Sebuah komplek percetakan di Madinah menghasilkan lebih dari 10 juta eksemplar Al-Qur'an setiap tahun. Al-Qur'an dicetak dalam berbagai bahasa dan berbagai ukuran.
King Fahd Glorious Quran Printing Complex adalah sebutan untuk nama percetakan di Madinah, Arab Saudi. Kompleks ini secara eksklusif mencetak lebih dari 10 juta eksemplar Al-Quran setiap tahun.
Fakta tentang Percetakan King Fahd
Dilansir dari laman SaudiPedia, Minggu (9/2/2025), Al-Qur'an yang dicetak dari sini bukan hanya dalam bahasa Arab tetapi juga mencakup terjemahan dalam bahasa-bahasa seperti Inggris, Indonesia, Rusia, Jepang, Persia, Urdu, Bengali, Korea, dan bahasa lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, Al-Qur'an yang diproduksi dari percetakan ini juga memiliki variasi ukuran yang berbeda, mulai ukuran saku hingga ukuran besar.
Kompleks percetakan King Fahd merupakan fasilitas percetakan Al-Quran yang didedikasikan untuk mencetak dan merekam bacaan Al-Quran.
Merangkum laman Welcome Saudi, Minggu (9/2/2025) kompleks ini didirikan pada tahun 1982. Percetakan dibuka pada tahun 1984, pada masa pemerintahan Raja Fahd Bin Abdulaziz Al Saud.
Secara keseluruhan, Al-Qur'an di sini dicetak dalam 78 bahasa lokal dan internasional. Percetakan ini juga memproduksi Al-Qur'an braille untuk para tuna netra.
Percetakan Al-Quran King Fahd juga mendistribusikan Al-Quran dalam bentuk audio, rekaman, kutipan, terjemahan, dan buku. Al-Qur'an ini didistribusikan di dalam negeri maupun internasional di seluruh dunia.
Kompleks ini melayani Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan berbagai masjid di Kerajaan Saudi, serta memenuhi kebutuhan umat Islam di luar Kerajaan melalui beragam publikasi.
Kapasitas produksi rata-rata percetakan ini pada tahun 2018 adalah lebih dari delapan belas juta eksemplar berbagai edisi setiap tahunnya, yang mencapai sekitar 361 edisi. Kompleks ini mempekerjakan sekitar 1.100 orang, yang terbagi antara sarjana, profesor universitas, teknisi, dan administrator.
Jumlah yang diproduksi oleh kompleks tersebut sejak didirikan telah melampaui 361 juta eksemplar, termasuk salinan lengkap Al-Quran, kutipan, terjemahan, dan karya ilmiah yang terkait dengan ilmu Al-Quran.
Pada tahun 2012, kompleks percetakan tersebut mulai menerjemahkan Al-Quran ke dalam bahasa isyarat. Kompleks tersebut menyelesaikan pembuatan film, perekaman, dan penyuntingan Surah al-Fatihah dan Juz Amma (bagian 30) ke dalam bahasa isyarat. Produk ini menjadi yang pertama di dunia.
Kompleks tersebut juga menyelesaikan persiapan yang diperlukan untuk menerbitkan Mushaf al-Madinah al-Nabawiyyah untuk Tunanetra, dengan menerbitkan jilid pertama dari enam jilid.
Kementerian Urusan Islam, Dakwah, dan Bimbingan Saudi Arabia menjadi pihak yang bertanggung jawab mengawasi kompleks tersebut.
Kompleks Percetakan Al-Qur'an King Fahd diperkirakan menempati wilayah sekitar 250 ribu m2. Fasilitasnya merupakan bagian perkotaan terpadu, termasuk masjid, gedung administrasi dan pemeliharaan, percetakan, gudang, transportasi, pemasaran, klinik medis, perpustakaan, layanan pendukung, kantor untuk mengelola urusan ilmiah, dan fasilitas lainnya.
Dikelola sebagai Tempat Wisata Edukasi
Kompleks ini mencetak salinan Al-Quran paling autentik yang kemudian didistribusikan ke seluruh dunia. Ada teknik khusus yang diterapkan di percetakan ini karena yang dihasilkan bukanlah buku biasa, melainkan kitab suci umat Islam.
Staf yang bekerja di percetakan terdiri dari para ahli yang memeriksa hasil cetakan kata demi kata untuk memastikan tidak ada kesalahan pengetikan. Para pekerja juga memastikan tidak ada satu kata pun yang salah cetak.
Pengunjung diperbolehkan melihat proses cetak Al-Qur'an namun tidak diperkenankan menyentuhnya. Hal ini untuk menjaga kesucian Al-Qur'an yang hanya boleh disentuh setelah seseorang berwudhu.
Percetakan ini sudah menjadi tempat yang populer untuk dikunjungi selama di Madinah.
Pengunjung akan diberikan hadiah berupa sebuah Al-Qur'an sebagai kenang-kenangan. Orang yang muda akan mendapat hadiah Al-Qur'an ukuran kecil, sementara orang yang lebih tua akan mendapat salinan Al-Qur'an berukuran lebih besar.
Meskipun dibuka untuk kunjungan wisatawan, namun untuk bisa masuk dan melihat proses pencetakan Al-Qur'an harus melalui prosedur resmi yang memerlukan izin.
(dvs/inf)
Komentar Terbanyak
BPJPH: Ayam Goreng Widuran Terbukti Mengandung Unsur Babi
OKI Gelar Sesi Darurat Permintaan Iran soal Serangan Israel
Saat Perang Akhir Zaman Tiba, Sekutu Umat Islam Ini Akan Berkhianat