Islam mencapai kejayaan pada masa bani Abbasiyah, khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dimulai saat Khalifah Harun Ar-Rasyid berkuasa.
Sebagaimana yang ditulis oleh Samsul Munir Amin, dalam bukunya yang berjudul Sejarah Dakwah, kekalahan bani Umayah menjadi tanda dimulainya kekuasaan bani Abbasiyah pada tahun 750 M dengan pusat pemerintahan di Bagdad. Pada masa bani Abbasiyah terjadi perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan seni yang cukup pesat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puncak kejayaan Abbasiyah terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid (786-809 M) dan Al-Ma'mun (813-833 M). Ketika Khalifah Harun Ar-Rasyid memerintah, negara bani Abbasiyah menjadi negara dalam keadaan yang makmur. Keadaan tersebut seperti, kekayaan melimpah, keamanan terjamin, dan ilmu agama seperti ilmu fiqih juga berkembang. Perkembangan dari ilmu fiqih ditandai dengan munculnya empat mazhab fiqih.
Faktor-faktor Kejayaan Bani Abbasiyah
Dijelaskan lebih lanjut, tidaklah mengherankan apabila bani Abbasiyah dapat mencapai masa keemasan. Hal tersebut karena para khalifah merupakan ahli politik sekaligus ahli agama. Pada masa kejayaan bani Abbasiyah pun berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat.
Selain itu, menurut buku Pendidikan Agama Islam: Berbasis Islam Kontemporer Perspektif Indonesia karya Afiful Ikhwan, faktor kejayaan bani Abbasiyah disebabkan karena dinasti ini lebih fokus pada pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam daripada perluasan wilayah.
Melansir repositori dari laman Cendekia Kemenag yang berjudul Faktor-faktor yang Menyebabkan Kemajuan Peradaban Islam di Dunia, berikut sejumlah faktor-faktor yang mendorong kemajuan peradaban Islam lainnya:
1. Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan
Berkat keberhasilan penyebaran Islam ke berbagai wilayah yang baru, Islam bertemu dengan berbagai kebudayaan baru yang memiliki khazanah pengetahuan yang baru pula. Faktor ini telah mendorong lahirnya ilmu pengetahuan.
2. Kemajemukan dalam pemerintahan dan politik yang berguna untuk mengokohkan dinastinya
Dinasti Abbasiyah mengambil strategi yang berbeda dengan Dinasti Umayyah, yakni dengan menggunakan dua metode berikut:
- Menerapkan sistem administrasi pemerintahan Persia sekaligus memasukkan orang-orang Persia dalam struktur pemerintahan.
- Melakukan nikah silang dengan wanita-wanita Persia. Hasil dari pernikahan ini salah satunya adalah melahirkan khalifah baru yaitu al-Makmun. Pada masa ini pula, Dinasti Abbasiyah membuka ruang yang luas bagi orang di luar Arab.
3. Menciptakan stabilitas ekonomi dan politik
Khalifah Harun ar-Rasyid memanfaatkan kemajuan perekonomian untuk pembangunan di sektor sosial dan pendidikan, seperti pengadaan sarana belajar bagi masyarakat umum.
4. Gerakan penerjemahan manuskrip kuno seperti hasil karya cendekiawan Yunani ke dalam bahasa Arab
Kegiatan menerjemahkan manuskrip kuno ini sudah dilakukan sejak masa Khalifah al-Manshur dan keturunannya dengan mengangkat dan menggaji para penerjemah dengan gaji yang sangat tinggi.
5. Membangun perpustakaan-perpustakaan sebagai pusat penerjemahan dan kajian ilmu pengetahuan
Pada masa pemerintahan Khalifah al-Ma'mun dibangun Baitul Hikmah yang berfungsi sebagai perpustakaan, pusat penerjemahan, dan lembaga penelitian. Tidak hanya itu, di lingkungan istana juga didirikan perpustakaan pribadi khalifah yang berfungsi sebagai lembaga pendidikan bagi keluarga istana yang mencakup para ilmuwan, ulama, dan para pujangga.
Kemajuan Peradaban Islam yang Dicapai pada Masa Bani Abbasiyah
Melansir pada buku Pasti Bisa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang disusun oleh Tim Duta, berikut beberapa kemajuan peradaban Islam yang diraih pada masa bani Abbasiyah, yakni:
1. Dibangunnya Baitul Hikmah, yaitu sebuah perpustakaan besar yang berisikan berbagai buku ilmu pengetahuan.
2. Dibangunnya rumah sakit, serta sekolah-sekolah kedokteran dan farmasi.
3. Menerjemahkan berbagai naskah ilmu pengetahuan kuno dari Yunani, India, dan Persia ke dalam bahasa Arab yang mempermudah ilmu tersebut untuk dipelajari.
4. Munculnya tokoh-tokoh ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu.
5. Berkembangnya ilmu pengetahuan umum, yakni filsafat, kedokteran, ilmu ukur, ilmu hitung, dan sebagainya yang disertai dengan lahirnya tokoh-tokoh berpengaruh pada peradaban dunia.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi