Kemenag Protes Saudia Airlines karena Sering Ubah Kapasitas Seat, Efeknya Domino

Kemenag Protes Saudia Airlines karena Sering Ubah Kapasitas Seat, Efeknya Domino

Hanif Hawari - detikHikmah
Selasa, 06 Jun 2023 14:00 WIB
Prague, Czech Republic - July 20, 2010: B777 Saudia Arabia taxi to takes off PRG Airport
Foto: Getty Images/rebius
Jakarta -

Kementerian Agama (Kemenag) memprotes Saudia Airlines, salah satu maskapai yang melayani penerbangan jemaah haji Indonesia. Saudia sering mengubah kapasitas seat hingga berdampak domino pada jadwal pemberangkatan haji.

"Kita sudah protes keras dan menegurnya. Kita minta mereka menunjukkan professionalitas dalam penerbangan jamaah. Saudia Airlines harus menepati janji, melayani jamaah dengan jujur," tutur Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Saiful Mujab dikutip dari situs Kemenag, Selasa (6/6/2023).

Saudia, menurut Saiful, banyak mengubah kapasitas seat atau kursi pesawat plus perubahan jadwal penerbangan. Masalah ini telah terjadi semenjak awal tahap pemberangkatan jemaah haji. Saudia Airlines menjanjikan jamaah kloter 2 embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS 02), akan diterbangkan dengan kapasitas pesawat 480 orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Faktanya, Saudia Airlines ingkar dengan apa yang dijanjikan sendiri. Maskapai ini terbukti tidak sanggup mendatangkan pesawat berkapasitas 480. Malahan yang datang pesawat dengan kapasitas hanya 405 jemaah," ungkap Saiful.

Saiful mengatakan, insiden ini membuat efek domino dikarenakan jadwal keberangkataan telah disosialisasikan kepada jamaah. Terlebih lagi, jamaah JKS 02 sudah berada di asrama haji Bekasi dan siap untuk diberangkatkan. Jelas insiden ini juga akan berdampak kepada jamaah haji pada kloter-kloter selanjutnya. Tak hanya itu, keterlambatan dan perubahan jadwal penerbangan maskapai Saudia Airlines juga membuat kesal. Pasalnya, sampai hari ini sudah tercatat ada lebih dari 10 kali jadwal penerbangan haji telah dilakukan perubahan.

ADVERTISEMENT

"Banyaknya perubahan kapasitas seat pesawat Saudia Airlines, ditambah dengan perubahan jadwal penerbangan, jelas berakibat pada jemaah, mulai dari terlambatnya proses visa hingga penempatan perhotelan di Madinah," papar Saiful.

Kenyamanan jamaah haji sangat terganggu atas kejadian ini. Bukan hanya berdampak pada pelayanan di asrama haji, tetapi juga berdampak pada hotel di Madinah.

"Saya minta Saudia Airlines profesional, bekerja sesuai kesepakatan dalam kontrak dan tidak seenaknya dan semaunya sendiri mengubah kapasitas seat pesawat dan jadwal penerbangan. Kita bisa melihat bersama bahwa hal itu juga berdampak pada terhambatnya proses visa jemaah haji di Jawa Barat," imbuh Saiful.

Ketidakprofesionalan ini, lanjutnya, jelas merugikan jemaah dan tidak sejalan dengan jargon Saudi untuk memuliakan jemaah haji.

"Saudia Airlines harus juga membuktikan mampu menerapkan prinsip khidmatul hujjaj syarafun lana," tegasnya.

Ada 2 maskapai penerbangan yang melayani jemaah haji Indonesia 2023 ini. Selain Saudia Airlines, ada Garuda Indonesia. Dalam situs Kemenag hingga Senin (5/6/2023) disebutkan tingkat perubahan dan keterlambatan jadwal penerbangan jemaah haji Indonesia tahun 2023 sudah cukup tinggi, angkanya lebih dari 15 kali keterlambatan atau perubahan jadwal. Padahal, saat ini masih dalam tahapan pemberangkatan gelombang pertama yang berlangsung dari 24 Mei sampai 7 Juni 2023.




(hnh/nwk)

Hide Ads