5 Syarat Wajib Umrah dalam Islam

5 Syarat Wajib Umrah dalam Islam

Nilam Isneni - detikHikmah
Kamis, 11 Mei 2023 09:30 WIB
Ilustrasi haji atau umrah
Ilustrasi syarat wajib umrah dalam Islam. Foto: Getty Images/iStockphoto/Aviator70
Jakarta -

Umrah adalah serangkaian ibadah yang dilakukan di Tanah Suci. Ada sejumlah syarat wajib umrah yang harus dipenuhi para jemaah.

Mengutip Kitab Fiqhul Islam wa Adillatuhu Juz 3 karya Wahbah az-Zuhaili, para ulama sepakat umrah boleh dilakukan kapan saja sepanjang tahun baik di dalam bulan-bulan haji maupun di luarnya.

Artinya, miqat zamani untuk umrah dapat dilakukan sepanjang tahun, sebab tidak terdapat dalil yang mengkhususkan satu waktu tertentu untuk pelaksanaan umrah. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW dahulu melaksanakan umrah dua kali pada bulan Zulkaidah dan pada bulan Syawal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beliau juga bersabda,

عُمْرَةٌ فِي رَمَضَانَ تَعْدِلُ حَجَّةٌ

ADVERTISEMENT

Artinya" Umrah di bulan Ramadan sebanding pahalanya dengan ibadah haji."

Beliau juga pernah bersabda, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,

دَخَلَتِ الْعُمْرَةُ فِي الْحَجِّ - مَرَّتَيْنِ - لَا بَلْ لِأَبَدِ ابد

Artinya: "Umrah telah masuk dalam rangkaian ibadah haji dua kali". Lalu beliau ucapkan ini, 'Tidak, melainkan untuk selama-lamanya."

Menurut jumhur ulama, tidak makruh hukumnya untuk mengulangi umrah dalam setahun. Hal ini didasarkan atas hadits Anas dalam Shahih Bukhari dan Muslim, "Nabi Muhammad SAW melaksanakan umrah empat kali, semuanya pada bulan Zulkaidah ketika beliau menunaikan ibadah haji."

Ahmad Sarwat dalam buku Ensiklopedia Fikih Indonesia: Haji & Umrah, turut menjelaskan pensyariatan umrah di dalam Al-Qur'an dan hadits. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 196,

وَاَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلّٰهِ ۗ

Artinya: "Sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah SWT."

Mengenai hukum umrah juga dijelaskan dalam hadits,

العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما

Artinya: "Dari satu umrah ke umrah yang lainnya menjadi penghapus dosa" (HR Bukhari dan Muslim)

Jabir bin Abdillah RA juga meriwayatkan,

شکل رسول الله عن العمرة أواجبة هي ؟ قال : لا وأن تعتبرها هو أفصل

Artinya: "Rasulullah SAW ditanya tentang hukum umrah, apakah wajib hukumnya? Beliau SAW menjawab. "Tidak, namun melaksanakan umrah itu afdal hukumnya." (HR At-Tirmidzi dan Al-Baihaqi)

Mazhab Syafi'i memandang bahwa ibadah umrah hukumnya wajib bagi tiap muslim yang sudah mampu mengerjakannya. Pendapat ini bersandar pada hadits yang diriwayatkan dari Aisyah RA yang menegaskan bahwa umrah menjadi kewajiban, karena disamakan dengan jihad fi sabilillah yang hukumnya wajib.

Aisyah RA bertanya kepada Rasulullah SAW,

يا رَسُول الله هل على النساء جهادٌ ؟ قال : نعم عَلَيْهِنَّ جَهَادٌ لا قتال فيه: الحج والعمرة

Artinya: "Ya Rasulullah, apakah para wanita wajib berjihad?" Beliau SAW menjawab, 'Ya, tapi jihadnya tanpa pembunuhan, yaitu haji dan umrah.'" (HR Ibnu Majah)

Meskipun mazhab Syafi'i mewajibkan umrah, bukan berarti bila seseorang tidak pernah mengerjakan umrah seumur hidupnya lantas dianggap berdosa. Sebab kedudukan umrah sama dengan haji yang mensyaratkan banyak hal agar hukumnya menjadi wajib, yaitu istitha'ah atau kemampuan.

Syarat Wajib Umrah

Merujuk dari buku Fikih Umrah Menurut Madzhab Imam Syafi'i karya Wahyudi Ibnu Yusuf, berikut 5 syarat wajib umrah:

1. Islam

Syarat wajib umrah yang pertama adalah beragama Islam. Hal ini juga berlaku dalam ibadah haji.

2. Baligh

Jika seseorang sudah baligh, maka ia mendapat kewajiban untuk melaksanakan umrah.

3. Berakal

Umrah diwajibkan atas umat Islam yang berakal. Namun, apabila gila yang ada kemungkinan sembuh, maka jika ia sembuh dan terpenuhi syarat umrah yang lain maka umrah wajib atasnya.

4. Amannya Perjalanan

Hal ini berkaitan atas amannya seseorang baik perjalanan berangkat maupun pulang menuju Makkah.

5. Mampu (Istitha'ah)

Mampu sebagai syarat wajib umrah dijelaskan melalui firman Allah SWT,

فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ ٩٧

Artinya: "Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) Maqam Ibrahim. Siapa yang memasukinya (Baitullah), maka amanlah dia. (Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam." (QS Ali Imran: 97)

Dalam sumber lain dikatakan, merdeka (bukan hamba sahaya) juga termasuk syarat wajib umrah. Sementara itu, dalam buku Jalan Syariat Hakikat dalam Ibadah karya Abu Nur Ahmad Al-Khafi Anwar disebutkan, wajib umrah terdiri dari dua perkara, yaitu berpakaian ihram dari miqat dan meninggalkan perkara-perkara yang dilarang dalam ihram.

Dijelaskan lebih lanjut, apabila ada syarat wajib umrah tersebut yang tidak terpenuhi, maka seseorang tidak wajib melaksanakannya.




(kri/kri)

Hide Ads