Doa dilancarkan lisan merupakan bacaan yang diajarkan Nabi Musa AS ketika menghadapi Firaun. Doa ini diyakini memudahkan seseorang berbicara di depan umum.
Meski begitu, doa yang dibaca harus diiringi dengan usaha. Misalnya, muslim menguasai materi atau topik pembicaraan yang hendak disampaikan, lalu dia berdoa kepada Allah SWT agar diberi kelancaran dalam berbicara dan mengurangi rasa gugupnya.
Dalam Islam, muslim diperintahkan untuk berdoa. Hal ini sesuai dengan surah Gafir ayat 60 yang berbunyi sebagai berikut:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Artinya: "Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina."
Doa Dilancarkan Lisan: Arab, Latin dan Arti
Menurut buku Ibadah Para Juara yang ditulis Rizem Aizid, doa dilancarkan lisan tercantum dalam ayat suci Al-Qur'an tepatnya pada surah Thaha ayat 25-28. Berikut bunyinya,
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي
Rabbisyraḥ lī ṣadrī wa yassir lī amrī waḥlul 'uqdatam mil lisānī yafqahụ qaulī
Artinya: "Ya Rabb-ku, lapangkanlah dadaku, dan ringankanlah segala urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka mengerti perkataanku."
Waktu Mengamalkan Doa Dilancarkan Lisan
Dilansir dari buku Retorika Dakwah dalam Perspektif Al-Qur'an susunan Suisyanto, doa dilancarkan lisan bisa dibaca sebelum muslim melangsungkan ceramah atau pidato. Dengan membaca doa tersebut, diharapkan muslim diberi kemudahan oleh Allah SWT.
Doa dilancarkan lisan bisa meningkatkan rasa percaya diri muslim serta dihindari dari ucapan yang tak bermanfaat.
Cerita Nabi Musa AS Membaca Doa Dilancarkan Lisan
Mengacu pada sumber yang sama, Nabi Musa AS membaca doa dilancarkan lisan ketika gugup saat diperintahkan Allah SWT untuk berdakwah kepada Firaun. Musa AS memiliki kondisi yang menyebabkannya sulit berbicara fasih, orang lain sulit memahami ucapan beliau.
Meski begitu, sang nabi tidak patah semangat dan putus asa. Dia lalu berdoa kepada Allah SWT dan meminta Harun AS yang menggantikannya untuk berdakwah.
Namun, atas kehendak Allah SWT tiba-tiba lisan Musa AS tidak kelu dan dia bisa berdakwah dengan lancar. Nabi Musa AS bahkan bisa berbicara dengan fasih dan baik.
Wallahu a'lam.
(aeb/lus)












































Komentar Terbanyak
Potret Keluarga Cendana Syukuran Gelar Pahlawan Nasional, Dihadiri Menag
Masjid Palestina Dibakar Pemukim Israel, Kecaman Dunia Menggema
Isi Resolusi PBB untuk Gaza yang Ditolak Hamas