Wahyu Kedua Nabi Muhammad Beserta Dua Tugas yang Harus Dijalankan

Wahyu Kedua Nabi Muhammad Beserta Dua Tugas yang Harus Dijalankan

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Jumat, 12 Mei 2023 16:15 WIB
Traditional style Islamic script depicting the name of the prophet Muhammad on an hand made copper tray.
Ilustrasi wahyu kedua Nabi Muhammad (Foto: Getty Images/iStockphoto/kameramachina)
Jakarta -

Wahyu kedua Nabi Muhammad sangat didambakan olehnya. Kehadiran wahyu kedua tersebut disebabkan Rasulullah berkeinginan memperoleh kepastian yang lebih untuk memantapkan hati beliau terkait apa yang dialaminya di Gua Hira ketika wahyu pertama turun, yaitu surat Al Alaq ayat 1-5, seperti dinukil dari Membaca Sirah Nabi Muhammad oleh M Quraish Shihab.

Surat Al Alaq ayat 1-5 itu diturunkan kepada Nabi Muhammad saat usianya menginjak 40 tahun. Setiap tahun, beliau menyisihkan sebagian waktunya untuk melakukan tahannus atau khalwat di Gua Hira yang jaraknya hanya beberapa kilometer di utara kota Mekkah.

Saat itulah, wahyu pertama Rasulullah SAW yang berupa surat Al Alaq diturunkan kepadanya melalui malaikat Jibril sebagai pennyampai wahyu. Rasulullah ketakutan dan tubuhnya gemetar melihat kedatangan Jibril, kemudian sang malaikat merangkulnya dan berkata, "Bacalah!"

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nabi Muhammad lalu menjawab, "Aku tidak bisa membaca!" Dialog tersebut diulang hingga tiga kali sampai akhirnya beliau bertanya pada Jibril, "Apa yang kubaca?" Setelahnya, Jibril membacakan surat Al Alaq ayat 1-5, seperti dijelaskan dalam buku Hikmah Kisah Nabi dan Rasul tulisan Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri.

Seusai menerima wahyu pertama itu, Nabi Muhammad tidak mendapat wahyu lagi sampai dua setengah tahun. Karenanya, beliau kembali pergi menyepi ke Gua Hira.

ADVERTISEMENT

Apa Wahyu Kedua yang Diterima Nabi Muhammad?

Menukil dari buku Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyur Rahman al-Mubarakpuri, wahyu kedua Nabi Muhammad SAW adalah surat Al Muddatstsir ayat 1-7. Peristiwa itu terjadi ketika beliau menyepi di Gua Hira untuk beribadah dalam kesunyian.

Kemudian, saat Rasulullah meninggalkan gua dan mulai menuruni gunung tersebut, terdengarlah suara Malaikat Jibril memanggil namanya, "Muhammad! Kamu adalah Nabi Allah SWT dan aku adalah Malaikat Jibril!"

Nabi Muhammad ketakutan dan segera pulang ke rumah, ia meminta sang istri yakni Khadijah untuk diselimuti. Ketika diselimuti, datanglah Jibril menyampaikan wahyu kedua.

Wahyu kedua Nabi Muhammad disertai dengan perintah ibadah yang datang sebelum beliau diperintahkan untuk salat. Wahyu ini menjadi penanda munculnya Jibril dan wahyu-wahyu berikutnya turun secara berurutan dalam waktu yang cepat.

Turunnya wahyu pertama menjadi tanda pengangkatan Rasulullah sebagai nabi, sementara pada waktu diturunkan wahyu kedua beliau diangkat menjadi rasul Allah SWT dan dipercayakan melaksanakan dua tugas.

Tugas pertama adalah bangkit dan memberi peringatan untuk mengajari umatnya mengenai Allah. Selain itu, Rasulullah juga diminta mengingatkan mereka akan azab yang akan diterima atas dosa-dosa yang dilakukan.

Sementara itu, tugas kedua ialah menaati perintah Allah SWT dan menjadi contoh bagi yang lain. Surat Al Muddatstsir berisi tentang kumpulan perintah bagi Nabi Muhammad serta baris demi baris yang menunjukkan ibadah dasar dalam Islam.

Pada surat tersebut ada kata fakabbir yang berarti menyembah Allah SWT semata tanpa menyekutukannya, lalu pada ayat selanjutnya kalimat tsiyabaka fathahhir secara harfiah artinya sucikan pakaianmu. Makna di ayat ini juga disebut sebagai sucikan perilakumu.

Kemudian, pada ayat berikutnya yang berbunyi warrujza fahjur memerintahkan Rasulullah untuk melarang pemujaan berhala yang menjadi kebiasaan penduduk Arab. Ayat la tamnun tastaktsir artinya jangan berharap mendapat balasan di dunia atas usaha yang dilakukan.

Terakhir, wa lirabbika fashbir artinya bersabarlah untuk memenuhi perintah Tuhanmu. Lebih lengkapnya, berikut bunyi dari surat Al Muddatstsir ayat 1-7 sebagai wahyu kedua yang diterima oleh Nabi Muhammad.

Surat Al Muddatstsir Ayat 1-5

يٰٓاَيُّهَا الْمُدَّثِّرُۙ - ١

Arab latin: yā ayyuhal-muddaṡṡir
Artinya: 1. Wahai orang yang berkemul (berselimut)!

قُمْ فَاَنْذِرْۖ - ٢
Arab latin: qum fa anÅŒir
Artinya: 2. bangunlah, lalu berilah peringatan!

وَرََؚّكَ فَكَؚِّرْۖ - Ù£
Arab latin: wa rabbaka fa kabbir
Artinya: 3. dan agungkanlah Tuhanmu,

وَثِيَاَؚكَ فَطَهِّرْۖ - Ù€
Arab latin: wa siyabaka fa tahhir
Artinya: 4. dan bersihkanlah pakaianmu,

وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْۖ - ٥
Arab latin: war rujza fajur
Artinya: 5. dan tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji,

وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُۖ - ÙŠ
Arab latin: wa la tamnun tastaksir
Artinya: 6. dan janganlah engkau (Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.

وَلِرَؚِّكَ فَاصؚِْرْۗ - Ù§
Arab latin: wa lirabbika fasbir
Artinya: 7. Dan karena Tuhanmu, bersabarlah.

Demikian pembahasan tentang wahyu kedua Nabi Muhammad SAW yang berupa surat Al Muddatstsir ayat 1-7. Semoga bermanfaat.




(aeb/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads