Asmaul Husna atau nama-nama yang indah ialah nama-nama yang menggambarkan kesempurnaan sifat dan hanya dimiliki oleh Allah SWT. Dalam Asmaul Husna, terdapat sifat Al-Basir atau Yang Maha Melihat.
Melansir pada halaman Kemenag, Asmaul Husna merupakan sifat-sifat-Nya yang mulia dan bukanlah Dzat-Nya. Manusia tidak akan pernah mampu untuk memikirkan Dzat Allah SWT, karena akal manusia memiliki kelemahan untuk mengetahui esensi dari sifat-Nya. Oleh sebab itu, Allah SWT berfirman dengan asma-asma-Nya dalam surah Al-Waqi'ah ayat 96 yang berbunyi:
فَسَبِّحْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلْعَظِيمِ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya:
"Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Maha Besar." (QS. Al-Waqi'ah: 96)
Ada pun jumlah Asmaul Husna seluruhnya, secara pasti hanya Allah SWT yang tahu. Di luar jumlah 99, ada yang berpendapat bahwa jumlah Asmaul Husna lebih dari 1000, bahkan tidak terhidup karena begitu banyaknya. Sementara itu, 99 Asmaul Husna adalah yang termasyhur yang dikenal selama itu.
Dalam kaitannya dengan Asmaul Husna, salah satu sifat yang dimiliki-Nya adalah Al-Basir. Al Basir artinya Maha Melihat. Al-Basir artinya Maha Melihat. Allah SWT adalah Zat Yang Maha Melihat segala sesuatu. Allah SWT mampu melihat apa pun, baik yang lahir atau batin, besar atau kecil, dan yang nyata atau gaib.
Allah mewajibkan hamba-Nya agar seorang muslim mengetahui bahwa Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat. Artinya, siapa pun yang tidak mengetahuinya, maka itu adalah hamba yang tidak mengenal Allah SWT secara dalam. Sebagaimana yang dijelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 244 yang berbunyi sebagai berikut:
وَقَٰتِلُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Artinya: "Dan berperanglah kamu sekalian di jalan Allah, dan ketahuilah sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 244)
Penglihatan yang dimiliki oleh Allah SWT berbeda dengan penglihatan manusia yang terbatas. Manusia dapat melihat apabila sesuatu objek yang dilihatnya terdapat cahaya yang menerpanya, sedangkan penglihatan yang dimiliki oleh Allah SWT bersifat mutlak. Allah SWT tidak memerlukan sinar tersebut. Hal tersebut dijelaskan dalam buku yang berjudul 99 Jalan Mengenal Tuhan oleh Prof. Dr. H. M. Zurkani Jahja.
Bahkan, dengan penglihatan-Nya, Allah SWT mampu untuk mengawasi situasi hati seseorang yang menyertai perbuatan manusia. Hal tersebut sebagaimana yang dijelaskan dalam surah Al-Isra ayat 1 yang berbunyi sebagai berikut
سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
Artinya: "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Isra: 1)
Meneladani Sifat Al-Bashir
Melansir pada buku yang berjudul Meneladani 99 Sifat Asmaul Husna oleh Tim Al Firdaus, perilaku yang mencerminkan keyakinan bahwa Allah SWT memiliki sifat Maha Melihat adalah hendaknya kita bekerja dengan teliti. Selain itu, berikut cara kita meneladani sifat Al-Bashir:
1. Berhati-hati dalam berbuat dan bertingkah laku.
2. Menjaga perbuatan dalam berprilaku di mana saja dan kapan saja, karena kelak pasti akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT.
3. Tidak mempergunakan pancaindra yang Allah berikan untuk sesuatu yang dilarang-Nya.
4. Menggunakan indra penglihatan untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang terbentang di alam raya.
Itulah arti dan penjelasan lengkap tentang Asmaul Husna Al-Bashir. Semoga kita sebagai umat Islam dapat meneladaninya.
(rah/lus)
Komentar Terbanyak
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi