Begini Kiat Petugas Haji Agar Jemaah Tetap Sehat saat di Tanah Suci

Begini Kiat Petugas Haji Agar Jemaah Tetap Sehat saat di Tanah Suci

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Selasa, 04 Jul 2023 19:15 WIB
Sundoyo perwakilan Kemenkes
Sundoyo, perwakilan Kementerian Kesehatan (Foto: Dok Kemenag)
Jakarta - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) melakukan sejumlah ikhtiar demi menjaga kesehatan jemaah haji Indonesia. Mengingat, jemaah haji lansia pada musim haji kali ini merupakan yang terbesar dalam 10 tahun terakhir.

Tahun 2023 menjadi momen pelaksanaan ibadah haji secara normal kali pertamanya setelah sempat terkendala pandemi COVID-19. Oleh sebab itu, pada penyelenggaraannya dijumpai sejumlah tantangan yang tergolong berat.

Terakhir kali ibadah haji dengan kuota normal dilaksanakan pada 2019 silam. Setelahnya, selama 2 tahun COVID-19 merebak, negara-negara seluruh dunia tidak mengirim jemaah haji.

Dalam keterangan yang diterima detikHikmah pada Selasa (4/7/2023), disebutkan pada 2022 ibadah haji digelar dengan besaran setengah dari kuota normal dalam suasana panemi. Indonesia mendapat kuota sebesar 100.050 jemaah atau sekitar 47%.

Hal itu menyebabkan menumpuknya jemaah yang keberangkatannya tertunda. Banyak dari mereka yang merupakan jemaah lansia.

Menurut catatan Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), lebih 61.000 lansia dari 209.782 jemaah haji yang tahun ini tiba di Arab Saudi. Angka ini menjadi yang terbesar dalam 10 tahun terakhir penyelenggaraan ibadah haji.

Pada 2014, jumlah jemaah lansia ialah 22.022. Jumlah terus meningkat hingga 23.928 (2015), 25.471 (2016), dan 33.732 (2017). Sempat mengalami penurunan menjadi 32.499 pada 2018, lalu naik lagi pada angka 39.659 di 2019. Berdasarkan data tersebut, lonjakan lansia hampir mencapai 100% pada 2023.

"Sesuai dengan amanat UU Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah (PIHU), jemaah haji Indonesia perlu mendapatkan pelayanan kesehatan," ujar anggota Amirul Hajj perwakilan dari Kementerian Kesehatan, Sundoyo, di Madinah pada Selasa (4/7/2023).

Demi mendukung pelayanan kesehatan bagi jemaah, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah merekrut 2.113 tenaga kesehatan dalam penyelenggaraan haji 2023. Mereka terdiri atas tenaga dokter, termasuk dokter spesialis, dan perawat.

Selain itu, ada juga Tenaga Promosi Kesehatan. Mereka bertugas memberi pelayanan di luar gedung dengan mengedukasi dan mengimbau jemaah menjaga kesehatan, seperti menganjurkan banyak minum dan makan makanan yang sehat.

"Kami juga siapkan pelayanan kesehatan di kloter, sektor, dan Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), baik Makkah maupun Madinah," tambah Sundoyo.

Layanan kesehatan yang disiapkan Kemenkes didukung dengan obat-obatan dan alat kesehatan, termasuk alat kesehatan habis pakai. Pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Agama untuk memastikan jemaah haji mendapat hak akses terhadap pelayanan kesehatan dengan mutu yang baik.

Lalu, lanjut Sundoyo, telah disiapkan pelayanan kesehatan pada Pos Kesehatan Arafah dan Mina. Apabila jemaah tak dapat diberi pelayanan di KKHI karena terbatasnya alat kesehatan, ia memastikan mereka dapat dirujuk ke RS Arab Saudi.

Selama menjalani perawatan di RS Arab Saudi, jemaah akan didampingi oleh tenaga kesehatan Indonesia. Hal tersebut memudahkan komunikasi antara pasien dengan tenaga kesehatan RS Arab Saudi.

"Penanganan kesehatan menjadi bagian dari usaha menjaga kesehatan jemaah," pungkasnya.


(aeb/kri)

Hide Ads