Tasamuh artinya toleransi dalam ajaran Islam. Istilah ini penting untuk dipahami oleh kaum muslimin, khususnya dalam kehidupan bermasyarakat.
Kata tasamuh sendiri berasal dari bahasa Arab, yaitu samaha. Secara bahasa, tasamuh dimaknai sebagai memberi dengan kemurahan hati seperti dijelaskan dalam buku Berislam Secara Moderat susunan Khoirul Anwar.
Sebagai umat Islam, sudah semestinya kita saling menghargai sesama, bahkan terhadap mereka yang menganut agama lain. Allah SWT tidak melarang hamba-Nya untuk bertoleransi, hanya saja jika menyangkut ibadah maka toleransi sangat dilarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam surat Al Kafirun ayat 6, Allah SWT berfirman:
ΩΩΩΩΩ Ω Ψ―ΩΩΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΩΩΩΩ Ψ―ΩΩΩΩ
Arab latin: Lakum dΔ«nukum wa liya dΔ«n
Artinya: "Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku,"
Arti Tasamuh Menurut Kacamata Islam
Mengacu pada sumber yang sama, tasamuh secara istilah didefinisikan menjadi beberapa poin. Yang pertama yaitu menghormati pendirian yang berbeda.
Selain itu, tasamuh juga diartikan menerima perbedaan dan bersikap halus dalam berinteraksi dengan semua orang serta tidak membeda-bedakannya. Ulama Muhammad Abid al-Jabiri melalui kitab Qadaya fi al-Fikr al-Mu'asir menjelaskan toleransi dalam agama ialah tidak melampaui batas atau ekstrem di dalam beragama.
Kemudian, toleransi dalam beragam juga berarti menempuh jalan kemudahan dalam beragam yang artinya jalan terbaik. Toleransi juga menghormati hak minoritas pemeluk agama dalam menjalankan keyakinannya tanpa melakukan pembatasan atau penekanan kepadanya.
Al-Jabiri menilai, toleransi menjadi wujud penghargaan terhadap sejumlah praktik keagamaan dalam suatu agama, serta penghormatan banyak agama dalam masyarakat. Menurutnya, pluralitas yang ada menjadi bagian dari peradaban manusia yang tidak bisa dilenyapkan begitu saja.
Dengan demikian, tasamuh bukan berarti tidak peduli terhadap mereka yang berbeda keyakinannya, namun menghormati dan berperilaku adil sekaligus memberi hak serta kewajiban yang perlu diberikan. Dalam surat Al An'am ayat 108 dijelaskan juga bahwa sikap tasamuh bukan berarti menyerang atau mencela yang berujung menimbulkan sakit hati,
ΩΩΩΩΨ§ ΨͺΩΨ³ΩΨ¨ΩΩΩΨ§Ϋ Ω±ΩΩΩΨ°ΩΩΩΩ ΩΩΨ―ΩΨΉΩΩΩΩ Ω ΩΩ Ψ―ΩΩΩΩ Ω±ΩΩΩΩΩΩ ΩΩΩΩΨ³ΩΨ¨ΩΩΩΨ§Ϋ Ω±ΩΩΩΩΩΩ ΨΉΩΨ―ΩΩΩΫ’Ψ§ Ψ¨ΩΨΊΩΩΩΨ±Ω ΨΉΩΩΩΩ Ω Ϋ ΩΩΨ°ΩΩ°ΩΩΩΩ Ψ²ΩΩΩΩΩΩΩΨ§ ΩΩΩΩΩΩΩ Ψ£ΩΩ ΩΩΨ©Ω ΨΉΩΩ ΩΩΩΩΩΩ Ω Ψ«ΩΩ ΩΩ Ψ₯ΩΩΩΩΩ° Ψ±ΩΨ¨ΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΨ±ΩΨ¬ΩΨΉΩΩΩΩ Ω ΩΩΩΩΩΩΨ¨ΩΩΨ¦ΩΩΩΩ Ψ¨ΩΩ ΩΨ§ ΩΩΨ§ΩΩΩΨ§Ϋ ΩΩΨΉΩΩ ΩΩΩΩΩΩ
Arab latin: Wa lΔ tasubbullaΕΌΔ«na yad'α»₯na min dα»₯nillΔhi fa yasubbullΔha 'adwam bigairi 'ilm, kaΕΌΔlika zayyannΔ likulli ummatin 'amalahum αΉ‘umma ilΔ rabbihim marji'uhum fa yunabbi`uhum bimΔ kΔnα»₯ ya'malα»₯n
Artinya: "Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan,"
Dampak Positif Penerapan Sikap Tasamuh
Harjan Syuhada dan Fida' Abdillah dalam bukunya yang bertajuk Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah menjelaskan sejumlah dampak positif penerapan sikap tasamuh dalam kehidupan, yaitu:
- Memuaskan batin orang lain karena dapat mengambil hak sebagaimana mestinya
- Kepuasan batin mengeratkan hubungan persaudaraan
- Eratnya hubungan baik dengan orang lain memperlancar terwujudnya kerjasama yang baik dalam kehidupan bermasyarakat
- Dapat memperluas kesempatan untuk memperoleh rezeki
Kisah Mengenai Toleransi Rasulullah terhadap Kaum Thaif
Menukil dari buku Menakar Kadar Toleransi: Majalah Tebuireng Edisi 80, terdapat sebuah kisah mengenai Rasulullah yang memiliki sikap toleransi terhadap kaum Thaif. Berikut kisahnya sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Imam Bukhari.
Bunda Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah, pernahkan Anda mengalami hari yang lebih buruk dari perang Uhud?" Lalu Rasulullah SAW menjawab:
"Aku pernah menemui kaum yang sangat kejam yang belum pernah aku temui sebelumnya. Yaitu saat aku menemui suatu kaum kaum di kampung Aqabah (Thaif). Ketika itu, aku bermaksud menemui Ibnu Abi Yalil bin Abdi Kulal (untuk meminta bantuan dan untuk menyebarkan Islam).
Namun dia tidak memenuhi permintaanku. Aku pun pulang dalam keadaan wajah yang berdarah (karena perbuatan warga Thaif yang melempari batu).
Ketika aku berhenti di Qarnul Tsa'alib, aku melihat awan menaungiku sehingga aku merasa teduh. Lalu, Malaikat Jibril memanggilku dan bertanya, "Sesungguhnya Allah telah mendengar hinaan kaummu dan penolakan mereka terhadapmu. Kini Allah SWT telah mengutus malaikat penjaga gunung kepadamu."
Kemudian, malaikat penjaga gunung menawarkan kepada Rasulullah SAW apakah beliau berkenan jika dua gunung yang ada di kota Makkah itu ditimpakan kepada mereka sebagai pembalasan. Rasulullah ternyata menolak tawaran itu.
Tidak terbesit sedikitpun di dalam hati beliau niat untuk membalas sikap buruk mereka, "Aku berharap mudah-mudahan Allah SWT mengeluarkan dari tulang rusuk mereka (keturunan) yang menyembah Allah Yang Maha Esa dan tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun," (HR. Imam Bukhari).
Itulah pembahasan mengenai arti tasamuh dan informasi terkaitnya. Semoga bermanfaat.
(aeb/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi