Gambar, patung, dan lukisan pada umumnya tidaklah asing dalam dunia Islam, namun dalam penggunaan dan pembuatannya terdapat batasan-batasan atas perintah Allah SWT. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah lukisan wajah Nabi Muhammad SAW.
Dikutip dari buku Islam, Doktrin, dan Isu-isu Kontemporer tulisan Prof. Dr. H. Faisah Ismail, M.A, sejak dulu, Islam sudah melarang aktivitas membuat visualisasi Allah SWT seperti kaum kafir dari golongan Quraisy yang mempunyai banyak patung dan berhala untuk disembah. Perihal ini termaktub dalam firman Allah SWT yaitu Al-Qur'an surah Az-Zumar ayat 3 yaitu,
اَلَا لِلّٰهِ الدِّيْنُ الْخَالِصُ ۗوَالَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءَۘ مَا نَعْبُدُهُمْ اِلَّا لِيُقَرِّبُوْنَآ اِلَى اللّٰهِ زُلْفٰىۗ اِنَّ اللّٰهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِيْ مَا هُمْ فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ ەۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِيْ مَنْ هُوَ كٰذِبٌ كَفَّارٌ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Ketahuilah, hanya untuk Allah agama yang bersih (dari syirik). Orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia (berkata,) "Kami tidak menyembah mereka, kecuali (berharap) agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya." Sesungguhnya Allah akan memberi putusan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada pendusta lagi sangat ingkar."
Allah SWT tidak membenarkan perilaku menyimpang ini meskipun dengan alasan sebagai perantara kepada-Nya. Menurut Prof. Dr. H. Faisah Ismail, M.A., Islam mengajarkan bahwa setiap orang dapat beribadah secara langsung kepada Allah SWT dimanapun dan kapanpun tanpa perantara apapun.
Selain itu, hal ini juga mencakup larangan untuk membuat representasi visual Nabi Muhammad SAW, baik dalam bentuk patung, gambar, atau lukisan. Qari Asim, Imam Masjid Makkah di Leeds, Inggris berpendapat, hadits yang melarang penggambaran makhluk hidup secara otomatis melarang penggambaran Nabi Muhammad SAW.
Keterangan hadits yang dimaksud adalah sebagai berikut, "Sesungguhnya para malaikat (penyebar rahmat) tidaklah masuk ke rumah yang di dalamnya ada gambar (makhluk bernyawa), dan barangsiapa yang menggambar (makhluk bernyawa) akan diazab pada hari kiamat dan dikatakan kepadanya, 'Hidupkan makhluk yang kalian ciptakan.'" (HR Bukhari)
Setidaknya, terdapat dua alasan larangan diperlihatkan Nabi Muhammad dalam bentuk tersebut. Berikut ulasannya.
Alasan Larangan Memvisualisasi Wajah Nabi Muhammad SAW
1. Khawatir Jadi Wasilah
Alasan pertama mengapa Nabi Muhammad SAW tidak boleh digambarkan dalam bentuk patung, gambar, atau lukisan adalah karena khawatir bahwa representasi tersebut dapat menjadi wasilah atau perantara dalam beribadah kepada Allah bagi sebagian umat Islam.
Para pengikut agama Islam di berbagai belahan dunia memiliki pemahaman, pandangan, tingkat pemikiran, tradisi, dan budaya yang berbeda-beda, sehingga mereka akan merespons patung, gambar, atau lukisan Nabi Muhammad SAW dengan cara yang berbeda pula. Hal itu berpotensi adanya penyembahan pada Allah SWT melalui perantara visualisasi tersebut.
"Kultus dan ritus kepada Allah tidak perlu dan tidak memerlukan perantaraan Nabi Muhammad. Beliau bukan 'agen' pemujaan dan bukan 'agen' peribadatan," kata Prof. Dr. H. Faisah Ismail, M.A.
2. Khawatir Adanya Kultus
Alasan kedua mengapa Nabi Muhammad SAW tidak boleh divisualisasikan dalam bentuk patung, gambar, atau lukisan adalah karena khawatir akan terjadinya kultus terhadapnya oleh sebagian umat Islam. Dalam sebuah hadis, diceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki ciri-ciri seperti rambut panjang dan janggut yang dijaga.
Penjelasan ini hanya digunakan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai cara atau metode untuk mengenalkan dan mengidentifikasi dirinya, terutama kepada umatnya yang hidup setelah wafatnya Rasulullah SAW. Dengan demikian, umat Islam yang hidup pada masa setelahnya tidak akan kekurangan pengetahuan tentang sosok nabi mereka.
Dilansir dari BBC, Mantan Kepala Institute of Islamic Political Thought Dr Azzam Tamimi menambahkan, seluruh otoritas Islam meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW maupun nabi lainnya tidak dapat digambarkan atau divisualisasikan dalam bentuk apapun.
"Karena mereka, menurut keyakinan Islam, adalah individu yang sempurna, teladan dan oleh karena itu tidak boleh ditampilkan dengan cara apa pun yang dapat menyebabkan munculnya rasa tidak hormat terhadap mereka," terang dia.
(rah/rah)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah