Berdoa kepada Allah SWT hendaklah dilakukan kapan pun dan di mana pun, salah satunya ketika seseorang akan bepergian. Islam mensyariatkan sejumlah doa khusus yang bisa dibaca dalam perjalanan, seperti saat berlayar dengan kapal laut. Doa apa yang dapat dilafalkan?
Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar menyebutkan sebuah doa dalam Surat Hud ayat 41, yakni bacaan untuk kaum muslim yang mau bepergian dengan kendaraan laut. Berikut lafaznya:
Ψ¨ΩΨ³ΩΩ
Ω Ψ§ΩΩΩΩ°ΩΩ Ω
ΩΨ¬ΩΨ±Ω°ΫͺΩΩΩΨ§ ΩΩΩ
ΩΨ±ΩΨ³Ω°ΩΩΩΨ§ ΫΨ§ΩΩΩΩ Ψ±ΩΨ¨ΩΩΩΩ ΩΩΨΊΩΩΩΩΩΨ±Ω Ψ±ΩΩΨΩΩΩΩ
Ω
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bismillahi majreha wa mursaha inna rabbi laghafuurur rahiim
Artinya: "Dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya! Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Kisah di Balik Surat Hud ayat 41
Mengutip Tafsir Tahlili Kementerian Agama (Kemenag) Jilid 4, diketahui riwayat masyhur mengenai Nabi Nuh AS yang diperintah oleh Allah SWT untuk membuat kapal. Ketika proses pembuatannya itu, Nuh AS mendapat ejekan dari kaumnya yang membangkang.
Padahal apa yang Nuh AS lakukan, tidak lain adalah arahan dari Allah. Di mana Dia akan membinasakan umat itu sebab enggan mengikuti ajaran yang dibawa Nabi Nuh. Dia akan menenggelamkan mereka dengan banjir yang tak surut selama empat puluh hari. Yang mana langit akan menurunkan hujan terus menerus, serta sumber air akan mengeluarkan airnya tanpa henti.
Untuk menyelamatkan Nuh AS beserta sedikit dari kaumnya yang beriman, maka Allah menyuruh Nabi Nuh untuk membuat bahtera besar. Kemudian kapal ini akan mengangkut para hamba-Nya yang bertakwa serta sepasang dari masing-masing hewan pada saat itu.
Ketika pembuatan bahtera ini telah rampung, seperti pada Surat Hud ayat 41, Nabi Nuh memberi titah kepada orang dan hewan-hewan untuk menaikinya. Dan ia mengingatkan kepada mereka pula untuk menyebut nama Allah saat dan sepanjang berlayar, juga ketika akan berlabuh nantinya. Sebab kekuasaan hanya milik-Nya, Dia yang mampu menyelamatkan dan melindungi hamba-hamba-Nya.
Sebagaimana sabda Nabi SAW dalam sebuah hadits dari Ibnu As-Sunni, beliau berkata: "Umatku akan selamat dari tenggelam manakala pada saat naik kapal mereka mengucapkan firman Allah, "Bismillahi majreha wa mursaha inna rabbi laghafuurur rahiim (Dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya! Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang)" (HR Thabrani)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya turut menjelaskan maksud Surat Hud ayat 41, yakni dengan (menyebut) nama Allah untuk perjalanannya di atas permukaan air dan dengan (menyebut) nama Allah untuk akhir perjalanannya, yaitu waktu pendaratannya.
Selanjutnya pada akhir ayat, Nabi Nuh mengungkapkan 'Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang', dengan maksud bersyukur kepada Allah SWT lantaran Dia menjaganya bersama orang-orang beriman dari azab banjir besar itu.
Kemudian, lafaz dalam Surat Hud ayat 41 inilah yang sampai sekarang dikenal dengan doa menaiki kendaraan laut dan dianjurkan kepada kaum muslim untuk dilafalkan, seperti yang disebutkan Imam Nawawi dalam bukunya pada penjelasan di atas.
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah