Jelang puncak haji 1445 H/2024 M, pemerintah Arab Saudi terus memperketat pemeriksaan masuk Kota Makkah. Penjagaan juga dilakukan di wilayah Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) untuk mencegah masuknya jemaah haji ilegal.
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengimbau agar jemaah haji selalu membawa identitas pengenal saat bepergian keluar hotel.
"Berkaca dari adanya jemaah yang harus berurusan dengan aparat Saudi karena tidak membawa smart card Nusuk saat ada pemeriksaan, PPIH kembali mengingatkan jemaah agar senantiasa membawa identitas pengenal sebagai jemaah haji, yaitu smart card nusuk, gelang identitas, dan paspor serta pengenal diri lainnya ketika keluar hotel atau ke Masjidil Haram," terang anggota Tim Media Center Haji Kementerian Agama Widi Dwinanda dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube Kemenag, Jumat (7/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, smart card Nusuk merupakan kebijakan baru bagi seluruh jemaah haji. Selain menjadi tanda pengenal, smart card juga digunakan sebagai akses jemaah haji untuk masuk ke Armuzna.
Jemaah haji yang tidak membawa smart card dilarang masuk ke Armuzna. Ini terlepas dari siapapun kedudukan orang tersebut.
"Pemerintah Arab saudi menyiapkan sanksi berat bagi para pihak yang melanggar. Karenanya, selain harus membawa smart card dan juga identitas lainnya saat berada di luar hotel, jemaah agar menyiapkan dengan baik smart card tersebut. Pastikan tersimpan di tempat yang aman," tambah Widi.
Melalui konferensi pers tersebut turut dijelaskan terkait pelaksanaan safari wukuf bagi jemaah di Arafah mengingat puncak haji hanya tinggal menghitung hari. Persiapan safari wukuf melibatkan petugas layanan lansia dan disabilitas, tim penanganan krisis dan pertolongan pertama pada jemaah haji (PKP3JH) dan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
Program safari wukuf terus digencarkan sosialisasinya ke hotel-hotel jemaah haji RI menginap. PPIH mengalokasikan 300 kuota bagi jemaah lansia dan yang tidak mampu melaksanakan wukuf di Arafah.
Setiap petugas akan mengurus lima jemaah lansia nonmandiri. Ini termasuk memandikan, menyuapi, dan membantu kebutuhan individu lansia lainnya.
Pendorongan jemaah safari wukuf mulai dilakukan pada 9 Zulhijah pagi. Jemaah lansia di hotel transit akan dibawa menggunakan 10 bis menuju Arafah.
Selain itu, PPIH juga mengimbau agar para jemaah yang usianya muda dengan tubuh sehat turut membantu jemaah lain yang membutuhkan bantuan, khususnya lansia. Saling peduli antara jemaah diharapkan dapat menumbuhkan kebersamaan yang kuat serta menjadi ladang amal selama menjalani ibadah haji.
(aeb/kri)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana