tarikh atau sejarah. Ia merupakan syaikhnya para sejarawan, beliau menulis kitab besar Tarikh ar-rusul wa al-muluk. Selain itu, ia menulis Kitab Tarikh Rijal dari sahabat sampai tabi'in hingga sampai gurunya dan menamakannya badzi al-mudzayyal.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads