Rasulullah SAW pernah bersabda perihal munculnya tanduk setan. Menurut sebuah hadits, fitnah akan muncul di wilayah tersebut.
Hadits yang menyebut munculnya tanduk setan ini dikeluarkan Bukhari pada kitab ke-92, kitab Fitnah-fitnah bab ke-16, bab sabda Nabi "Ujian itu dari arah timur." Berikut bunyi haditsnya,
ΨΩΨ―ΩΩΨ«Ω Ψ§Ψ¨ΩΩΩ ΨΉΩΩ ΩΨ±Ω Ψ±ΩΨΆΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΩΩ ΨΉΩΩΩΩΩΩ Ψ§ Ψ£ΩΩΩΩΩΩ Ψ³ΩΩ ΩΨΉΩ Ψ±ΩΨ³ΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΩΩ Ψ΅ΩΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΩΩ ΨΉΩΩΩΩΩΩΩ ΩΩΨ³ΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΩΩΩΩ Ω ΩΨ³ΩΨͺΩΩΩΨ¨ΩΩΩ Ψ§ΩΩΩ ΩΨ΄ΩΨ±ΩΩΩ ΩΩΩΩΩΩΩ : Ψ£ΩΩΨ§Ω Ψ₯ΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΨͺΩΩΩΨ©Ω ΩΩΩΩΩΩΨ§ Ω ΩΩΩ ΨΩΩΩΨ«Ω ΩΩΨ·ΩΩΩΨΉΩ ΩΩΨ±ΩΩΩ Ψ§ΩΨ΄ΩΩΩΩΨ·ΩΨ§ΩΩ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Ibnu Umar RA mendengar Rasulullah SAW bersabda sambil menghadap ke timur, 'Ingatlah sesungguhnya fitnah muncul dari sana, di tempat munculnya tanduk setan'."
Dalam Sunan at-Tirmidzi juga terdapat hadits serupa dan At-Tirmidzi mengatakan hadits ini shahih. Diriwayatkan dari Abd bin Humaid, dari Abdurrazzaq, dari Ma'mar, dari az-Zuhri, dari Salim, dari Ibnu Umar, ia berkata bahwa Rasulullah SAW berkhutbah di atas mimbar lalu bersabda, "Di negeri itulah tempat fitnah," seraya menunjuk ke timur (yaitu tempat munculnya tanduk setan atau tanduk matahari."
Menurut penjelasan dalam buku Fitnah Akhir Zaman karya Rachmat Morado Sugiarto, maksud tanduk setan dalam hadits di atas adalah fitnah-fitnah yang disebarkan oleh setan dan pembuat fitnah-fitnah itu berasal dari kalangan setan manusia.
Ada juga yang menafsirkan maksud tanduk adalah sisi kepala setan yang terlihat ketika setan berdiri tegak sejajar dengan terbitnya matahari, sebagaimana sabda Nabi SAW saat melarang umatnya salat ketika terbit matahari.
Sabda Nabi SAW ini turut dinukil Imam Syafi'i saat menjelaskan waktu-waktu yang dimakruhkan salat dalam kitab Al Umm yang diterjemahkan Fuad Syaifudin Nur. Dari Zaid bin Aslam, dari Atha' bin Yasar, dari Shanabihi mengatakan Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya matahari terbit bersama tanduk setan. Dan jika ia meninggi, ia meninggalkannya (meninggalkan tanduk setan). Ketika ia berada di tengah, ia kembali bersamanya (bersama tanduk setan). Setelah ia condong, ia meninggalkannya (meninggalkan tanduk setan). Dan ketika ia turun sampai terbenam, ia bersamanya (bersama tanduk setan). Setelah ia terbenam, ia meninggalkannya (meninggalkan tanduk setan)."
Rasulullah SAW pun melarang salat pada waktu-waktu itu.
Berkaitan dengan penafsiran tanduk setan adalah sisi kepala setan, M. Quraish Shihab mengatakan dalam buku Yang Tersembunyi bahwa kata "tanduk" ini merupakan ilustrasi dan bukan dalam arti yang hakiki.
Hadits munculnya tanduk setan ini kerap dimaknai sebagai munculnya bencana. Bencana ini dimulai dari arah timur. Dijelaskan dalam Asyrath As-Sa'ah Al-'Alamat Ash-Shugra wa Al-Wustha karya Mahir Ahmad Ash-Shufiy yang diterjemahkan Badruddin dkk, menurut pendapat Ibnu Hajar Al-'Asqalani, permulaan bencana berawal dari timur karena di sanalah tempat kaum muslim terpecah belah. Ada sejumlah kelompok yang muncul dari sana.
Ada yang menafsirkan maksud bencana yang datang dari timur ini adalah tersebarnya kebodohan, sedikitnya pengetahuan, ditinggalkannya Islam, upaya-upaya meraih dunia, menuruti hawa nafsu, berbuat dosa, bermaksiat, dan menghalalkan apa yang diharamkan Allah SWT.
Pendapat tersebut bersandar pada riwayat Abdullah bin Mas'ud RA dan Abu Musa Al-Asy'ari RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Beberapa hari menjelang kiamat akan diturunkan kebodohan, dicabutnya ilmu pengetahuan, dan banyak terjadi al-haraj, yaitu pembunuhan." (HR Bukhari dan Muslim)
Wallahu a'lam.
(kri/lus)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
PBNU Kritik PPATK, Anggap Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Serampangan