Madinah yang menjadi tempat percetakan Al-Quran terbesar di dunia ini dulunya adalah kota yang relatif modern. Dalam buku Madinah oleh Zuhairi Misrawi, modernitas tersebut senantiasa terpelihara dengan baik, karena terdapat Masjid Nabawi yang mana di dalamnya terdapat makam Muhammad SAW.
Jika Mekkah identik dengan kota Ibrahim, maka Madinah identik dengan kota Muhammad SAW.
Zuhairi juga menyebutkan bahwa Madinah merupakan saksi sejarah penghafal Al-Quran pada masa Nabi. Kemudian pengumpulan Al-Quran pada masa Abu Bakar ash-Shiddiq, yang diinisiasi oleh Umar bin Khattab. Sedangkan Utsman bin Affan dikenal sebagai khalifah yang membukukan Al-Quran dalam bentuk mushaf.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dan di masa modern ini, pihak Kerajaan Arab Saudi telah menjadikan Madinah sebagai tempat percetakan Al-Quran terbesar di dunia.
Melansir buku Antar Aku Ke Tanah Suci oleh Miftah Faridl dan Budi Handiranto, percetakan Al-Quran ini jaraknya kira-kira 10 KM di sebelah barat laut Masjid Nabawi. Percetakan ini dibangun pada tahun 1985 ketika pemerintahan Raja Fahd.
Percetakan Al-Quran terbesar di dunia ini dikenal dengan nama King Fahd Holy Quran Printing Complex. Setiap tahunnya, percetakan tersebut mencetak sekitar 14 juta Al-Quran, baik dalam bahasa Arab maupun edisi terjemahan ke dalam bahasa-bahasa dunia.
Di lembaga tersebut kerajaan Arab Saudi merekrut berbagai ilmuwan, desainer dan ulama. Setidaknya ada 15.000 ulama yang melahirkan inisiatif Al-Quran dalam bentuk, baik itu cetak, audio kaset, CD dan lain-lainnya.
Setiap tahun, sekitar 20 juta Al-Quran dicetak di sini dan dibagikan gratis, bukan diperjual-belikan.
(lus/erd)
Komentar Terbanyak
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana
Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi