Thawaf yang dilakukan ketika pertama kali memasuki Masjidil Haram dinamakan thawaf qudum. Thawaf termasuk dalam salah satu rukun haji yang menentukan keabsahan ibadah seseorang dan tidak dapat diganti dengan denda atau amalan apapun.
Dikutip dari buku Antar Aku ke Tanah Suci karya Dr. H. Miftah Faridl, thawaf adalah aktivitas mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh putaran, dimulai dari arah Hajar Aswad dan berakhir di arah Hajar Aswad pula dengan posisi Ka'bah berada di sebelah kiri (berlawanan dengan arah jarum jam). Thawaf harus dilakukan dalam keadaan suci dari hadats dan najis.
Thawaf yang Dilakukan saat Masuk Masjidil Haram Pertama Kali
Thawaf sendiri memiliki beberapa macam, salah satunya adalah thawaf qudum atau thawaf ketika pertama kali datang sebagai pengganti salat tahiyatul masjid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip Tuntunan Manasik Haji dan Umrah terbitan Kementerian Agama (Kemenag), thawaf qudum adalah thawaf yang dilakukan oleh jemaah haji ifrad atau qiran sebagai bentuk penghormatan kepada Ka'bah. Thawaf yang hukumnya sunnah ini dilakukan ketika pertama kali memasuki Masjidil Haram pada hari pertama kedatangan di Makkah.
Bagi jemaah haji yang melakukan haji tamattu tidak disunahkan untuk melakukan thawaf qudum. Sebab, thawaf qudum sudah termasuk di dalam rangkaian pengamalan thawaf umrah.
Terdapat beberapa jenis thawaf yang kemudian diikuti dengan sa'i. Thawaf qudum adalah salah satunya.
Bagi yang memiliki uzur, terdapat kebolehan untuk menggunakan alat bantu seperti kursi roda yang dapat dilakukan di lantai dua, lantai tiga, dan lantai empat, bahkan jamaah bisa menggunakan skuter matik yang disediakan khusus di lantai tiga. Selain itu, terdapat keringanan atau rukhsah untuk perempuan yang sedang mengalami haid.
Posisi acuan dalam memulai dan mengakhiri putaran Ka'bah ini dapat ditemukan pada salah satu sisi Ka'bah yakni Hajar Aswad. Tepatnya bebatuan berwarna merah kehitam-hitaman yang tertanam di sisi selatan Ka'bah, Makkah pada ketinggian sekitar 1,10 meter.
Thawaf Qudum dengan Memegang Hajar Aswad
Secara umum, hukum memegang, meletakkan jidat, atau mencium Hajar Aswad termasuk dalam sunnah-sunnah thawaf. Kesunnahan tersebut didasarkan pada hadits dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu anhu, ia menceritakan kebiasaan Rasulullah SAW saat melakukan thawaf,
ÙÙÙ Ù Ø£ÙØ±Ù Ø±ÙØ³ÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙ٠صÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙ٠عÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ³ÙÙÙÙÙ Ù ÙÙØ³ÙتÙÙÙÙ Ù Ù ÙÙ٠اÙÙØšÙÙÙØªÙ Ø¥ÙÙÙÙØ§ Ø§ÙØ±ÙÙÙÙÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙ ÙØ§ÙÙÙÙÙÙÙÙÙ
Artinya: "Sesungguhnya Rasulullah SAW beristilam (menyentuh) Rukun Yamani dan Hajar Aswad setiap kali beliau thawaf." (HR Muttafaq 'alaih)
Meski demikian yang perlu diingat oleh tiap muslim, menyentuh dan mencium batu Hajar Aswad saat thawaf tetap harus dihindarkan dari niat kesyirikan atau menyekutukan Allah SWT. Seperti halnya yang dilakukan Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu kala mencontoh Rasulullah SAW.
Begitulah sekilas pembahasan kali ini mengenai thawaf yang dilakukan ketika pertama kali memasuki masjidil haram atau yang dinamakan sebagai thawaf qudum. Semoga informasi kali ini dapat bermanfaat dan kita dapat menjadi orang yang bisa melakukan ibadah haji. Aamiin yaa Rabbalalamiin.
(rah/rah)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina