Surat Yasin Ayat 40, Kuasa Allah SWT Mengatur Alam Semesta

Surat Yasin Ayat 40, Kuasa Allah SWT Mengatur Alam Semesta

Devi Setya - detikHikmah
Selasa, 27 Des 2022 16:00 WIB
Ilustrasi gerhana bulan
Ilustrasi bulan dan matahari dalam surat Yasin ayat 40 Foto: Getty Images/iStockphoto/RomoloTavani
Jakarta -

Surat Yasin ayat 40 menjelaskan tentang kebesaran Allah SWT dalam proses penciptaan alam semesta. Termasuk di dalamnya meliputi matahari dan bulan yang mengorbit sesuai jalurnya.

Dalam Al-Qur'an, surat Yasin adalah surah ke-36. Surat ini terdiri atas 83 ayat, serta termasuk golongan surat Makkiyah. Dinamai surat Yasin karena surat ini dimulai dengan dua abjad Arab yakni Ya dan Sin.

Bacaan Surat Yasin Ayat 40

Surat Yasin Ayat 40

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

لَا ٱلشَّمْسُ يَنۢبَغِى لَهَآ أَن تُدْرِكَ ٱلْقَمَرَ وَلَا ٱلَّيْلُ سَابِقُ ٱلنَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِى فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

Arab-Latin: Lasy-syamsu yambagī lahā an tudrikal-qamara wa lal-lailu sābiqun-nahār, wa kullun fī falakiy yasbaḥụn

ADVERTISEMENT

Artinya: Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.

Tafsir Surat Yasin Ayat 40

Menurut tafsir Kemenag, Surat Yasin ayat 40 menjelaskan tentang sunatullah yang telah Dia tetapkan. Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan sehingga keduanya bertabrakan, dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya yang telah digariskan untuknya

Masing-masing (bulan dan matahari) tetap bergerak menurut garis edarnya yang telah ditetapkan Allah SWT untuknya. Betapa kecilnya kekuasaan manusia, dibanding dengan kekuasaan Allah yang menciptakan dan mengatur perjalanan benda-benda alam sehingga tetap berjalan dengan tertib.

Menurut tafsir Ibnu Katsir, surat Yasin ayat 40 ini menjelaskan tentang ilmu astronomi yang merupakan kekuasaan Allah SWT.
Masing-masing dari keduanya datang menyusul kepergian yang lainnya tanpa tenggang waktu, karena keduanya telah diperintahkan untuk terus-menerus saling silih berganti dengan cepat.

Apabila masa kemunculan yang satu tiba, maka yang lainnya pergi; begitu pula sebaliknya bilamana yang lainnya datang, maka yang satunya pergi.

Melalui ayat ini, manusia hendaknya menyadari bahwa kita hanyalah makhluk yang kecil dan tidak berdaya. Segala kekuasaan dan kekuatan sumbernya dari Allah SWT. Tugas seorang muslim yakni meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Allah SWT Maha Segalanya.




(dvs/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads