Ketika melaksanakan ibadah haji, jemaah perlu tahu tempat miqatnya masing-masing. Tempat miqat jemaah haji Indonesia sendiri dibedakan sesuai gelombang keberangkatan haji.
Dikutip dari K.H Imaduddin Utsman al-Bantanie dalam buku Induk Fikih Islam Nusantara, miqat adalah batas tempat atau waktu bagi jemaah untuk melakukan ihram dan mengucapkan niat haji,
Mengenai penetapan miqat bagi jemaah haji diterangkan dalam sebuah riwayat dari Ibnu Abbas RA berkata, "Rasulullah SAW menetapkan miqat bagi penduduk Madinah adalah Zulhulaifah, bagi penduduk Syam adalah Ju'fah, bagi penduduk Najd adalah Qarnul Manazil, dan bagi penduduk Yaman adalah Yalamlam."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nabi SAW bersabda, "Itulah miqat bagi mereka dan bagi siapa saja yang datang di sana yang bukan penduduknya yang ingin haji dan umrah, bagi yang lebih dekat dari itu (dalam garis miqat), maka dia (melaksanakan) ihram dari kampungnya, sehingga penduduk Makkah ihramnya dari Makkah." (HR Muslim)
Miqat dibagi menjadi dua jenis, yakni miqat zamani (batasan waktu memulai ihram) dan miqat makani (batas tempat memulai ihram).
Dalam pelaksanaan haji, miqat zamani dapat dilakukan sejak masuknya bulan Syawal, Zulkaidah, dan sepuluh hari bulan Zulhijjah. Dikatakan bahwa semakin awal melakukan ia berniat, maka semakin besar pahalanya. Dengan demikian, jemaah haji dapat berniat ihram haji pada bulan Syawal.
Sementara itu, miqat makani merupakan batas tempat seseorang harus mulai melakukan ihram dan berniat melaksanakan ibadah haji. Miqat makani ini ditentukan berdasarkan batas tanah geografis.
4 Lokasi Miqat Jemaah Haji Indonesia
Pada zaman dahulu, miqat jemaah haji Indonesia merupakan Yamlam sebab kala itu mereka datang menggunakan kapal laut. Namun kini, jemaah haji menggunakan pesawat udara telah dibagi menjadi dua miqat sesuai gelombang keberangkatannya.
Mengutip Buku Tuntunan Manasik Haji, berikut miqat makani gelombang 1 dan 2 jemaah Indonesia.
1. Miqat Makani Jemaah Gelombang 1
Miqat makani jemaah haji gelombang 1 yang datang dari Madinah adalah Zulhulaifah atau Bir Ali. Ketetapan tempat miqat tersebut dilandaskan pada sabda Rasulullah SAW yang berbunyi
هُنَّ لَهُنَّ وَلِمَنْ أَتَى عَلَيْهِنَّ مِنْ غَيْرِ أَهْلِهِنَّ مِمَّنْ أَرَادَ الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ
Artinya: "(Miqat-miqat) itu adalah (tempat ihram bagi penduduknya) dan orang-orang yang melewatinya yang bukan dari penduduk- nya, bagi yang ingin mengerjakan ibadah haji dan umrah." (HR Al Bukhari dan Muslim)
2. Miqat Makani Jemaah Gelombang 2
Miqat makani jemaah haji gelombang 2 yang turun di Jeddah terdapat pada tiga lokasi berikut:
Asrama Haji Embarkasi di Tanah Air
Menurut jumhur ulama, berihram sebelum miqat mansus (yang ditentukan) adalah sah. Sebagaimana yang diterangkan dalam hadits riwayat dari Umi Salamah.
Dari Ummu Salamah RA Rasulullah SAW bersabda, "Siapa saja yang berihram haji atau umrah dari Masjid Al Aqsa ke Masjidil Haram, maka diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang dan pasti mendapat surga." (HR Al Baihaqi dari Ummi Salamah RA)
Berihram sebelum miqat, menurut Abu Hanifah lebih afdal. Hanya saja perlu diperhatikan bahwa bagi jemaah haji yang memulai ihram dari asrama haji embarkasi harus menjaga larangan ihram sejak niat ihram, selama dalam perjalanan (penerbangan lebih kurang 8-11 jam) hingga tahalul.
Pesawat
Di dalam pesawat, sesaat sebelum pesawat berada pada posisi sejajar dengan Qarnul Manazil atau Yamlam. Namun, mengingat pesawat bergerak dengan kecepatan lebih dari 800 km/jam, jemaah haji hendaknya segera melaksanakan niat ihram setelah diumumkan bahwa pesawat mendekati posisi miqat.
Bandara King Abdul Aziz Jeddah
Bandara ini dijadikan miqat setelah Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa pada 28 Maret 1980 tentang keabsahan Bandara Jeddah dijadikan miqat lalu fatwa tersebut dikukuhkan kembali pada 19 September 1981.
Namun, jemaah haji tak bisa lagi berlama-lama di bandara sebab sejak 2018 pemerintah Arab Saudi telah menerapkan kebijakan percepatan masa keberadaan jemaah haji di bandara (fast track).
Untuk itu, jemaah haji dianjurkan sudah mengenakan pakaian ihram sejak dari asrama haji embarkasi karena sudah tidak dibolehkan untuk mandi sunat ihram, berganti pakaian ihram dan salat sunah ihram di bandara Jeddah.
5 Lokasi Miqat Makani Menurut Hadits
Menukil buku Fikih Sunnah Jilid 3 karya Sayyid Sabiq, Rasulullah SAW telah menjelaskan secara umum miqat makani dalam sebuah hadits yang telah dibahas sebelumnya. Berikut letak miqat makani yang dimaksud.
1. Bir Ali (Zulhulaifah) adalah sebuah tempat yang terletak di sebelah utara Makkah dan berjarak 450 km dari Makkah. Tempat ini menjadi miqat bagi jemaah yang datang dari arah Madinah.
2. Al-Juhfah, yaitu suatu tempat yang terletak di sebelah barat laut Makkah. Memiliki jarak sekitar 187 km dari Makkah dan menjadi tempat miqat bagi jemaah yang datang dari Syam atau negara yang searah.
3. Yamlam, merupakan sebuah area bukit yang berada di sebelah selatan dan berjarak 54 km dari Makkah. Tempat ini ditujukan sebagai miqat bagi penduduk Yaman dan orang-orang yang datang dari arah Yaman dan Asia.
4. Qarnul Manazil, terletak pada sebuah area bukit di sebelah timur Makkah dan terus memanjang ke Arafah. Memiliki jarak 94 km dari arah Makkah. Tempat ini menjadi miqat bagi jemaah yang datang dari daerah Najd.
5. Dzatu I'rq, merupakan miqat yang berlokasi di sebelah timur laut Makkah dan berjarak 94 km dengan Makkah dan menjadi miqat bagi jemaah yang berasal dari arah Irak.
Wallahu a'lam.
(rah/rah)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI