Meninggalnya Jemaah Haji Asal Sidoarjo Saat Pesawat Menuju Tanah Suci

Round-Up

Meninggalnya Jemaah Haji Asal Sidoarjo Saat Pesawat Menuju Tanah Suci

Denza Perdana - detikJatim
Sabtu, 10 Mei 2025 07:00 WIB
Keluarga jemaah haji Sidoarjo yang meninggal dunia di pesawat ke Madinah
Anak-anak Almarhumah Nur Fadhilah yang telah ikhlas dengan kepergian ibunya. (Foto: Suparno/detikJatim)
Sidoarjo -

Seisi pesawat Saudi Arabian Airlines bernomor penerbangan SV 5323 terkejut dengan apa yang terjadi pagi itu. Seorang pria tampak lemas dibimbing jemaah haji lain agar duduk ke kursinya sementara jemaah haji perempuan dievakuasi dari toilet.

Hasan Sadhili, jemaah calon haji asal Sepanjang, Sidoarjo itu tampak begitu terpukul. Istrinya, Nur Fadilah (58) dia temukan terjatuh di toilet pesawat usai 30 menit pamit kepadanya dan tak segera kembali ke kursi. Setelah dicek oleh petugas di pesawat, istrinya dinyatakan telah meninggal.

Peristiwa itu terjadi Rabu (7/5/2025) pagi waktu setempat. Kabar meninggalnya Nur Fadilah itu viral di media sosial saat diunggah akun Instagram milik Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrowi, @nahrawi_imam, Kamis (8/5).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pagi ini di atas pesawat Saudi Arabia SV5323 jam 07.00-an waktu setempat, wafat Ibu Nyai Nur Fadilah, calon jemaah haji asal Sepanjang, Taman, Sidoarjo," tulis Imam Nahrawi. "Semoga husnul khotimah dan insyaallah dimakamkan di Madinah Almunawwaroh, kota Nabi Muhammad SAW, Alfaatihah."

Almarhumah Nur Fadilah bersama suaminya Hasan Sadhili berangkat ke Tanah Suci bersama rombongan 376 jemaah haji Embarkasi Surabaya kloter 20 lainnya. Peristiwa mengejutkan itu terjadi ketika pesawat yang ditumpangi ratusan jemaah haji itu mendekat Kota Madinah.

ADVERTISEMENT

Dimakamkan di Madinah

Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya atau Plh Kabid PHU Kanwil Kemenag Jatim Sugiyo membenarkan hemaah haji dari Embarkasi Surabaya meninggal saat menuju Madinah.

"Nggih, yang meninggal itu kloter 20, namanya Nur Fadilah. Usianya 45 dari Sidoarjo," kata Sugiyo kepada wartawan, Jumat (9/5/2025).

Sugiyo mengatakan, ketika di pesawat menuju Tanah Suci, Nur Fadilah sempat pamitan ke suaminya untuk ke toilet. Namun hampir setengah jam tidak kunjung keluar.

"Pada jam 5.30 itu izin ke suaminya ke toilet. Nah, ternyata sampai jam 6.00 ditunggu kok tidak balik," ujarnya.

Mengetahui istrinya tak kunjung kembali dari toilet, Hasan Sadhili pun menjemput Nur Fadilah. Ketika menjemput, ia pun dibuat kaget karena istrinya sudah terjatuh dan seketika meninggal. Karena pesawat sudah dekat dengan Madinah, jenazahnya dimakamkan di sana.

"Sudah dekat dengan Madinah, karena aturan internasional itu kalau ada yang meninggal itu harus mendarat di bandara terdekat dan itu ke kemudian mendarat di Madinah," pungkasnya.

Nur Fadilah dinyatakan meninggal dunia karena henti jantung. Sugiyo menyebutkan bahwa Nur Fadilah selama hidupnya memiliki komorbid. Yakni penyakit terkait gula darah.

"Dari laporan yang kami terima, laporan dokternya adalah jantungnya berhenti. Sebetulnya di pesawat tidak sakit, tapi memang beliau sudah punya penyakit gula darah dan darah tinggi," katanya.

Keluarga Ikhlas

Rumah duka di Desa Krembangan, Kecamatan Taman, Sidoarjo terus didatangi kerabat dan tetangga yang belasungkawa. Putra kedua almarhumah, Achmad Mustofa Hasan Ar Rofi'i mengaku masih tak menyangka dengan kepergian sang ibunda.

"Saya dapat kabar Kamis sekitar jam 13.00 WIB siang. Kaget, karena sebelumnya ibu dalam kondisi sehat saat berangkat dari rumah," ujar Achmad ditemui di rumah duka.

Achmad menceritakan, sebelum menerima kabar itu dia sempat berencana kembali ke pondok pesantren di Ploso, Kediri. Ia mengenang ibunya memang punya riwayat gula darah tinggi namun tidak menunjukkan tanda-tanda memburuk.

"Saat berangkat ke Pendopo Sidoarjo ibunda masih sehat. Tapi memang beliau punya riwayat gula darah tinggi. Kami sekeluarga sudah ikhlas, semoga almarhumah tenang di sisi-Nya," imbuh Achmad.

Sementara Siti Inayah, anak sulung pasangan Hasan Sadhili dan Nur Fadhilah juga mengaku sudah ikhlas meski masih merasa sedih usai kehilangan ibunya. Apalagi ketika ayahnya mengabarkan ibunya mendapat penghormatan dan dimakamkan di Madinah.

"Saya mendapat kabar dari Ayah melalui telepon seluler Ibu mendapat penghormatan khusus di Madinah. Beliau sudah dimakamkan di sana," kata Inayah.

Dia sebutkan juga bahwa keinginan berangkat ke Tanah Suci bersama adalah keinginan ibunya sejak lama. Sesuai pesan ayahnya, dia akan terus mendoakan ibundanya agar ditempatkan di sisi terbaik Allah SWT.

"Ayah berpesan agar kami anak-anaknya yang di rumah terus mendoakan Ibunda. Semoga beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah dan husnul khatimah," imbuhnya.




(dpe/abq)


Hide Ads