Banyak jemaah yang wafat akibat sengatan panas yang terjadi pada puncak pelaksanaan ibadah haji 1445 H. Sebagian besar jemaah yang wafat adalah mereka yang tak mengantongi visa resmi.
Arab Saudi dilanda suhu panas ekstrem yang mencapai angka 51,8 derajat celsius. Akibat suhu panas ini, dilaporkan lebih dari 500 jemaah wafat. Sebagian dari jenazah jemaah ini bahkan terlantar di pinggir jalan.
Kebanyakan jemaah yang terlantar ini adalah orang-orang yang nekat berhaji tanpa memiliki visa resmi alias jemaah ilegal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu jemaah yang wafat karena terlantar adalah Effendiya, perempuan asal Mesir.
Dilansir dari BBC, Sabtu (22/6/2024), Effendiya adalah seorang ibu lima anak yang berusia 70 tahun. Ia berasal dari provinsi utara Menoufiya.
Menurut sang putra, Sayyed, sang ibu menjual perhiasannya untuk membiayai perjalanan hajinya.
"Kematian ibu saya telah menghancurkan saya," katanya sambil menangis. Ia menjelaskan bahwa pergi haji adalah impian terbesar ibunya.
Effendiya pergi ke Makkah dengan visa turis, bukan dengan visa haji resmi. Dia adalah salah satu dari ratusan ribu jemaah haji yang tidak terdaftar resmi.
Ia berharap bisa memenuhi kewajiban rukun Islam kelima pada tahun ini tanpa memperoleh izin haji khusus. Aturan yang ketat dan biaya yang cukup mahal menjadikan Effendiya memilih nekat berhaji tanpa visa resmi.
Untuk mengikuti aturan haji resmi di Mesir, seorang jemaah setidaknya harus mengeluarkan uang sebesar $6.000 atau setara Rp 98,7 juta. Sementara berhaji tanpa visa resmi, hanya memerlukan dana setengahnya.
Perjalanan haji Effendiya diatur oleh seorang perantara di Mesir yang menjanjikan layanan bintang lima. Namun keluarga baru menyadari bahwa hal ini tidak sesuai dengan kenyataannya.
Pada hari Arafah, jemaah haji menghabiskan sehari penuh untuk melakukan perjalanan ke Arafah. Jaraknya dari Makkah sekitar 20 kilometer.
"Bus menurunkan mereka sekitar 12 km dari Gunung Arafah dan pergi meninggalkan jemaah. Dia harus berjalan kaki sepanjang perjalanan," kata Tariq, putra tertua Effendiya kepada BBC.
"Setiap kali saya melakukan panggilan video, dia menyiramkan air ke kepalanya. Dia tidak tahan panasnya terik. Dalam panggilan terakhir kami, dia tampak kelelahan," tambah Tariq.
Tak hanya ditelantarkan oleh bus transportasi, jemaah tanpa visa haji ini juga tidak mendapatkan fasilitas penginapan yang memadai.
Para jemaah biasanya tinggal di tenda ber-AC, difasilitasi bus untuk mengantar mereka ke tempat-tempat suci, dan diberikan perawatan medis.
Sayyed mengatakan, Effendiya dan jemaah lain yang tidak terdaftar, tidak memiliki fasilitas ini, "mereka benar-benar ditelantarkan".
Dia menambahkan bahwa jemaah tanpa visa resmi ini mencoba melindungi diri dari panas yang menyengat dengan menggunakan seprai untuk membuat tenda seadanya.
Kisah meninggalnya Effendiya tentu menyisakan duka mendalam bagi keluarga.
"Tanpa ibuku, aku merasa takut," kata Manal, putri sulung Effendiya.
"Tak lama sebelum dia meninggal, dia menelepon saudara laki-lakiku dan mengatakan kepadanya bahwa dia merasa jiwanya meninggalkan tubuhnya. Aku hanya berharap bisa bersamanya saat itu," kata Manal.
Effendiya dikabarkan meninggal saat berbaring untuk mengatur napas di tempat teduh di sudut jalan.
Meskipun diliputi perasaan sedih tak terbendung, keluarga merasa sedikit lega karena Effendiya akan dimakamkan di Makkah.
"Dia berharap untuk meninggal dan dimakamkan di kota suci," kata Manal. "Mimpinya menjadi kenyataan."
Tanggapan Pemerintah Mesir
Jemaah asal Mesir menjadi yang terbanyak meninggal dunia akibat sengatan panas. Mereka juga tercatat sebagai jemaah ilegal.
Pihak berwenang Mesir mengatakan banyak jemaah haji yang meninggal tidak terdaftar, sehingga sulit untuk menentukan jumlah korban tewas secara resmi. Kementerian luar negeri Mesir mengatakan akan butuh banyak waktu dan upaya untuk mengidentifikasi jenazah dan menghubungi keluarga mereka.
Perdana Menteri Mesir, Mostafa Madbouly mengatakan penyelidikan akan dilakukan terhadap aktivitas semua perusahaan agen perjalanan yang terlibat dalam pengiriman jemaah haji yang tidak terdaftar ke Arab Saudi.
Dikabarkan sebelumnya, ada 550 jemaah meninggal pada puncak pelaksanaan ibadah haji. Dari data yang ada, sebanyak 323 orang yang meninggal dunia adalah jemaah asal Mesir.
(dvs/kri)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Rekening Buat Bangun Masjid Kena Blokir, Das'ad Latif: Kebijakan Ini Tak Elegan
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa