Baitul Makmur, Ka'bah Para Malaikat di Langit Ketujuh

Baitul Makmur, Ka'bah Para Malaikat di Langit Ketujuh

Nilam Isneni - detikHikmah
Senin, 08 Mei 2023 19:15 WIB
Long Staircase high way to heaven, Empty Stair steps along Cloud in Sky to Light of Hope or Sun. Concept Bright Future in Life. Stairs way lead up to heaven sky toward light, copy space
Ilustrasi Baitul Makmur, Ka'bah para malaikat di langit ketujuh. Foto: Getty Images/iStockphoto/JadeThaiCatwalk
Jakarta -

Baitul Makmur merupakan sebuah tempat suci yang berada di langit. Tempat ini merupakan Ka'bah bagi para malaikat yang terletak di langit ketujuh.

Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam Kitab 'Alam al-Mala'ikah al-Abrar & Alam al-Jinn wa asy-Syayathin karya Umar Sulaiman Abdullah al-Asyqar.

Mengenai Baitul Makmur ini dijelaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

وَّالْبَيْتِ الْمَعْمُوْرِۙ ٤

Artinya: "demi Baitul Makmur," (QS At-Tur: 4)

ADVERTISEMENT

Dalam menafsirkan ayat tesebut, Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menukil sebuah hadits yang disebutkan dalam Shahih Bukhari Muslim bahwa Rasulullah SAW dalam kisah Isra' Miraj sesudah melewati langit ketujuh menceritakan:

"Selanjutnya, aku dinaikkan ke Baitul Makmur. Ternyata, tempat ini dimasuki oleh 70.000 malaikat setiap hari dan mereka tidak pernah kembali."

Para malaikat tersebut beribadah di Baitul Makmur dan melaksanakan thawaf di sana sebagaimana penduduk bumi melakukan thawaf mengelilingi Ka'bah mereka.

Baitul Makmur adalah Ka'bah bagi penduduk langit ketujuh. Karena itu, di sana Rasulullah bertemu dengan Nabi Ibrahim AS yang menyandarkan punggungnya pada Baitul Makmur karena beliau adalah nabi yang membangun Ka'bah di bumi.

Ibnu Katsir juga menuturkan bahwa letak Baitul Makmur itu lurus di atas Ka'bah. Andai jatuh, maka akan jatuh menimpa Ka'bah. Dalam hal ini, Ibnu Katsir bersandar pada hadits yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib.

Ibnu Jarir meriwayatkan melalui Khalid bin 'Ar'arah bahwa ada seseorang bertanya kepada Ali RA, "Apakah Baitul Makmur itu?"

Ali menjawab, "Sebuah rumah di langit yang disebut dengan adh-Dhurah letaknya lurus di atas Ka'bah. Kesuciannya di langit adalah seperti kesucian Baitullah di bumi. Setiap hari ada 70.000 malaikat yang menunaikan salat di sana dan tidak pernah kembali selama-lamanya."

Selanjutnya, al-Albani menuturkan hadits lain yang mendukung dan bernilai shahih dari Rasulullah SAW melalui Qatadah, ia berkata, "Kami mendengar bahwa pada suatu hari, Nabi Muhammad SAW bertanya kepada para sahabat, "Apakah kamu tahu apakah Baitul Makmur itu?"

Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu."

Beliau bersabda, "Baitul Makmur adalah sebuah masjid di langit. Di bawahnya adalah Ka'bah. Andai Baitul Makmur itu runtuh, ia menimpa Ka'bah."

Al-Albani mengatakan, "Kesimpulannya adalah bahwa tambahan kata 'lurus dengan Ka'bah' adalah kalimat yang disepakati dalam semua riwayat."

Dikatakan lebih lanjut bahwa di setiap langit terdapat rumah yang digunakan sebagai tempat ibadah bagi penduduk langit tersebut. Mereka salat dengan menghadap ke rumah tersebut. Inilah yang di langit dunia disebut dengan Baitul Izzah.

Wallahu a'lam.

Rasulullah Pernah ke Baitul Makmur

Dalam Ar-Rahiq al-Makhtum-Sirah Nabawiyah: Sejarah Lengkap Kehidupan Nabi Muhammad Salallahu 'alaihi wasalam karya Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, turut diceritakan mengenai perjalanan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW yang di bawa malaikat Jibril ke Baitul Makmur.

Dari langit keenam, Jibril membawa Rasulullah SAW kemudian dibawa naik kembali ke Sidratul Muntaha, lalu ke Baitul Makmur.

Dari sini, Rasulullah SAW dibawa naik kembali untuk bertemu dengan Allah SWT. Kemudian Allah SWT mewahyukan kepada Rasulullah SAW apa yang Dia kehendaki dan menurunkan perintah salat fardhu.

Awalnya Allah SWT memberikan perintah untuk salat fardu sebanyak lima puluh waktu. Sebelum akhirnya Nabi Muhammad SAW yang bertemu dengan Nabi Musa AS mengatakan bahwa umat Nabi Muhammad SAW tidak akan sanggup melaksanakannya.

Maka, Nabi Muhammad SAW mondar-mandir untuk memohon keringanan oleh Allah SWT hingga akhirnya Allah SWT mengurangi kewajiban salat fardhu menjadi lima waktu.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads