Kementerian Agama (Kemenag) RI mengingatkan masa berlaku visa umrah bagi jemaah yang berada di Arab Saudi. Visa umrah berakhir pada 23 Mei 2024, hal ini seiring mulai berjalannya operasional haji.
Hal tersebut disampaikan Widi Dwinanda dari Media Center Haji (MCH) Kemenag saat memberikan keterangan pers di Asrama Haji Pondok Gede, Selasa (15/5/2024).
Widi menjelaskan bahwa pihak Arab Saudi telah mengeluarkan kebijakan bahwa visa umrah hanya berlaku tiga bulan sejak tanggal penerbitan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sesuai kebijakan tersebut, visa umrah musim ini (1445 H), hanya dapat digunakan hingga 15 Zulkaidah atau bertepatan 23 Mei 2024," jelas Widi.
Lebih lanjut, Widi menyampaikan imbauan agar jemaah dapat mematuhi aturan ini. Jemaah umrah asal Indonesia diharapkan bisa segera kembali ke Tanah Air sebelum masa berlaku visa umrah habis.
"Kemenag imbau agar jemaah mematuhi ketentuan Arab Saudi ini dan kembali ke Tanah Air sebelum habis masa berlaku visa," sambungnya.
Bersamaan dengan habisnya masa berlaku visa umrah, maka bergantian kini visa haji yang berlaku.
Widi menegaskan bahwa hanya visa haji yang dapat digunakan untuk melaksanakan ibadah haji. Hal ini sesuai Undang-Undang No. 8 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Dan Umrah (PIHU).
"Selain visa haji, visa umrah, dan lain-lain itu tidak bisa digunakan dalam penyelenggaraan ibadah haji," tegasnya.
Jemaah Haji Gelombang 1 Bertahap Masuk Raudhah
Terhitung pada 14 Mei 2024 pukul 21.00 Waktu Arab Saudi (WAS) atau Rabu 15 Mei 2024 pukul 01.00 Waktu Indonesia Barat (WIB), jemaah haji yang sudah tiba melalui bandara Amir Muhammad Bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah berjumlah 19.354 orang yang terbagi dalam 49 kelompok terbang.
Jemaah yang berada di Madinah secara bertahap mulai memasuki Raudhah.
Jemaah haji gelombang satu ini akan tinggal di Madinah kurang lebih sembilan hari. Ada sejumlah aktivitas yang dilakukan jemaah selama di Madinah. Selain salat berjamaah di Masjid Nabawi, jemaah juga mendapat kesempatan berziarah ke Raudhah dan Makam Rasulullah SAW.
Untuk bisa masuk ke Raudhah, jemaah haji asal Indonesia telah mendapat fasilitas dari pemerintah Saudi dengan Tasreh.
"Petugas akan menerbitkan surat Tasreh dan diberikan secara kolektif kepada petugas kloter. Jadi, jemaah tidak usah khawatir," ucap Widi.
Dalam kesempatan ini, Widi juga mengimbau pada jemaah haji agar tidak memaksakan diri berkunjung ke Raudhah. Jemaah diharapkan untuk memprioritaskan kesehatan dan menjaga fisik agar tetap dalam keadaan fit menjelang puncak haji.
"Bagi jemaah lansia, jangan memaksakan diri untuk melaksanakan ibadah sunnah. Jangan memaksakan diri jika kondisi fisik tidak memungkinkan untuk salat jamaah di Masjid Nabawi. Jemaah bisa menunaikan salat jamaah di hotel, untuk menghindari kelelahan," ucapnya.
Jemaah Lansia Dianjurkan Jaga Kesehatan
Banyaknya jemaah lansia membuat pemerintah mengerahkan petugas untuk senantiasa mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan.
Pemerintah mengimbau kepada jemaah haji untuk membatasi aktivitas fisik yang menguras energi, apalagi perjalanan menuju Tanah Suci bukanlah perjalanan yang singkat.
Jemaah lansia juga dianjurkan untuk melakukan komunikasi aktif dengan petugas haji. Bila membutuhkan bantuan, segera hubungi petugas haji terdekat.
"Jangan sungkan meminta bantuan selama di asrama haji, dalam penerbangan, hingga di Tanah Suci. Petugas haji Indonesia siap siaga membantu dan melayani jemaah haji," jelasnya.
Untuk memudahkan jemaah haji mengenali petugas di lapangan, pemerintah Indonesia telah memberikan ciri khusus yang mudah dikenali.
"Petugas haji Indonesia memiliki ciri khusus, dapat dilihat melalui pakaian dan atribut yang mudah dikenali. Pastikan meminta bantuan kepada petugas haji Indonesia. Abaikan bila ada tawaran bantuan dari orang yang tidak mengenakan ciri-ciri khusus petugas haji Indonesia," tutup Widi.
(dvs/kri)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana