Segala yang dikerjakan di dunia tidak luput dari pengawasan Allah SWT. Seluruh amal perbuatan manusia akan dicatat di dunia dan kelak akan dihitung di akhirat.
Penghitungan amal perbuatan manusia ini dikenal dengan sebutan Yaumul Mizan. Kata Mizan berarti timbangan. Secara bahasa arti Yaumul Mizan adalah hari di mana semua amalan perbuatan manusia ditimbang.
Mengutip buku Ensiklopedia Akhirat: Mizan, Catatan Amal, Shirath, dan Macam-macam Syafaat oleh Mahir Ahmad Ash-Syufiy, dijelaskan bahwa banyak ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang hari penghitungan amal perbuatan. Hasil dari penimbangan inilah yang akan menentukan seseorang untuk mendapatkan haknya di akhirat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ayat Al-Qur'an tentang Mizan
Dalam Al-Qur'an banyak ayat yang menjelaskan tentang hari ditimbangnya amal perbuatan. Berikut kutipan ayatnya:
1. Surat Al-Anbiya Ayat 47
وَنَضَعُ ٱلْمَوَٰزِينَ ٱلْقِسْطَ لِيَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا ۖ وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَٰسِبِينَ
Artinya: Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.
2. Surat Al-Mu'minun Ayat 102-103
فَمَن ثَقُلَتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ فِى جَهَنَّمَ خَٰلِدُونَ
Artinya: Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam.
3. Surat Al-A'raf Ayat 8-9
وَٱلْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ ٱلْحَقُّ ۚ فَمَن ثَقُلَتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓا۟ أَنفُسَهُم بِمَا كَانُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا يَظْلِمُونَ
Artinya: Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.
4. Surat Al-Qari'ah Ayat 6-11
فَأَمَّا مَن ثَقُلَتْ مَوَٰزِينُهُۥفَهُوَ فِى عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍوَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَٰزِينُهُۥفَأُمُّهُۥ هَاوِيَةٌوَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا هِيَهْ نَارٌ حَامِيَةٌۢ
Artinya: Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas.
Dari ayat-ayat tersebut, dapat dipahami bahwa seluruh amal perbuatan manusia kelak akan ditimbang, setelah Allah SWT mengadakan penghitungan terhadap seluruh amal perbuatan (menghisab) hamba-hamba-Nya.
Seluruh amal perbuatan manusia ditimbang, setelah hak seseorang yang diambil orang lain dikembalikan oleh Allah. Amal perbuatan manusia ditimbang, setelah orang-orang zalim menerima konsekuensi sesuai penghitungan berapa banyak orang yang telah dizaliminya selama di dunia.
Amal perbuatan manusia ditimbang, setelah orang-orang yang terzalimi memperoleh haknya secara sempurna, termasuk sepatah kata yang menyakitkan yang diucapkan orang lain terhadap dirinya. Sepatah kata itu akan diperhitungkan dan menjadi amal kebaikan bagi orang yang terzalimi.
Semua itu tercatat lengkap dalam buku catatan amal perbuatan, setiap manusia memiliki buku ini dan tercatat lengkap tanpa celah sedikitpun.
Semua perbuatan buruk akan mendapat hukuman, dan semua perbuatan baik akan mendapatkan balasan yang baik pula.
Jika penghitungan amal telah selesai dan hasilnya telah tercatat di dalam buku catatan amal, pada saat itulah dapat dilihat bahwa catatan kebaikan seseorang sudah bertambah, atau catatan keburukannya yang bertambah.
Setelah proses penimbangan amal perbuatan selesai maka barulah buku catatan amal disesuaikan dan dibagi-bagikan. Cara manusia menerima buku catatan amal ini sesuai dengan amal perbuatannya selama di dunia.
Ada manusia yang menerima buku catatan itu dengan tangan kanan. Ada yang menerima buku catatan itu dengan tangan kiri. Ada pula yang menerimanya dari balik punggungnya. Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang menerima buku catatan amal perbuatan dengan tangan kanan.
Wallahu alam.
(dvs/erd)
Komentar Terbanyak
Daftar 50 SMA Terbaik di Indonesia, 9 di Antaranya Madrasah Aliyah Negeri
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026