Toleransi Beragama Hiasi Tradisi Sadranan di Boyolali

Galeri Hikmah

Toleransi Beragama Hiasi Tradisi Sadranan di Boyolali

ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho - detikHikmah
Sabtu, 11 Mar 2023 15:00 WIB

Boyolali - Tiap jelang Ramadhan, warga desa di Sidorejo, Ginting, Cepogo, Boyolali, sibuk menggelar sadranan. Sadranan ini dipenuhi toleransi dalam beragama.

Sejumlah warga membawa tenong berisi makanan melintas di dekat Gereja Jemaat Kristen Indonesia (GJKI) Korin Efata saat Tradisi Sadranan di Sidorejo, Ginting, Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (11/3/2023). Kegiatan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat setempat dari berbagai ragam keyakinan itu untuk mendoakan para leluhur yang telah meninggal dunia bersama sehingga terwujud kebersamaan dalam keberagaman keyakinan. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.

Sejumlah warga membawa tenong berisi makanan melintas di dekat Gereja Jemaat Kristen Indonesia (GJKI) Korin Efata saat Tradisi Sadranan di Sidorejo, Ginting, Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (11/3/2023). 

Sejumlah warga membawa tenong berisi makanan melintas di dekat Gereja Jemaat Kristen Indonesia (GJKI) Korin Efata saat Tradisi Sadranan di Sidorejo, Ginting, Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (11/3/2023). Kegiatan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat setempat dari berbagai ragam keyakinan itu untuk mendoakan para leluhur yang telah meninggal dunia bersama sehingga terwujud kebersamaan dalam keberagaman keyakinan. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.

Kegiatan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat setempat dari berbagai ragam keyakinan itu untuk mendoakan para leluhur yang telah meninggal dunia bersama sehingga terwujud kebersamaan dalam keberagaman keyakinan.

Sejumlah warga membawa tenong berisi makanan melintas di dekat Gereja Jemaat Kristen Indonesia (GJKI) Korin Efata saat Tradisi Sadranan di Sidorejo, Ginting, Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (11/3/2023). Kegiatan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat setempat dari berbagai ragam keyakinan itu untuk mendoakan para leluhur yang telah meninggal dunia bersama sehingga terwujud kebersamaan dalam keberagaman keyakinan. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.

Menurut warga setempat, Sadranan di Desa Sukabumi diperkirakan sudah ada sejak sekitar tahun 1.500.

Sejumlah warga membawa tenong berisi makanan melintas di dekat Gereja Jemaat Kristen Indonesia (GJKI) Korin Efata saat Tradisi Sadranan di Sidorejo, Ginting, Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (11/3/2023). Kegiatan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat setempat dari berbagai ragam keyakinan itu untuk mendoakan para leluhur yang telah meninggal dunia bersama sehingga terwujud kebersamaan dalam keberagaman keyakinan. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.

Sadranan pada bulan Syaban atau Ruwah juga dimaknai sebagai bulan arwah, masa untuk mendoakan para leluhur. Awalnya tradisi sadranan hanya digelar sederhana. Kini menu dalam sadranan sudah bervariasi meski tak ada pakem khusus untuk jenis makanan yang harus dibawa ke makam.

Toleransi Beragama Hiasi Tradisi Sadranan di Boyolali
Toleransi Beragama Hiasi Tradisi Sadranan di Boyolali
Toleransi Beragama Hiasi Tradisi Sadranan di Boyolali
Toleransi Beragama Hiasi Tradisi Sadranan di Boyolali
Hide Ads