Apakah Puasa 6 Hari Syawal Harus Dilakukan Berturut-turut?

Apakah Puasa 6 Hari Syawal Harus Dilakukan Berturut-turut?

Azkia Nurfajrina - detikHikmah
Rabu, 26 Apr 2023 12:30 WIB
Jadwal Buka Puasa di Jakarta Hari Ini, Rabu 19 April 2023
Foto: Getty Images/iStockphoto/kertu_ee
Jakarta -

Masuk bulan Syawal, terdapat amalan sunnah yang memiliki keutamaan besar yakni berpuasa sejumlah enam hari. Namun, apakah mesti dilakukan secara berurutan?

Menukil buku Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq, puasa sunnah enam hari di bulan Syawal begitu dianjurkan oleh Rasulullah SAW melalui sabdanya, sehingga amalan ini termasuk sunnah muakkad (ditekankan).

Abu Ayyub Al-Anshari meriwayatkan, bahwa Nabi SAW menuturkan:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، فَكَأَنَّمَا صَامَ الدَّهْرَ

Artinya: "Barang siapa berpuasa di bulan Ramadan lalu dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, seakan-akan dia berpuasa sepanjang tahun." (HR Muslim no. 204, Abu Dawud no. 2433, Tirmidzi no. 759, & Ibnu Majah no. 1716)

ADVERTISEMENT

Hadits di atas menjadi dalil disunnahkannya puasa enam hari Syawal. Riwayat tersebut juga mengungkap keistimewaan menjalankan puasa sunnah tersebut yang Rasul SAW nyatakan setara dengan berpuasa selama setahun penuh.

Syaikh Raghib As-Sirjani melalui bukunya Ihya 345 Sunnah Nabawiyah: Wasa'il wa Thuruq wa Amaliyah menjelaskan mengapa puasa Syawal bisa sama dengan satu tahun. Menurutnya, karena Allah SWT melipatgandakan satu kebajikan yang dikerjakan hamba-Nya dengan 10 kebaikan.

Sebagaimana kalam-Nya dalam Surat Al-An'am ayat 160: "Siapa yang berbuat kebaikan, dia akan mendapat balasan sepuluh kali lipatnya."

Sehingga kaum muslim yang berpuasa di bulan Ramadan seperti berpuasa 300 hari. Dan mereka yang kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, bagaikan berpuasa 60 hari. Apabila ditotal maka menjadi 360 hari atau setahun penuh.

Puasa Syawal Haruskah Dikerjakan selama 6 Hari Berurutan?

Karena bagi sebagian muslim ada yang mendapat udzur (halangan) atau perlu membayar utang puasa Ramadan terlebih dahulu, ada yang mempertanyakan kebolehan atau aturan melaksanakan puasa sunnah Syawal sebanyak enam hari, seperti apakah mesti dikerjakan secara berturut turut atau tidak.

Mengenai ini, para ulama punya pandangannya masing-masing. Menurut madzhab Syafi'i dan Hanafi contonya yang dinukil dari buku Fiqih Sunnah, mereka berpendapat bahwa lebih utama menjalankan puasa enam hari Syawal dengan berurutan dan dimulai setelah hari raya Idul Fitri atau tepatnya semenjak tanggal 2 Syawal.

Ulama lain seperti Imam Ahmad berpemahaman berbeda. Menurutnya puasa sunnah Syawal boleh ditunaikan secara berturut, dan juga boleh tidak dilakukan berurutan. Baginya tak ada keutamaan baik melaksanakannya dengan berturut-turut maupun tidak.

Syaikh Raghib As-Sirjani dalam bukunya turut mengemukakan, "Berpuasa enam hari di bulan Syawal tidak harus dengan cara berurutan dan tidak harus dimulai di awal bulan Syawal. Namun yang terpenting adalah berpuasa enam hari tersebut di bulan Syawal."

Muhammad Ridho Al-Thurisinai lewat buku Buka Puasa Bersama Rasulullah SAW menerangkan pandangannya terkait pelaksanaan puasa sunnah enam hari Syawal.

"Enam hari tersebut ditentukan selama satu bulan (Syawal). Boleh bagi seorang mukmin untuk memilih dari bagian bulan Syawal tersebut. Jika mau, ia boleh berpuasa pada awal bulan, atau pertengahan bulan, atau pada akhirnya. Kalau mau, ia boleh berpuasa berturut-turut. Jadi sifatnya longgar atau bebas." jelas Ridho Al-Thurisinai.




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads