Nasihat Bos Maktour ke Para Muthowif: Jangan Bersikap Ekstrem

Kabar Haji 2024

Nasihat Bos Maktour ke Para Muthowif: Jangan Bersikap Ekstrem

Sudrajat - detikHikmah
Senin, 10 Jun 2024 15:08 WIB
Mohammad Rocky Masyhur dan Ustaz M. Hafizd saat berbincang di  Hotel Dar El Tawhid Intercontinental, Makkah.
Mohammad Rocky Masyhur dan Ustaz M. Hafizd saat berbincang di Hotel Dar El Tawhid Intercontinental, Makkah. Foto: Iqbal Arief Ismail
Makkah -

Dari sekitar 40 ustaz yang menjadi pemandu jemaah haji/umrah bersama Maktour, sebagian di antaranya merupakan lulusan sekolah dan perguruan tinggi terkemuka di Arab Saudi. Namun sikap dan pemikiran mereka terkait syariat agama terasa moderat. Padahal Arab Saudi secara umum dikenal memegang paham wahabi yang keras dan kaku.

"Itu memang kami tekankan kepada mereka agar menjadi muslim yang moderat. Kita boleh bergaul dan belajar seluas mungkin dengan dunia lain. Ambil ilmunya, pelajari sebagai perbandingan tapi jangan jadi ekstrem dan merasa paling benar sendiri karena mazhab dalam Islam itu ada banyak dan masyarakat kita sangat plural," tutur Direktur Operasional Maktour Mohammad Rocky Masyhur saat berbincang dengan detikHikmah di Hotel Dar El Tawhid Intercontinental, Makkah, Minggu (9/6/2024).

Semula dia menjelaskan bahwa para ustaz yang menjadi muthoif untuk para jemaah Maktour umumnya telah menjalin relasi sejak mereka masih kuliah, khusus di Makkah dan Madinah. Sebab rata-rata mereka yang meninggalkan kampung halaman untuk belajar di Arab Saudi hanya dibekali orang tuanya secara terbatas. Agar bisa survive setiap kali musim liburan tiba mereka ikut membantu Maktour.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan demikian mereka rata-rata akhirnya dapat melanjutkan studi dengan tenang sampai selesai. Bahkan mereka yang sudah lama berinteraksi dengan kami itu ketika pulang kampung bisa membangun pesantren selain ikut membiaya kehidupan keluarga dan orang tua," kata Mohammad.

Selain itu, kepada mereka yang punya minat khusus untuk berwirausaha pun bisa diberikan pelatihan 3-4 bulan agar dapat membawa jemaah.

ADVERTISEMENT

Selama membantu jemaah, Maktour menyiapkan mes khusus yang lokasinya strategis dengan penginapan para Jemaah. Selama di mes, kebutuhan sehari-hari mereka ditanggung.

Mereka yang pernah berinteraksi dengan Maktour sejak muda antara lain Ustaz Sudiawan (Sudais) Nasarudin, M. Amin Kaban Rangkuti, Ismail Marzuki, dan Ustaz Burhan Ali. Ustaz Sudais meninggalkan Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk belajar di Makkah pada 1998. Ia sekolah di Madrasah Al-Shaulatiyah (setingkat SLTA).

Sekolah ini legendaris di Saudi Arabia yang didirikan ulama besar imigran India, Syekh Rahmatullah Ibnu Khalil al-Hindi al-Dahlawi pada 1292. Salah satu alumnusnya dari Indonesia adalah pendiri NU KH Hasyim Asyari.

Saat kembali ke Tanah Air pada 2006, Sudais yang lahir di Batujai, Lombok Tengah 12 Juni 1973 mendirikan Pondok Pesantren Darun Nahdlatain pada 2007. "Selama saya bertugas yang kelola istri dan teman-teman saya. Kami ada sekitar 1500 santri," ujarnya.

Ustaz Sudiawan (Sudais) Nasarudin, membantu Maktour sejak 1998Ustaz Sudiawan (Sudais) Nasarudin, membantu Maktour sejak 1998 Foto: Iqbal Arief Ismail



Lain lagi dengan Ustaz Amin Rangkuti asal Mandailing Natal, Sumatera Utara. Selain menjadi dai di kampung halamannya, dia juga mengurusi beberapa hektare kebun sawit miliknya yang dikumpulkan dari honor selama bersama Maktour. Sejak beberapa tahun lalu, Bupati Mandailing Natal H. Muhammad Jafar Sukhairi Nasution pun mempercayainya untuk menjadi Ketua DKM Masjid Agung Nur Ala Nur hingga sekarang.




(jat/kri)

Hide Ads