Surat Ar-Rum Ayat 21 dan Kaitannya dengan Pernikahan

Surat Ar-Rum Ayat 21 dan Kaitannya dengan Pernikahan

Hanindita Basmatulhana - detikHikmah
Jumat, 22 Jul 2022 12:52 WIB
Foto pernikahan Esti dan Fatjri viral di media sosial.
Foto: Dok. pribadi Laras.
Jakarta -

Ada salah satu ayat dalam kitab suci Al-Qur'an yang biasa digunakan sebagai dalil hidup berpasang-pasangan, yakni qur'an surat Ar-Rum ayat 21. Umumnya, ayat tersebut digunakan dalam acara pernikahan, begini bunyinya:


وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ


Artinya: "Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ar-Rum, merupakan salah satu ayat dalam Al-Qur'an yang diturunkan di Makkah, yang berarti termasuk surat Makkiyah. Adalah surat ke-30 dalam Al-Qur'an yang tersusun atas 60 ayat dan ada pada juz 21. Ar-Rum memiliki arti bangsa Romawi.


Ayat di atas adalah dalil dari kehidupan berpasang-pasangan yang dijalin oleh manusia, yaitu sebagai sepasang suami dan istri. Melansir Tafsir Al-Mishbah karya Quraish Shihab, ayat di atas menjelaskan salah satu tanda kekuasaan Allah, yaitu hidup berpasang-pasangan. Allah menciptakan makhluk-makhluk-Nya agar hidup berpasangan. Yang dengannya, kehidupan akan tentram dan damai serta cenderung terhadap pasangannya. Allah juga menyertakan mawaddah dan rahmat bagi setiap pasangan.

ADVERTISEMENT


Namun, dalam qur'an surat Ar-Rum ayat 21 juga terkandung adanya sebuah larangan. Ulama berpendapat bahwa Allah melarang manusia melampiaskan nafsu mereka kepada makhluk lain yang bukan pasangannya. Hal tersebut sama sekali tidak dibenarkan oleh Allah. Maka dari itu, diperintahkan kepada seluruh manusia untuk menikahi dari kalangan yang sejenisnya.


Penggunaan kata taskunu yang berasal dari kata sakana pada ayat di atas memiliki arti diam atau tenang dari sebuah kesibukan. Ketenangan batin tersebut juga dapat hadir dikarenakan sebuah pernikahan. Makhluk akan mencapai kesempurnaan eksistensi jika bergabung dengan pasangannya masing-masing. Karenanya, Allah mensyariatkan kepada manusia untuk mengawini pasangannya agar memperoleh ketenangan.


Kata mawaddah dan rahmat merupakan kata yang cukup sering dijadikan sebagai doa dan harapan yang terbaik bagi sepasang suami-istri. Quraish Shihab menjelaskan bahwa kata mawaddah adalah pengabaian terhadap prioritas kenikmatan duniawi. Dalam hal ini, seseorang akan memberikan seluruh kenikmatannya pada orang lain, yang mawaddah tersebut ditujukan kepadanya.


Mawaddah biasa tergambar dalam kesiapan seorang suami untuk membela istrinya sejak mereka terikat hubungan suami-istri. Begitu juga dengan seorang istri yang rela meninggalkan keluarganya dan hidup bersama seseorang yang menjadi suaminya. Hal tersebut sesuai dengan mawaddah dan rahmat yang Allah jadikan di antara setiap pasangan, seperti dalam qur'an surat Ar-Rum ayat 21.




(lus/lus)

Hide Ads