Rombongan perdana jemaah haji khusus Indonesia mendarat di Madinah pada Senin (5/6/2023) dini hari. Sesuai dengan jadwal, ada 283 jemaah dari delapan perusahaan biro umrah yang tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah.
Kedatangan para jemaah tersebut disambut oleh Kabid Pengawasan Haji Khusus Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Mujib Roni yang didampingi Kabid Perlindungan Jemaah Harun Al Rosyid dan Tim Pengawasan Haji Khusus Bandara. Mujib berpesan agar jemaah senantiasa menjaga kesehatan dan menjadi contoh yang baik untuk umat Islam asal Indonesia.
"Jaga kesehatan, sehingga dapat menjalankan rangkaian ibadah haji dengan baik. Tunjukkan bahwa umat Islam Indonesia memiliki keluhuran budi sehingga bisa menjadi contoh umat Islam dunia," tuturnya dikutip dari laman Kemenag, Selasa (6/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, untuk petugas dan penyelenggara Perjalanan Ibadah Haji Khusus (PIHK), Mujib berpesan agar menjaga dan melayani jemaahnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
"Berikan jaminan bahwa seluruh jemaah dapat menjalankan ibadahnya dengan baik dan pulang kembali ke tanah air dengan selamat," ujarnya.
Mujib menjelaskan, para jemaah haji khusus yang sudah tiba di Jeddah ini akan terlebih dahulu menuju Madinah. Mereka akan tinggal selama beberapa hari di Madinah untuk beribadah di Masjid Nabawi dan ziarah ke makam Rasulullah SAW.
Kasi Pengawasan Haji Khusus Daker Madinah PPIH Arab Saudi Rudi Arumbani menambahkan, ada tiga PIHK yang tiba dalam kedatangan pertama ini. Salah satunya adalah PT Patuna Mekar Jaya yang memberangkatkan 29 jemaah haji khusus.
"Jemaah haji khusus pertama yang datang ke Saudi dari Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) PT Patuna Mekar Jaya, mereka ada 29 jemaah dari Jakarta mendarat di Jeddah (Makkah) langsung ke Madinah," katanya.
Para jemaah haji dari PT Patuna Mekar Jaya akan tinggal di Hotel Al Riyad, sementara saat berada di Makkah tinggal di Hotel Ramadhan.
Selain itu, sebanyak 156 jemaah berangkat melalui PT Diyo Siba. Mereka akan tinggal di Hotel Movenpick Madinah dan Hotel Dar Al Gufhron Makkah. Sementara 98 jemaah lainnya, berangkat melalui PT Pancar Ni'mah Mereka tinggal di Hotel Frontel Madinah dan Hotel Dar Al Gufhron Makkah.
Lebih lanjut, Rudi mengatakan, jumlah PIHK yang memberangkatkan jemaah haji khusus tahun 2023 sebanyak 295 perusahaan dari total 501 PIHK. Dari 295 perusahaan tersebut, Rudi mengaku akan terus melakukan pengawasan terkait pelayanan jemaah.
"Pengawasan sudah kita lakukan sejak di Jakarta, kita mengawasi PIHK apakah jemaah mendapatkan fasilitas hotel sesuai yang dijanjikan, makanan, transportasi, kami pastikan bahwa jemaah haji khusus setimpal dengan pembayaran yang cukup mahal," ujar dia.
Rudi juga menjelaskan sejumlah fasilitas dari jemaah haji khusus yang membedakannya dengan jemaah haji reguler. Pertama, aturannya, tempat menginap jemaah haji khusus tidak boleh lebih dari 750 meter dari Masjid Nabawi dan rata-rata jaraknya sekitar 300 sampai 400 meter dengan fasilitas bintang lima.
Dalam hal katering, jemaah haji khusus mendapatkan pelayanan makan prasmanan, kecuali saat di bandara yang mendapatkan makanan dalam kotak.
Selain itu, lanjut Rudi, durasi jemaah haji khusus tinggal di Arab Saudi bervariasi sesuai paket yang ditawarkan. Namun umumnya jemaah haji khusus tinggal dalam jangka waktu sekitar 25-30 hari.
"Minimum 10 hari dan maksimal 30 hari karena ada haji khusus yang melaksanakan Arbain," terangnya.
Kuota jemaah haji khusus Indonesia 2023 sebanyak 18.320. Perinciannya sebanyak 17.680 orang kuota dasar dan tambahan 640 orang. Kedatangan jemaah haji khusus sekitar 75 persen mendarat di Jeddah dan 25 persen sisanya turun di Madinah.
(rah/nwk)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!