Sholat dhuha adalah sholat sunah yang dikerjakan pada waktu dhuha atau pagi hari sekurang-kurangnya sebanyak dua rakaat dan paling banyak dikerjakan delapan rakaat.
Disebutkan dalam buku Fikih Salat Sunah karya Ali Musthafa Siregar & Nurhadi, melaksanakan sholat Dhuha sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW, bahkan beliau turut mewasiatkan para sahabatnya untuk tidak meninggalkan sholat ini. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam hadits yang berbunyi:
ا عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : أَوْصَانِي خَلِيْلِي بِثَلَاثٍ: صِيَامِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلَّ شَهْرٍ، وَرَكْعَتَيِ الضَّحَى، وَأَنْ أُوتِرَ قبلَ أَنْ أَنَامَ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, 'Kekasihku telah mewasiatkan aku tiga hal agar aku jangan tinggalkan sampai mati, yaitu puasa tiga hari setiap bulan, sholat dhuha, dan sholat witir sebelum tidur.
Beberapa di antara umat muslim masih ada yang bertanya-tanya, lantas apakah jam 10 masih bisa sholat dhuha? Berikut ini batasan waktunya.
Apakah Jam 10 Masih Bisa Sholat Dhuha?
Pada jam 10 pagi, umat muslim masih bisa melaksanakan ibadah sunnah sholat dhuha. Diterangkan dalam buku Fiqh Bersuci dan Sholat Sesuai Tuntunan Nabi karya Abu Utsman Kharisman menjelaskan rentang waktu pelaksanaan sholat Dhuha dapat dimulai sejak 15 menit setelah terbitnya matahari hingga 10 menit sebelum masuknya waktu Dhuhur.
Sementara mengutip dari buku Panduan Sholat Wajib & Sunnah Sepanjang Masa Rasulullah SAW karya Ustadz Arif Rahman, waktu mengerjakan sholat dhuha bisa dimulai sejak matahari mulai naik setinggi satu tombak, kira-kira lima belas menit, serta ketika matahari bersinar penuh menghiasi kira-kira seperempat dari langit dan masih berada di sisi timur.
Sedangkan batas waktu habisnya sholat dhuha, yaitu masuknya waktu dhuhur. Penentuan waktu mengerjakan sholat dhuha ini berdasarkan pada hadits yang diriwayatkan dari Ali RA yang mengatakan:
رَوَى عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي الضُّحَى سِرًّا فِي وَقَتَيْنِ، إِذَا أَشْرَقَتِ الشَّمْسُ وَارْتَفَعَتْ قَامَ وَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ - وَهُوَ أَوَّلُ لِوِرْدِ الثَّانِي مِنْ أَوْرَادِ النَّهَارِ كَمَا سَيَأْتِي - وَإِذَا انْبَسَطَتِ الشَّمْسُ وَكَانَتْ فِي رُبع السَّمَاءِ مِنْ جَانِبِ الشَّرْقِ صَلَّى أَرْبَعًا
Artinya: "Rasulullah SAW mengerjakan sholat dhuha dengan enam rakaat pada dua waktu: (1) ketika matahari terbit kira-kira lima belas menit, Nabi SAW sholat dua rakaat (sholat ini disebut juga sholat isyraq). (2) Ketika matahari bersinar penuh menghiasi kira-kira seperempat langit dan masih berada pada sisi timur, Nabi SAW sholat empat rakaat." (HR At-Tirmidzi, An-Nasa'i, dan Ibnu Majah).
Doa Setelah Sholat Dhuha untuk Memohon Rezeki Berlimpah
Sholat dhuha biasanya menjadi amalan untuk memohon kelancaran rezeki kepada Allah SWT. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca bacaan doa selepas sholat dhuha, yaitu sebagai berikut:
اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Latin: Allaahumma innadh dhuhaa-a dhuhaa-uka walbahaa-a bahaa-uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal qudrata qudratuka wal 'ishmatta 'ishmatuka. Allaahumma in kaana rizqii fissamaa-i fa anzilhu wa in kaana fil ardhi fa-akhrijhu wa in kaana mu'ssiran fa yassirhu wa in kaana haraaman fathahhirhu wa in kaana ba'iidan faqarribhu bihaqqi dhuhaa-ika wa bahaa-ika wa jamaalika wa quuwatika wa qudratika aatinii maa aataita 'ibaadakash shalihiin.
Artinya: "Ya Allah, waktu dhuha ini adalah waktu dhuha-Mu. Keelokan ini adalah keelokan-Mu. Keindahan ini adalah keindahan-Mu. Kekuatan ini adalah kekuatan-Mu. Kekuasaan ini adalah kekuasaan-Mu. Perlindungan ini adalah perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rezekiku masih di langit, maka turunkanlah. Jika rezekiku ada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika rezekiku sulit, maka mudahkanlah. Jika rezekiku haram, maka sucikanlah. Jika rezekiku masih jauh, maka dekatkanlah. Semuanya berkat dhuha-Mu, keagungan-Mu, keelokan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu. Limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh."
Itulah penjelasan dari batas waktu menunaikan sholat dhuha. Dengan demikian, umat muslim masih bisa mengerjakannya pada jam 10 pagi seperti yang telah diterangkan melalui hadits di atas.
(dvs/dvs)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi