Surah Abasa Ayat 26-42 dan Tafsirnya, Penciptaan Bumi untuk Manusia

Surah Abasa Ayat 26-42 dan Tafsirnya, Penciptaan Bumi untuk Manusia

Tsalats Ghulam Khabbussila - detikHikmah
Jumat, 24 Feb 2023 17:15 WIB
holy book quran black background
Ilustrasi Surah Abasa. (Foto: Getty Images/iStockphoto/mgstudyo)
Jakarta -

Surah Abasa adalah surah ke-80 di Al-Qur'an dengan jumlah 42 ayat. Surah Abasa tergolong dalam surah Makkiyah yang berarti turun di daerah Makkah.

Surah Abasa turun setelah surah Al-Najm. Surah Abasa ini melanjutkan surah sebelumnya dengan berfokus dan bercerita tentang akhlak, keesaan Allah, peringatan Allah kepada orang yang tidak beriman, dan keadaan manusia di hari kiamat kelak. Termasuk tentang penciptaan Bumi oleh Allah SWT untuk manusia.

Penciptaan Bumi untuk Manusia

Mengenai penjelasan Bumi dibuat Allah SWT untuk dipergunakan oleh manusia lebih jelas dituliskan pada ayat 24 hingga 26. Ditafsirkan oleh Ibnu Katsir sepanjang tiga ayat ini, Allah SWT hendak menjelaskan asal-usul makanan dan bagaimana hasil Bumi ini memengaruhi manusia. Berikut bacaan surah Abasa ayat 24-46,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(24) فَلْيَنظُرِ الْإِنْسَانُ إِلَى طَعَامِة
(25) انَّا صَبَيْنَا الْمَاءَ صَبَّان
(26) ثُمَّ شَقَقْنَا الْأَرْضَ شَقًّا

Artinya: "maka hendaklah manusia itu memerhatikan makanannya. Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian Kami belah Bumi dengan sebaik-baiknya,"

ADVERTISEMENT

Selanjutnya, dijelaskan dalam Tafsir Ibnu Katsir bahwa kalimat, "Hendaklah manusia itu memerhatikan makannya" bermakna bahwa Allah SWT dengan tegas mengatakan manusia untuk memerhatikan makanannya.

Makanan tersebut datang melalui penjelasan pada ayat 24-26 yang bermakna bahwa Allah SWT telah menciptakan Bumi sedemikian rupa dengan ekosistemnya agar manusia bisa hidup di Bumi dengan memanfaatkan isinya.

Hasil Bumi untuk Kesenangan Manusia

Surah Abasa ayat 27-32 selanjutnya menjelaskan tentang hasil bumi yang dikeluarkan oleh dunia yang Allah SWT anugerahi.

(27) فَاَنْۢبَتْنَا فِيْهَا حَبًّاۙ
(28) وَّعِنَبًا وَّقَضْبًاۙ
(29) وَّزَيْتُوْنًا وَّنَخْلًاۙ
(30) وَّحَدَاۤىِٕقَ غُلْبًا
(31) وَفَاكِهَةً وَّاَبًّا
(32) مَتَاعًا لَّكُمْ وَلِاَنْعَامِكُمْۗ

Artinya: "Lalu, Kami tumbuhkan padanya biji-bijian, anggur, sayur-sayuran, zaitun, pohon kurma, kebun-kebun (yang) rindang, buah-buahan, dan rerumputan. (Semua itu disediakan) untuk kesenanganmu dan hewan-hewan ternakmu."

Menurut Ibnu Katsir, Bumi dan seluruh isinya membantu tumbuhan, hewan ternak, dan manusia untuk terus eksis hingga hari kiamat kelak. Tumbuhan yang subur akan memberikan makan ternak, ternak yang makmur akan memberikan manusia kebutuhan daging dan semua elemen untuk menopang kebutuhan biologisnya.

"Bayaran" dari Kenikmatan Allah SWT

Alangkah baiknya bila seorang muslim membayar kenikmatan dari Allah SWT dengan melakukan amal sholeh dan menaati perintah-Nya. Pada rangkaian ayat terakhir yakni surah Abasa ayat 33-42, Allah memberikan sedikit bocoran bagaimana keadaan orang yang kafir dan durhaka terhadap perintah dan larangan-Nya.

(33) فَاِذَا جَاۤءَتِ الصَّاۤخَّةُ ۖ
(34) يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ اَخِيْهِۙ
(35) وَاُمِّهٖ وَاَبِيْهِۙ
(36) وَصَاحِبَتِهٖ وَبَنِيْهِۗ
(37) لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَىِٕذٍ شَأْنٌ يُّغْنِيْهِۗ
(38) وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ مُّسْفِرَةٌۙ
(39) ضَاحِكَةٌ مُّسْتَبْشِرَةٌ ۚ
(40) وَوُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ عَلَيْهَا غَبَرَةٌۙ
(41) تَرْهَقُهَا قَتَرَةٌ ۗ
(42) اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْكَفَرَةُ الْفَجَرَةُ

Artinya: "Maka, apabila datang suara yang memekakkan (dari tiupan sangkakala), pada hari itu manusia lari dari saudaranya, (dari) ibu dan bapaknya, serta (dari) istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya. Pada hari itu ada wajah-wajah yang berseri-seri, tertawa lagi gembira ria. Pada hari itu ada wajah-wajah yang tertutup debu (suram) dan tertutup oleh kegelapan (ditimpa kehinaan dan kesusahan). Mereka itulah orang-orang kafir lagi para pendurhaka."

Dari rangkaian ayat ini, diceritakan bahwa pada hari akhir atau kiamat besok akan terjadi pembalasan. Menurut Tafsir Tahlili dikutip dari Quran Kemenag, pembalasan ini akan mengarah langsung ke orang-orang yang kafir dan pendurhaka seperti yang dijelaskan pada ayat 40-42 yang menerangkan bahwa pada hari itu orang kafir lagi pendurhaka akan suram wajahnya dan tertutup oleh kegelapan.

Demikianlah penjelasan dan tafsir dari surah Abasa ayat 26-42. Semoga menambah wawasan keimanan kita sekaligus menjaga keimanan kita serta menghindarkan kita ya, detikers!




(rah/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads