Tak Hanya Cabut Izin, Menag Upayakan Sanksi Berat buat Travel Nakal

Kabar Haji 2024

Tak Hanya Cabut Izin, Menag Upayakan Sanksi Berat buat Travel Nakal

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Senin, 10 Jun 2024 13:00 WIB
Menag Yaqut Cholil Qoumas
Menag Yaqut Cholil Qoumas (Foto: Dok Humas Kemenag)
Jakarta -

Banyaknya kasus penggunaan visa nonhaji untuk berhaji menyebabkan banyak jemaah tidak dapat masuk ke Makkah. Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Men telah menyiapkan sanksi berat bagi travel yang nekat haji tanpa visa resmi.

Akibat haji dengan visa ziarah itu, tidak sedikit jemaah yang dideportasi. Menteri Haji Arab Saudi Taufiq F Al Rabiah sudah mengatakan bahwa jemaah yang nekat pergi haji tanpa visa resmi akan dilarang mengikuti ibadah haji.

"Saya sudah perintahkan Pak Dirjen untuk melakukan tindakan tegas terhadap travel-travel yang seperti ini. Ada sanksi berat bagi travel-travel yang tetap nekat memberangkatkan jemaah dengan menggunakan visa di luar visa haji resmi," kata Gus Men dalam keterangan tertulisnya yang dikutip, Senin (10/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gus Men menyebut, sanksi paling berat bagi travel yang memberangkatkan jemaahnya dengan visa nonhaji akan dicabut izin operasionalnya. Walau demikian, Menag juga mengatakan bahwa dengan mencabut izin saja tidak cukup karena pelaku bisa saja membuat travel lagi.

Kini, Menag Yaqut sedang memikirkan upaya lain untuk mengatasi masalah haji dengan visa nonhaji tersebut.

ADVERTISEMENT

Dikatakan, mereka akan berkoordinasi dengan pihak imigrasi agar visa nonhaji tidak terbit saat musim haji. Hal ini juga sempat diusulkan oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI.

"Nanti kita akan kaji dan koordinasikan dengan pihak imigrasi agar tahun mendatang, visa non haji resmi tidak terbit pada musim haji," terang Gus Men.

Dalam hal ini, lanjut Gus Men, ia menyadari betul setiap warga negara memiliki hak untuk bepergian ke mana pun. Tetapi, harus ada upaya agar korban jemaah haji tanpa visa resmi tidak terjadi lagi.

"Concern kita ada pada perlindungan jemaah, supaya tidak ada jemaah yang menjadi korban lagi. Kasihan, kan, sudah sampai sini, lelah, dideportasi, dan tidak bisa masuk lagi selama 10 tahun. Kasihan. Saya kira itu," lanjut Gus Men.

Lebih lanjut Gus Men mengatakan, hal ini juga menjadi pekerjaan lanjutan bagi pemerintah untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait dilarangnya penggunaan visa ziarah untuk pergi haji.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang juga memberi usulan untuk penindakan terhadap travel haji dan umrah yang nakal.

"Kita merekomendasikan bagi travel yang kita sebut nakal, saya kira tidak lagi saatnya memperingatkan, tapi cabut (izin). Bagi travel yang tidak dapat izin menyelenggarakan perjalanan ibadah umrah dan haji ya ditindak secara pidana," jelas Marwan pada Sabtu (8/6/2024) lalu.

Ia berharap, sanksi tegas itu menjadi cara untuk melindungi jemaah Indonesia agar tidak mengalami kerugian saat berada di Saudi. Pemilik travel haji dan umrah memiliki tanggung jawab penuh terhadap jemaah yang diberangkatkan.

Meski demikian, Marwan juga menyebut bahwa untuk meminimalisir adanya travel haji dan umrah nakal ini, pemerintah harus berperan aktif dalam memperketat pengawasan akun media sosial yang masih menawarkan haji non prosedural. Sampai saat ini, tak sedikit travel yang mengiming-imingi pergi haji dengan visa ziarah.




(aeb/rah)

Hide Ads