Zaman azali adalah zaman ditetapkannya takdir oleh Allah SWT. Dengan kata lain, zaman ini adalah zaman sebelum diciptakannya manusia.
Menurut buku Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah Kelas IX oleh Harjan Syuhada, kata azali sendiri berarti ketetapan yang sudah ada sebelum keberadaan atau kelahiran semua makhluk termasuk manusia. Untuk itu, zaman azali juga disebut sebagai zaman penetapan takdir yang akan dijalani oleh semua makhluk-Nya.
H. Darwis Abu Ubaidah dalam Tafsir Al-Asas menjelaskan, ketetapan yang sudah ada sejak zaman azali berkaitan dengan kebahagiaan, kesengsaraan, ajal, dan rezeki manusia. "Menurut pengertian akidah (keyakinan), qadha adalah semua keputusan Allah SWT terhadap sesuatu hal, termasuk yang berkaitan dengan kebahagiaan, kesengsaraan, ajal, dan rezeki manusia di zaman azali, suatu zaman sebelum Allah SWT menciptakan sesuatu apapun," tulisnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, "Allah telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi." (HR Muslim)
Zaman Azali dan Takdir Allah SWT
Takdir merupakan perwujudan ketetapan Allah SWT yang juga kerap disebut qadar. Takdir secara umum terbagi ke dalam dua jenis yakni takdir mubram atau takdir yang tidak bisa diubah dan muallaq atau takdir yang dapat diubah dengan ikhtiar dan doa.
Berkenaan dengan takdir Allah SWT, ada beberapa surah yang menyinggungnya. Salah satunya surah Al Qamar ayat 49 yang berbunyi,
اِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنٰهُ بِقَدَرٍ
Artinya: "Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu sesuai dengan ukuran."
Senada dengan firman Allah pada surah Al-Furqan ayat 2,
ۨالَّذِيْ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَّلَمْ يَكُنْ لَّهٗ شَرِيْكٌ فِى الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهٗ تَقْدِيْرًا
Artinya: "(Yaitu Zat) yang milik-Nyalah kerajaan langit dan bumi, (Dia) tidak mempunyai anak, dan tidak ada satu sekutu pun dalam kekuasaan(-Nya). Dia telah menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat."
Serta dalam firman-Nya surah Al-A'la ayat 1-3 yang berbunyi,
سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْاَعْلَىۙالَّذِيْ خَلَقَ فَسَوّٰىۖوَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدٰىۖ
Artinya: "Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi,yang menciptakan, lalu menyempurnakan (ciptaan-Nya), yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,"
Dari keterangan firman Allah SWT di atas, dijelaskan bahwa ketetapan takdir semua makhluknya sudah ada sebelum mereka ada dilahirkan. Hal ini dimaksudkan takdir sudah ada sejak zaman azali. Tafsir Ibnu Katsir menyebutkan, Allah SWT telah menetapkan ukuran setiap makhluk-Nya dan memberikan petunjuk kepada semua makhluk-Nya sudah sejak lama.
"Oleh karena itu, para imam dari kalangan Ahlus Sunnah menyimpulkan dalil dari ayat ini yang membuktikan kebenaran dari takdir Allah SWT yang terdahulu terhadap makhluk-Nya. Yaitu pengetahuan Allah SWT terhadap segala sesuatu sebelum kejadiannya dan ketetapan takdir-Nya terhadap mereka sebelum mereka diciptakan oleh-Nya," demikian penjelasan Ibnu Katsir.
Menyikapi Ketetapan Allah SWT
Takdir erat kaitannya dengan qada dan qadar. Menurut buku Islam - The Perfect Way of Life karya Ahmet Kilinc, qadar adalah hukum Allah yang lebih spesifik dari ketetapan qada. Dengan kata lain, Allah mengetahui dan akan menginginkan kapan, dimana, dan bagaimanakah suatu hal itu akan diperbuat.
Berkenaan dengan hal itu, ada salah satu ketetapan Allah yang dapat diubah atas seizin-Nya yakni takdir muallaq selama didukung dengan ikhtiar dan doa hamba-Nya. Selaras dengan apa yang difirmankan-Nya pada Al-surah Al Hadid ayat 22-23 yang berbunyi,
مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْرَاَهَا ۗاِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌۖلِّكَيْلَا تَأْسَوْا عَلٰى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَآ اٰتٰىكُمْ ۗوَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۙ
Artinya: "Tidak ada bencana (apa pun) yang menimpa di bumi dan tidak (juga yang menimpa) dirimu, kecuali telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sesungguhnya hal itu mudah bagi Allah. (Yang demikian itu kami tetapkan) agar kamu tidak bersedih terhadap apa yang luput dari kamu dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri."
Menurut tafsir Kemenag dalam rangkaian ayat ini bahwa semua ketetapan adalah apa yang sudah ditulis Allah SWT dalam kitab Lauh Mahfuz. Semua yang terjadi digariskan oleh Allah SWT agar tiada makhluknya yang terlalu bersedih maupun terlalu sombong.
Dengan demikian, takdir Allah SWT bagi tiap manusia telah ditulis sejak zaman azali. Semoga dengan informasi ini dapat menambah keimanan kita ya, detikers.
(rah/rah)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina