Bacaan Doa Iftitah Arab, Latin dan Artinya

Bacaan Doa Iftitah Arab, Latin dan Artinya

Annisa Dayana Salsabilla - detikHikmah
Sabtu, 24 Feb 2024 14:00 WIB
Muslim man and woman praying for Allah in the mosque together.
Ilustrasi membaca doa iftitah saat sholat. Foto: Getty Images/iStockphoto/FS-Stock
Jakarta -

Doa iftitah merupakan salah satu bacaan sholat. Doa ini dibaca sesudah takbiratul ihram, sebelum surah Al Fatihah.

Dikutip dari buku 125 Masalah Salat karya Muhammad Anis Sumaji, doa iftitah dibaca dengan lirih, tetapi tidak dibaca dalam dua sholat yaitu sholat jenazah dan sholat orang yang terlambat dan mendapati imam sudah berdiri sehingga tidak perlu membaca doa iftitah karena waktunya sudah lewat.

Berikut penjelasan mengenai hukum, bacaan, serta keutamaan dari doa iftitah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hukum Membaca Doa Iftitah

Dikutip dari buku Shalat for Character Building karya M. Fauzi Rachman, para ulama menetapkan bahwa doa iftitah hukumnya sunnah, dan tidak termasuk rukun sholat. Seandainya seseorang meninggalkannya, maka ia tidak perlu melakukan sujud sahwi.

Doa iftitah dilakukan hanya pada rakaat pertama, karena Rasulullah SAW jika bangun untuk mengerjakan rakaat kedua, beliau tidak membaca doa iftitah lagi.

ADVERTISEMENT

Bacaan Doa Iftitah Arab, Latin, dan Artinya

Dikutip dari buku Risalah Tuntunan Lengkap Shalat Plus karya Moh. Rifa'i, terdapat dua bacaan doa iftitah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Pertama, doa iftitah yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA.

اَللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَايَاىَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ . اللَّهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ . اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَاىَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ"

Allahumma baa'id bainii wa baina khathaayaaya kamaa baa'adta bainal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii minal khathaayaa kamaa yunaqqatsawbul abyadlu minaddanasi. Allahummaghsil khathaayaaya bil maai watstsalji walbaradi.

Artinya: "Ya Allah, jauhkanlah aku dari kesalahan dan dosa sebagaimana Engkau menjauhkan timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah diriku dari kesalahan dan dosa sebagaimana telah Engkau bersihkan baju putih dari kotoran. Ya Allah, segala kesalahanku dengan air, salju, dan embun sebersih-bersihnya." (HR Bukhari dan Muslim)

Kedua, doa iftitah yang diriwayatkan oleh Ali RA.

اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ. لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ"

Allaahu akbar kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa'ashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wa maa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil 'aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.

Artinya: "Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji hanya kepunyaan Allah. Maha Suci Allah pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku (hatiku) kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri, dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan yang demikian itulah aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan-Nya. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim."

Keutamaan Doa Iftitah

Meskipun sunnah, ada baiknya ketika sholat membaca doa iftitah mengingat keutamaan dan maknanya yang besar.

Dikutip dari buku 200 Amal Saleh Berpahala Dahsyat karya Abdillah F. Hasan, keutamaan membaca doa iftitah disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Umar RA, ia berkata,

"Ketika kami sholat bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba seseorang mengucapkan Allaahu akbaru kabiraa Walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan waashiilaa. Selesai sholat, Rasulullah SAW bertanya, 'Siapakah yang mengucapkan kalimat tadi?' Seorang sahabat menjawab, 'Saya, wahai Rasulullah.' Beliau lalu bersabda, 'Sungguh aku sangat kagum dengan ucapan tadi sebab pintu-pintu langit dibuka karena kalimat itu'. Kata Ibnu Umar, 'Maka aku tidak pernah meninggalkannya semenjak aku mendengar Rasulullah SAW mengucapkan hal itu."




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads