Cuaca di surga berbeda jauh dengan bumi yang terkadang panas menyengat atau dingin yang menusuk tulang. Dikatakan, manusia tidak akan merasa kepanasan atau kedinginan selama di surga.
Dalam Jinanul Khuldi: Na'imuha wa Qushuruha wa Huruha karya Mahir Ahmad Ash-Shufiy disebutkan, di surga tidak ada terik matahari yang menyengat dan salju yang sangat dingin. Cuacanya cerah menerangi penghuninya dan suasananya sangat menghanyutkan perasaan dan tiada bandingannya.
Baca juga: Apakah di Surga Ada Waktu Siang dan Malam? |
Cuaca di Surga Sesuai Fisik dan Jiwa Penghuninya
Mahir Ahmad Ash-Shufiy menjelaskan lebih lanjut, cuaca di surga sesuai dengan fisik dan jiwa manusia, dengan ukuran yang pas sebagaimana janji Allah SWT tentang berbagai kesenangan di surga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Allah SWT berfirman,
ÙÙÙÙÙÙ°ÙÙÙ٠٠اÙÙÙÙ°ÙÙ ØŽÙØ±Ù٠ذٰÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙÙÙÙÙÙ°ÙÙÙÙ Ù ÙÙØ¶ÙØ±ÙØ©Ù ÙÙÙØ³ÙرÙÙÙØ±ÙØ§Û Ù¡Ù¡ ÙÙØ¬ÙزٰÙÙÙÙ Ù ØšÙÙ ÙØ§ ØµÙØšÙرÙÙÙØ§ جÙÙÙÙØ©Ù ÙÙÙØÙØ±ÙÙÙØ±ÙØ§Û Ù¡Ù¢ Ù ÙÙØªÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙØ§ عÙÙÙ٠اÙÙØ§ÙØ±ÙØ§Û€ÙÙÙÙÙÛ ÙÙØ§ ÙÙØ±ÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙØ§ ØŽÙÙ ÙØ³Ùا ÙÙÙÙÙØ§ زÙÙ ÙÙÙØ±ÙÙÙØ±ÙØ§Û Ù¡Ù£ ÙÙØ¯ÙاÙÙÙÙØ©Ù عÙÙÙÙÙÙÙÙ Ù ØžÙÙÙ°ÙÙÙÙØ§ ÙÙØ°ÙÙÙÙÙÙØªÙ ÙÙØ·ÙÙÙÙÙÙÙØ§ ØªÙØ°ÙÙÙÙÙÙÙØ§ ١ـ
Artinya: "Maka, Allah melindungi mereka dari keburukan hari itu dan memberikan keceriaan dan kegembiraan kepada mereka. Dia memberikan balasan kepada mereka atas kesabarannya (berupa) surga dan (pakaian) sutra. Di dalamnya mereka duduk bersandar di atas dipan. Di sana mereka tidak merasakan terik matahari dan dingin yang menusuk. Naungan (pepohonan)-nya dekat di atas mereka dan sangat dimudahkan untuk memetik (buah)-nya." (QS Al Insan: 11-14)
Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya mengartikan "la yarauna fiha syamsan wala zamharira" (QS Al Insan:13) adalah mereka (penghuni surga) tidak merasakan panas yang terik atau dingin yang menggigit. Kebanyakan mufassir berpendapat, cuaca di surga seperti saat menjelang fajar atau saat matahari akan terbenam.
Dalam Syarah Riyadhus Shalihin Imam an-Nawawi yang disyarah oleh Musthafa Dib al-Bugha dkk, juga dikatakan bahwa di dalam surga tidak ada matahari dan panas.
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam kitabnya, Hadil Arwaah ila Biladil Afrah, menukil sebuah riwayat dari jalur Bukhari yang menyebut bahwa di surga tidak ada matahari dan tidak ada pula hawa dingin yang menyengat.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Muhammad yang berkata bahwa Suwaid bin Sa'id yang berkata dari Abdu Rabbihi Al-Hanafi dari pamannya Zamil bin Samak bahwa ia mendengar ayahnya pernah bercerita kepadanya bahwa ayahnya pernah bertemu dengan Abdullah bin Abbas RA di Madinah ketika beliau sudah tua dan buta.
Ia berkata, "Wahai Ibnu Abbas, apa tanah surga?" Ibnu Abbas menjawab, "Tanah surga adalah batu marmer yang berwarna putih yang terbuat dari perak seperti cermin."
Saya bertanya, "Bagaimana cahayanya?" Ibnu Abbas menjawab, "Apakah Anda tidak pernah melihat saat matahari menjelang terbit? Itulah cahayanya, namun di surga tidak ada matahari dan tidak ada pula hawa dingin yang menyengat."
Lalu, Ibnu Abbas menyebutkan hadits di atas.
Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnad-nya bahwa Nabi SAW pernah bersabda, "Matahari dan bulan tidak kelihatan hingga mereka tidak bisa melihat satu pun dari keduanya. Ia berkata, 'Saya bertanya, 'Wahai Rasulullah, dengan apa kita melihat?' Rasulullah SAW bersabda, 'Seperti penglihatanmu pada saat ini! Dan itu bebarengan dengan terbitnya matahari pada saat ia diterangi oleh bumi dan berada di atas gunung.'"
Sejumlah riwayat lain menyebut bahwa kondisi di surga beserta kenikmatannya tidak bisa kita bayangkan. Wallahu a'lam.
Baca juga: Terbuat dari Apakah Pakaian Penduduk Surga? |
(kri/lus)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina