Selain mukjizat, dalam Islam juga dikenal karamah. Karamah ini diberikan Allah SWT kepada hamba pilihan-Nya dalam jajaran wali dan para sufi. Lalu, apa itu karamah?
Sebelumnya, mari ketahui terlebih dahulu mengenai wali Allah SWT.
Menukil buku Adakah Kuburan Keramat & Siapakah Wali Allah susunan Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dkk, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengemukakan, "Siapa saja yang mukmin dan bertakwa, dia adalah wali Allah."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diterangkan, kewalian bukanlah dengan klaim begitu saja, melainkan melihat dari iman dan ketakwaan. Sehingga apabila ada orang yang mengatakan, "Dia adalah seorang wali", tetapi orang itu tidak beriman lagi bertakwa kepada Allah SWT, maka perkataannya itu ditolak atau tidak benar.
Keberadaan wali Allah ini dijelaskan dalam Surat Yunus ayat 62-63.
اَلَآ اِنَّ اَوْلِيَاۤءَ اللّٰهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۚ - 62 اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَكَانُوْا يَتَّقُوْنَۗ - 63
Artinya: "Ketahuilah bahwa sesungguhnya (bagi) para wali Allah itu tidak ada rasa takut yang menimpa mereka dan mereka pun tidak bersedih. (Mereka adalah) orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa."
Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi dalam kitab Minhajul Muslim menyebut para wali ditugaskan oleh Allah SWT untuk menaati-Nya, mencintai-Nya, juga mengagungkan-Nya.
"Mereka (para wali) melaksanakan perintah Allah dan menyuruh orang lain mengerjakan perintah-Nya. Mereka meninggalkan larangan Allah dan melarang orang lain mengerjakan larangan-Nya. Apabila mereka mohon pertolongna-Nya, niscaya Dia akan mengabulkan. Apabila mereka memohon perlindungan-Nya, niscaya Dia akan melindungi. Mereka memiliki keimanan, ketakwaan, karamah, dan mendapatkan kabar gembira di dunia dan akhirat." ungkap Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi.
Apa Itu Karamah?
Seperti perkataan Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi diatas, wali Allah memiliki karamah atau tepatnya diberikan karamah oleh-Nya. Adanya karamah pada diri wali pun dibenarkan oleh prinsip Ahlussunnah wal Jama'ah.
Adapun arti karamah dikemukakan oleh sejumlah ulama. Menurut Ibnu Qayyim lewat bukunya, "Karamah adalah perkara yang di luar kebiasaan. Diberlangsungkan oleh Allah di tangan seorang wali sebagai bentuk dukungan, pertolongan, peneguhan dan pembelaan agama. Juga sebagai bentuk pemeliharaan dari perkara-perkara yang berbau sihir dan mantra."
Makna karamah juga diterangkan Yazid bin Abdul Qadir Jawas dalam Syarah 'Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah, "Yang dimaksud karamah adalah apa yang Allah SWT karuniakan melalui tangan para wali-Nya yang mukmin berupa keluarbiasaan, seperti ilmu, kekuasaan, dan lainnya."
Selain wali Allah, diperingatkan pula bahwa terdapat wali syaithan (setan). Masih dari kitab Minhajul Muslim, wali etan buat manusia lupa dari mengingat Allah SWT, menggoda berbuat buruk dan kerusakan. Mereka tunduk kepada setan dan setan juga membantu orang ini.
Setan menggoda manusia dengan menghiasi sesuatu yang mungkar sehingga tampak makruf, dan sebaliknya, menghiasi sesuatu yang makruf agar tampak seperti yang mungkar. Dan Wali setan mendapat laknat dan murka Allah SWT meskipun mereka menampakkan sesuatu hal yang luar biasa.
Perbedaan karamah wali Allah dan wali setan dapat dilihat dari tingkah laku dan keadaan orang itu. Bila seseorang beriman, bertakwa dan taat kepada-Nya, maka karamah yang dimilikinya adalah dari Allah SWT.
Sedangkan jika orang itu jauh dari takwa, senang maksiat dan berbuat doa, maka itu semacam fenomena jebakan (istidraj), atau bentuk pelayanan dan pertolongan setan yang membantunya.
Contoh Karamah Para Wali
Masih dari Syarah 'Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah, contoh karamah yang diberikan allah SWT kepada hamba pilihan-Nya adalah makanan yang Dia berikan kepada Maryam binti Imran (Ibunda Nabi Isa AS). Hal ini diabadikan dalam Surat Ali Imran ayat 37:
"Dia (Allah) menerimanya (Maryam) dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik, dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemui di mihrabnya, dia mendapati makanan di sisinya. Dia berkata, 'Wahai Maryam, dari mana ini engkau peroleh?' Dia (Maryam) menjawab, 'Itu dari Allah.' Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan."
Kitab Minhajul Muslim juga menyebutkan sejumlah dari sekian banyak karamah yang diriwayatkan dalam kitab-kitab hadits shahih, di antaranya:
1) Para malaikat memberi salam kepada Imran bin Hushain, 2) Salman Al-Farisi dan Abu Darda pernah makan di sebuah nampan, lalu makanan di dalamnya bertasbih kepada Allah SWT, serta 3)Khubaib pernah ditawan kaum Musyrik di Makkah. Lantas ada anggur yang diberikan kepadanya yang kemudian ia makan, padahal di Makkah tidak ada anggur.
Demikianlah penjelasan tentang pengertian karamah beserta contohnya. Semoga bermanfaat!
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi