Bahaya Sifat Tamak, Melupakan Allah-Timbulkan Kezaliman

Bahaya Sifat Tamak, Melupakan Allah-Timbulkan Kezaliman

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Rabu, 17 Mei 2023 17:45 WIB
serakah
Ilustrasi sifat tamak (Foto: Getty Images/iStockphoto/Richard Darko)
Jakarta -

Sifat tamak termasuk ke dalam akhlak tercela. Tamak atau rakus sangat berbahaya dan dilarang dalam agama Islam. Dari Ka'ab bin Malik Al-Anshari RA, ayahnya berkata Nabi SAW bersabda:

"Tidaklah dua ekor serigala yang lapar dikirimkan pada seekor kambing itu lebih berbahaya daripada tamaknya seseorang pada harta dan kedudukan dalam membahayakan agamanya," (HR Tirmidzi).

Menurut buku Akidah Akhlak susunan H Aminuddin dan Harjan Syuhada, secara bahasa tamak adalah kata serapan dari bahasa Arab yang artinya tidak pernah puas dengan apa yang telah dicapainya atau bisa disebut serakah. Ditinjau dari segi istilahnya, tamak adalah cinta kepada dunia (harta) yang berlebihan tanpa memperhatikan hukum halal dan haramnya karena pemilik sifat ini akan mencari segala cara demi mendapatkan keinginannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tamak tergolong ke dalam penyakit hati. Mereka yang tamak selalu menginginkan lebih banyak tanpa memperhatikan cara yang ditempuh haram atau tidaknya. Allah SWT dalam surat At Takatsur ayat 1 dan 2 mengingatkan terkait sifat tamak,

Ψ£ΩŽΩ„Ω’Ω‡ΩŽΩ‰Ω°ΩƒΩΩ…Ω Ω±Ω„ΨͺΩ‘ΩŽΩƒΩŽΨ§Ψ«ΩΨ±Ω

ADVERTISEMENT

Arab latin: Al-hākumut-takāṑur

Artinya: 1. "Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,"

حَΨͺΩ‘ΩŽΩ‰Ω° زُرْΨͺُمُ Ω±Ω„Ω’Ω…ΩŽΩ‚ΩŽΨ§Ψ¨ΩΨ±ΩŽ

Arab latin: αΈ₯attā zurtumul-maqābir

Artinya: 2. "Sampai kamu masuk ke dalam kubur,"

Bahaya dari Sifat Tamak

Menukil dari buku Pendidikan Agama Islam oleh Drs H Thoyib Sah Saputra M Pd, Syeikh Ahmad Rifai berpendapat bahwa tamak menjadi sebab timbulnya rasa dengki, hasud, permusuhan, serta perbuatan keji dan mungkar lainnya. Nantinya, perbuatan tersebut mengakibatkan manusia lupa kepada Allah dan kehidupan akhirat serta menjauhi kewajiban agama.

Sifat tamak ini juga mengakibatkan manusia menjadi hina, sebab tamak digambarkan seperti orang haus yang hendak minum air laut, semakin banyak ia meminum air laut maka semakin bertambah rasa dahaganya. Maksud dari pengibaratan Syeikh Ahmad Rifai ialah bertambahnya harta tidak menghasilkan kepuasan hidup bagi orang tamak, karena keberhasilan dalam mengumpulkan harta akan menimbulkan harapan untuk mendapatkan harta benda baru yang lebih banyak.

Orang dengan sifat tamak akan terus menerus merasa lapar dan dahaga mengenai kehidupan dunia. Semakin banyak yang mereka peroleh dan menjadi hak milik, semakin lapar dan haus pula mereka untuk mendapat lebih banyak lagi. Dengan demikian, orang-orang tamak tidak dapat menikmati kebaikan dari apa yang dimiliki.

Kehidupan orang tamak hanya disibukkan untuk terus menerus mendapat apa yang mereka inginkan, sebab sifat tamak mengakibatkan seseorang lupa tujuan hidup di dunia. Tamak harta melahirkan dosa seperti menipu, mencuri, merampok, korupsi, dan kikir atau bakhil.

Tamak kekuasaan akan berujung menjadi kezaliman yang menimbulkan praktik oligarki, kolusi, berkuasa dengan tangan besi, dan menghalalkan segala cara untuk mencapai suatu tujuan. Lawan dari sifat tamak adalah qana'ah yang artinya menerima dengan lapang dada atas segala nikmat yang Allah berikan.

Ciri-ciri Orang yang Memiliki Sifat Tamak

Orang dengan sifat tamak memiliki ciri-ciri tersendiri. Apa saja? Berikut pembahasannya sebagaimana dikutip dari buku Aqidah Akhlak pada Madrasah oleh Indra Satia Pohan S Pd I M Pd I.

  1. Terlalu mencintai harta yang dimiliki
  2. Semangat berlebihan dalam mencari harta tanpa memperhatikan waktu dan kondisi tubuh
  3. Pelit dan iri dalam membelanjakan harta
  4. Merasa berat untuk mengeluarkan harta demi kepentingan agama dan sosial kemasyarakatan
  5. Mendambakan kemewahan dunia
  6. Semua perbuatannya selalu dinilai dengan materi

Cara Menghindari Sifat Tamak

Merujuk pada sumber yang sama, ada sejumlah hal yang bisa dilakukan untuk menghindari sifat tamak, antara lain sebagai berikut:

  • Berusaha dengan maksimal untuk mendapatkan segala yang dicita-citakan
  • Meyakinkan diri bahwa berapa pun hasil yang didapatkan adalah pilihan Allah SWT yang terbaik atas diri kita.
  • Tidak mempersoalkan segala sesuatu yang telah Allah SWT pilihkan bagi orang lain
  • Membatasi hati dengan bersandar dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT agar mendapat keberkahan dari apa yang telah dimiliki
  • Mengobati sifat tamak dengan tiga dasar kekuatan, yaitu kesabaran, ilmu, dan amal



(aeb/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads